Gairah Cinta Berdarah
"Heuh ... Hari ini benar-benar melelahkan," gumam seorang wanita berusia 31 tahun yang saat ini masih duduk di meja kerjanya di dalam kantor yang sudah terlihat sepi.
Dia pun merapikan meja kerjanya lalu mulai bangkit dan keluar dari dalam ruangan Presiden Direktur dimana perusahaannya berada.
Sepi dan hening, itulah kesan pertama yang dia dapatkan saat kakinya mulai keluar dari dalam ruangan, karena ini sudah larut malam maka semua karyawannya pun sudah tidak ada satupun yang tersisa.
Setiap ruangan yang dia lintasi pun nampak sepi dan gelap, hanya suara ketukan yang berasal dari sepatu yang dikenakannya yang kini terdengar nyaring begitu menyeramkan sebenarnya.
Tuk ... Tuk ... Tuk ....
Suara high heels yang dikatakan wanita bernama Asmara Pradipta 31 tahun terdengar begitu menyeramkan bagi siapapun yang mendengarnya, akan tetapi dia sama sekali tidak merasa takut sedikitpun meski suara burung hantu tiba-tiba terdengar dari luar ruangan kantor.
"Astaga, itu burung bukannya tidur malah kelayapan," gumamnya masih berjalan dengan menenteng tas branded yang dia lingkarkan di pergelangan tangan kirinya.
Sampai akhirnya, dia pun sampai di lorong parkiran dimana mobilnya berada, Asmara pun mengangkat tinggi dan menekan kunci mobilnya hingga mobil mewah berwarna putih miliknya pun seketika menyala.
"Sepi amat kayak kuburan, astaga ... apa aku kerja terlalu keras, hingga tengah malam kayak gini baru pulang? padahal harta gak bakalan di bawa mati lho,'' gumamnya lagi masih saja berbicara sendiri.
Ceklek ....
Pintu mobil pun hendak di buka, Mara hendak masuk ke dalam mobil. Namun, tiba-tiba saja dirinya melihat bayangan hitam melintas tepat di seberang mobil miliknya membuat wanita berwajah eksotis itu seketika mendengus kesal.
"Mahluk jahanam, jangan pikir aku takut sama kalian, heuh ..." Teriak Mara suaranya memantul di udara terdengar begitu nyaring.
Setelah itu, dia pun benar-benar masuk ke dalam mobil dan segera menyalakan mobil dan melesat meninggalkan halaman parkiran.
Setelah mobil tersebut benar-benar meninggalkan parkiran, makhluk yang tadi melintas itu pun tiba-tiba saja menunjukkan diri dan tersenyum menyeringai menatap mobil tersebut sampai benar-benar menghilang di telan kegelapan.
"Akhirnya aku menemukanmu keturunan terakhir keluary Pradipta, aku akan membalaskan dendam atas kematian hampir seluruh ras ku yang leluhur mu lenyap'kan 1000 tahun yang lalu. Aku akan menghisap darahmu dan memotong-motong tubuh kamu dan aku lempy ke laut sebagai santapan ikan hiu," ucap Makhluk tersebut mengeluarkan taring di antara gigi putihnya.
Setelah itu, dia pun melesat secepat kilat mengejar mobil yang dikendarai Asmara yang saat mulai sudah melesat di jalanan.
Blug ....
Ckiiiit ....
Mara tiba-tiba saja menginjak pedal rem secara mendadak saat mobil miliknya seperti menabrak seseorang. Dia pun berdecak kesal lalu keluar dari dalam mobil.
"Brengsek, nabrak apaan aku?" Gumamnya mulai membuka pintu mobil.
Ceklek ...
Blug ....
Pintu mobil pun di buka lalu kembali di tutup dengan sedikit bertenaga. Mara berjalan menatap sekeliling dengan perasaan heran karena tidak ada jejak apapun di depan mobilnya padahal dia jelas menabrak seseorang.
"Hah ... Ko gak ada siapa-siapa? Apa tadi aku menabrak hantu? Sial ..." Gumamnya, wajahnya terlihat kesal lalu hendak kembali masuk ke dalam mobil.
Dia pun hendak berbalik, namun tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu yang aneh. Semilir angin tiba-tiba saja berhembus begitu dingin menyapu rambut panjangnya juga menyapu permukaan kulit halusnya hingga membuatnya seketika merinding.
Sosok yang tadi mengikuti mobil Mara pun sudah berada tepat di belakangnya kini, dia nampak tersenyum penuh kemenangan menatap tubuh wanita itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.
'Tamat riwayatmu sekarang manusia jahanam,' (batinnya seketika membuka mulut serta memperlihatkan gigi taringnya.)
Makhluk itu pun membuka mulutnya lebar-lebar menatap leher Asmara dan hendak mengigitnya seketika membayangkan betapa lezatnya darah segar yang akan dia hisap nantinya.
Manis, lezat dan energi serta rasa hausnya seketika pasti akan hilang dan dia sudah benar-benar tidak sabar ingin segera menghisapnya habis dari tubuh wanita yang merupakan keturunan terakhir dari keluarga Pradipta musuh bebuyutannya.
Akan tetapi, kenyataan tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan di dalam otaknya. Karena tiba-tiba saja Asmara menoleh dan seketika terkejut lalu melayangkan tendangan tepat di antara kedua sisi belahan kakinya.
Blug ....
"Argh ..." Makhluk itu seketika meringis kesakitan memegangi pusaka miliknya yang dihantam keras juga bertenaga.
"Brengsek, sedang apa kamu?'' teriak Mara menatap laki-laki asing berdiri tepat dibelakang seperti hendak mencium lehernya.
"Aaaaarrrrhhhg ... Sialan, kenapa kamu tenang di bagian ini?" Teriak laki-laki itu seketika berguling dan terpingkal-pingkal di atas aspal mendekap erat pusaka miliknya yang terasa begitu nyeri tidak tertahankan.
"Kamu siapa? Kamu pasti orang me*um yang mau mempe*kosa aku? Atau, kamu rampok yang mau merampok semua harta aku, hah?"
"Tidak, bukan. Saya justru mau nolongin kamu, saya kira mobil kamu mogok tadi," jawabnya beralasan.
"Bohong ..."
"Betul, Nona. Coba lihat, ban mobil anda terkena paku," ucapnya lagi secepat kilat matanya mengeluarkan sinar laser yang memindahkan paku lalu ditancapkan di ban mobil tersebut tidak terlihat sama sekali oleh mata Mara.
"Lha, ko iya. Ya ampun maaf ya. Saya gak tau kalau ternyata kamu orang baik."
"Makannya, nanya dulu dong jangan main tendang-tendang aja. Pusaka saya sakit tau, pokoknya kamu harus tanggung jawab ya kalau saya sampai im*oten. Aaarhhhhhhhh ... Sakit.''
"Maaf-maaf, saya benar-benar tidak tau kalau--"
"Sudah, bawa saya ke rumah kamu sekarang. Kalau tidak, saya akan melaporkan kamu ke polisi dengan tuduhan kekerasan sek*ual.''
"Dih, ngaco kamu."
"Siapa yang ngaco? Kamu mau lihat pusaka milik saya ini? Sekarang pasti lemes banget gara-gara kamu."
"Nggak, jangan. Dasar me*um,'' Mara seketika menutup wajah dengan telapak tangannya.
"Ya udah, bawa saya ke rumah kamu sekarang juga. Saya janji tidak akan memakan kamu."
"Hah?"
"Maksud saya, saya gak bakalan ngapa-ngapain kamu. Saya gak suka wanita." Ucapnya mencoba untuk berdiri.
"Kamu ho*o?'' Tanya Mara tersenyum mengejek.
"Terserah kamu mau bilang apa? Yang jelas saya harus beristirahat sekarang. Anu saya sakit sekali ini, aaarhhhhhhhh ..." Teriaknya lagi.
"Tapi, gimana mau pulang. Ban mobil aku 'kan kena paku?" jawab Mara menatap ban mobilnya miliknya.
'Dasar bodoh, kenapa pake di ke situin segala si itu paku, dasar bodoh,' ( batin laki-laki tersebut)
''Ya udah gini aja, nama kamu siapa? rumah kamu dimana? Saya bakalan pesenin kamu taksi online,'' tanya Mara menatap wajah tampan laki-laki yang kini terlihat jelas saat laki-laki bertubuh kekar itu mulai berdiri tepat di depan tubuhnya.
''Nama aku Edward Cullen, panggil aja Edd.''
''Edward? mirip nama Vampir di film Twilight, hihihi ...'' ucap Mara terkekeh teringat serial yang menjadi tontonan pavoritnya.
Edward yang kini sudah tidak terlalu kesakitan pun seketika menatap wajah Mara dengan tatapan tajam seraya berjalan mendekati wanita itu. Matanya pun mulai memerah, seiringan dengan itu gigi taring Edward pun mulai kembali keluar dan siap untuk menerkam wanita bernama Asmara Pradipta itu.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
wuih ... hor hor .... eh Edward ati-ati lho ntar kamu malah di bikin cinta Ama mara sama othor .. 🙈🙈
2022-11-01
1
Chusnul Cholifah
horor ternyata
2022-11-01
1