Tamu Perusahaan

Setelah mencapai kesepakatan, Alvian segera mengambil berkas dan melemparkannya pada Zafira. Perempuan itu pun menangkapnya dengan sigap. Setelah itu, Alvian menyerahkan flashdisk tempatnya menyimpan materi presentasi untuk Zafira pelajari terlebih dahulu. Ia juga memberitahu Zafira untuk bertanya pada divisi perencanaan bila ada yang tidak ia pahami. Zafira mengangguk paham, kemudian ia pun segera permisi pada Alvian untuk kembali ke mejanya.

Sementara itu, meskipun ia telah menyerahkan tugas itu pada Zafira, Alvian masih belum merasa tenang. Ia khawatir Zafira gagal melakukan presentasi tersebut dan berakibat gagalnya perusahaan mereka menggaet investor asal Singapura itu untuk berinvestasi di perusahaan mereka.

Dengan wajah kesal, Alvian meraih ponselnya kemudian menekan nomor Nova untuk bicara dengannya.

"Halo," ujar Nova dari seberang sana. Lalu tanpa basa-basi, Alvian pun segera menyemburkan kekesalannya pada Nova yang pergi begitu saja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

"Kau itu apa-apaan, Nova? Kenapa pergi begitu saja? Kau pasti ingat bukan kalau hari ini Mr. Jay akan datang ke mari dan kau bertugas mempresentasikan proposal kerja sama. Kau tahu bukan, kita sudah lama mengincar investor kelas kakap seperti Mr. Jay untuk berinvestasi dengan perusahaan kita. Ini kesempatan besar, Nova, dan kau justru ingin menggagalkannya. Kau tahu, tidak mudah bagi kita untuk mendapatkan investor sekelas Mr. Jay," cecar Alvian tanpa jeda membuat Nova menghela nafas kasar.

"Heh, kau pikir aku sengaja, hah!" teriak Nova dari seberang telepon. "Perutku sakit. Aku tak tahu kalau sarapan yang aku beli pagi tadi berbahan dasar udang. Kau tahu bukan, aku tidak bisa makan makanan yang mengandung udang. Dan kini aku di diopname di rumah sakit. Kalau kau tak percaya, nanti aku kirimkan fotonya. Di sini ada mama juga sebagai saksi. Untung saja pagi tadi aku langsung ke rumah sakit, kalau telat sebentar saja, kau pasti tahu risikonya," pekik Nova tak kalah garang.

Kepalanya sedang cenat-cenut, perutnya masih terasa tak nyaman, lalu Alvian menelponnya dan mencecarnya tanpa menanyakan keadaannya sama sekali, kenapa tidak ia kesal bukan main.

"Makanya jangan suka jajan sembarangan," cetus Alvian tak mau disalahkan.

"Kau pikir aku mau sakit seperti ini." Balasnya ketus.

"Lalu bagaimana dengan presentasi kita? 1 jam lagi Mr. Jay akan tiba," keluh Alvian gusar. Terdengar helaan nafas kasar dari bibirnya. Nova paham, Alvian benar-benar khawatir. Sudah sejak lama Alvian berharap mendapatkan investor sekelas Mr. Jay agar ia dapat membesarkan Alta Corp hingga ke titik puncak tertinggi dan yang lebih penting lagi untuk menunjukkan eksistensinya pada seseorang.

"Kau bisa meminta bantuan Zafira. Ingat, dia kan calon pengganti ku. Atau kamu bisa tunjuk salah satu dari tim perencanaan yang menguasai materi." Nova berujar memberikan saran.

"Bicara memang mudah, tapi melakukannya itu yang sulit. Kau tahu bukan, tim perencanaan kita tidak ada yang memiliki keahlian publik speaking. Sedangkan Mr. Jay bukan investor biasa. Kita harus menggunakan seseorang yang memiliki keahlian publik speaking agar Mr. Jay tertarik berinvestasi dan selama membangun perusahaan ini, hanya kau yang aku percayai memiliki kemampuan itu."

Nova terkekeh, "kalau kau melihat kemampuan Fira nanti, pasti penilaianmu akan berubah seketika. Aku yakin itu. Jangan meremehkan Zafira, Al. Dia bukanlah perempuan sembarangan."

"Ya, kalaupun memang benar, tapi itu kan bertahun-tahun yang lalu. Harus kau ingat, dia telah 7 tahun tidak bekerja, bisa jadi kemampuannya telah hilang tak bersisa."

Nova mendengkus mendengar kata-kata Alvian yang sarat akan keraguan juga cibiran, "kau telah meminta bantuannya?"

"Hemmm ... "

"Dan dia menyanggupi?"

"Hemmm ... " jawab Alvian lagi membuat Nova menggeleng geli.

"Ya sudah, kalau dia menyanggupi, artinya ia mampu. Berikan ia kepercayaan, maka kau akan mendapatkan hasil yang memuaskan," tukas Nova membuat Alvian menghela nafas pasrah.

Setelah berbicara, Alvian pun menutup panggilannya dan beranjak keluar menghampiri meja Zafira. Di mejanya, Zafira tampak begitu fokus menghadap layar komputernya. Ia mempelajari materi meeting dengan cermat agar tidak melakukan kesalahan hingga suara dehaman membuyarkan konsentrasinya.

"Ekhem ... "

Mendengar suara dehaman, Zafira pun mendongak dan gegas berdiri.

"Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya Zafira dengan senyum lembut yang tersungging di bibir merahnya.

"Ya, ambil ini!" Alvian menyerahkan sebuah kartu debit pada Zafira membuat wanita itu mengerutkan keningnya.

"Ini ... "

"Beli pakaian yang bagus dan segera ganti pakaianmu itu," titah Alvian tegas membuat Zafira melongo tak percaya.

"Hah!"

"Telingamu masih berfungsi dengan baik kan? Atau perlu saya bersihkan dulu pakai linggis?" ketus Alvian membuat Zafira menghela nafas.

"Pakaian yang seperti apa ya pak? Apa ... harus seksi seperti sekretaris-sekretaris biasanya?" tanya Zafira bingung.

Alvian mengedikkan bahunya, "terserah. Asal nyaman dan pantas serta ... tidak lusuh dan norak seperti itu," tukasnya acuh tak acuh sambil menunjuk dengan dagunya membuat Zafira mengalihkan pandangannya ke baju yang ia kenakan. "Kau tahu bukan, penampilan menjadi sorotan paling utama saat akan melakukan pertemuan penting. Bisa-bisa mereka sakit mata gara-gara melihat penampilanmu. Penampilan lusuhmu bisa membuat investor meragukan perusahaan kita. Bisa jadi mereka berpikir, perusahaan ini tidak menjamin kesejahteraan karyawannya karena dilihat dari penampilanmu yang ... kau pasti bisa menilai dirimu sendiri," tukasnya.

"Hhmmm ... benar juga sih, pak. Mohon maklum, baju ini saya beli 8 tahun yang lalu jadi ya ... gitu deh," seloroh Zafira sambil menggaruk pelipisnya. Zafira menghela nafasnya, benar juga ujar Alvian pikirnya. Bagaimana investor tertarik dengan proposal mereka kalau melihat penampilan orang yang akan mempresentasikan proposal saja membuat sakit mata. Bisa-bisa mereka gagal fokus karena sakit mata.

Alvian sampai membulatkan matanya, "8 tahun yang lalu?" beo Alvian membuatnya speechless sendiri.

"Baiklah pak. Ini kartu debit Anda, saya bisa pakai uang saya sendiri, pak." Zafira menolak pemberian Alvian membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya. Bila Nova selalu saja dengan senang hati menerima pemberiannya, Zafira justru sebaliknya.

"Tak ada penolakan. Kau pasti ingin membeli pakaian murahan seperti itu lagi kan? Tidak. Beli pakaian di butik yang ada tepat di samping hotel. PINnya xxxxxx," Titahnya tak dapat dibantah sebab sebelum Zafira menolak, Alvian telah terlebih dahulu berlalu dari hadapannya.

...***...

1 jam kemudian Zafira telah rapi dengan pakaian barunya. Zafira membeli pakaian yang layak tapi tetap dengan ukuran yang satu tingkat di atas ukurannya agar kehamilannya tidak tampak begitu nyata. Meskipun hamil 5 bulan, perut Zafira tidak terlihat begitu menonjol membuat tidak ada seorang pun yang menyadari kalau ia sedang hamil saat ini termasuk Alvian. Tubuhnya hanya terlihat lebih berisi dengan pipi yang lebih chubby, dada dan bokong yang makin sintal membuatnya justru kian seksi.

Alvian yang melihat perubahan cara berpakaian Zafira tersenyum tipis, sangat tipis. Tak lama kemudian, Zafira mendapatkan kabar kalau tamu mereka telah tiba. Zafira pun bersiap untuk menyambut tamu-tamu tersebut, begitu pula dengan Alvian dan 2 orang perwakilan dari divisi perencanaan. Hingga saat lift terbuka, rombongan tamu yang ditemani resepsionis perusahaan pun keluar dari kotak besi tersebut. Zafira mengembangkan senyumnya saat melihat para tamu tersebut apalagi saat salah satu dari mereka menyapa Zafira dengan wajah keterkejutannya.

"Zafira ... " ucapnya dengan mata membulat dan senyum merekah, membuat Alvian sampai terperangah melihatnya.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

Wah, ternyata Zafira cukup terkenal ya

2024-04-10

0

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

linggis kegedean keles, pake bulu ayam aja...lbh enak

2024-02-22

0

Sweet Girl

Sweet Girl

kayaknya tadi waktu Alvian nyebut Mr Jay, sepertinya Zafira agak terkejut...🤔

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!