Tantangan

"Zafira ... " gumam seorang laki-laki yang sedang berada di dalam mobil itu. Wanita yang tengah bermain ponsel di sisinya tersentak saat mendengar suaminya mengucapkan nama perempuan yang sempat membuatnya iri dan benci bukan kepalang itu.

"Mas, kamu sebut apa tadi? Kamu sebut nama perempuan itu? Ngapain kamu mengingat-ingat nama perempuan udik itu?" ketus Saskia dengan sorot mata menajam.

Ia sangat-sangat benci dengan nama yang barusan suaminya sebutkan itu. Tidak mudah menahan rasa benci dan cemburu selama bertahun-tahun. Dirinya yang lebih dahulu mengenal sosok Refano, tapi perempuan lain lah yang lebih dahulu memilikinya.

Meskipun kini ia berhasil memiliki Refano, tapi tetap saja ia masih rasa kesal sebab bukan dirinya lah yang pertama dalam hidup Refano, tapi perempuan lain. Ia seakan memperoleh sisa, tapi apalah daya dia terlanjur cinta pada sosok Refano yang juga merupakan sahabatnya itu. Ia bahkan sampai memilih cara licik demi memiliki Refano. Beruntung orang tua Refano mendukung dirinya menjadi bagian dari keluarga itu sehingga saat ia memberitahukan perihal kehamilannya, orang tua Refano langsung mendukung untuk menikahkannya dengan Refano.

"Apa maksud kamu? Aku dari tadi hanya diam. Kau jangan buat keributan pagi-pagi, aku tak suka," ucap Refano dingin membuat Saskia terdiam.

Padahal ia jelas-jelas mendengar Refano menyebut nama Zafira, tapi Refano justru berkilah. Malas berdebat, Saskia terpaksa mengalah.

Sementara itu, mata Refano diam-diam mencari keberadaan Zafira. Ia sangat yakin yang ia lihat tadi adalah Zafira. Tapi sayang, setelah menanggapi Saskia, ia tidak melihat keberadaan Zafira lagi. Terdengar helaan nafas kasar dari bibir Refano. Entah mengapa, akhir-akhir ini perasaannya terasa begitu kacau. Terkadang pikirannya tiba-tiba saja tertuju pada wanita dan anak-anak yang telah diusirnya. Refano memejamkan matanya, berusaha mengusir perasaan yang begitu mengganggunya itu.

'Itu tadi benar Zafira kan? Apa dia bekerja sekarang? Tapi bekerja dimana?' batin Refano seketika bertanya-tanya.

Ia juga mengingat, Zafira tidak membawa apa yang pernah ia berikan seperti perhiasan dan kartu debit yang ternyata hanya berkurang sedikit saja dari jumlah yang selalu ia beri. Bahkan cincin kawinnya pun ia letakkan di atas nakas kamar mereka. Refano mengakui, Zafira begitu menjunjung tinggi harga dirinya. Ia tak pernah mengambil keuntungan dari hubungan mereka selama ini. Refano pun yakin, Zafira hanya menggunakan uang pemberiannya untuk kebutuhan anak-anaknya saja. Bahkan pakaian saja, ia nyaris jarang membeli yang baru sebab hampir semua pakaian Zafira terlihat sangat lusuh. Padahal Refano selalu mengirimkan uang yang cukup untuk kebutuhannya. Ia hanya membeli saat hari raya tiba. Tanpa Refano tahu, ibunya kerap menghinanya dan menganggapnya memanfaatkan harta Refano. Bukan hanya dirinya, orang tuanya pun dijadikan sasaran hinaan Liliana. Padahal Zafira tak pernah melakukan itu. Entah bagaimana kehidupan Zafira sekeluarnya dari rumah mereka, pikir Refano. Ia pun heran dengan dirinya sendiri, mengapa tiba-tiba bisa memikirkan wanita yang telah ia usir itu.

Memikirkan hal itu membuat Refano duduk gelisah di tempatnya. Mata Saskia mendelik tajam. Ia yakin suaminya itu tengah memikirkan istri pertamanya. Saskia mengepalkan tangannya erat-erat hingga bukunya memutih.

'Katanya nggak cinta sama perempuan udik itu, tapi kenapa dia malah terus-terusan keingetan sama dia sih? Kurang ajar. Dasar perempuan udik. Aku pikir dengan menyingkirkan dia dan menjadi istri sah Refano bisa membuatnya jadi milikku seutuhnya, tapi ternyata tidak,' geram Saskia dalam hati. Saskia benar-benar sedang terbakar api cemburu saat ini.

"Saskia," panggil Refano membuat Saskia tersentak dari lamunannya.

"Ah, i-iya, sayang," sahut Saskia gelagapan.

"Atur jadwal kita seminggu ke depan. Kita akan pergi berlibur. Atur saja, kemana kau mau," ucap Refano datar.

Saskia membolakan matanya tak percaya. Raut kesalnya seketika berubah menjadi cerah. Ia tak menyangka Refano mengajaknya liburan. Padahal sebelumnya ia mengajak bulan madu saja, Refano enggan. Tapi kini, justru Refano sendiri lah yang mengajaknya pergi berlibur. Tentu saja ia merasa begitu girang. Saskia lantas memeluk Refano dan mengecup bibirnya singkat.

"Siap, sayang. Ah, aku senang sekali akhirnya bisa liburan sama kamu. Makasih, sayang. Kalau aku mau ke luar negeri, boleh?" tanya Saskia antusias.

"Terserah," jawab Refano datar.

Refano pikir dengan berlibur ia bisa menenangkan perasaannya yang kian tak menentu. Tapi mungkinkah cara ini berhasil?

...***...

"Selamat pagi pak Alvian," ucap Zafira seraya sedikit membungkukkan badannya.

Alvian yang baru saja tiba di di kantornya pun mengangguk tanpa suara. Lalu ia melirik kursi milik Nova yang kosong.

"Mana Nova?"

"Nova sedang ke toilet, pak."

Alvian mengangguk kemudian segera berlalu dari sana.

"Ra, loe handel kerjaanku ya hari ini. Perutku melilit banget. Kayaknya salah makan tadi." Ujar Nova. "Nih, liat schedule pak Alvian terus ini, anterin berkas-berkas ini segera sebelum singa ngamuk," imbuhnya sambil menghempaskan setumpuk berkas ke depan Zafira membuat wanita itu melongo. Tak mempedulikan kebingungan Zafira, Nova justru segera berlalu dari sana sambil memegang perutnya.

"Nov, gimana kalo pak Al nanyain kamu?" pekik Zafira sebelum Nova menghilang masuk ke dalam lift.

"Bilang aja aku sakit. Entar aku kirim pesan ke dia biar nggak semena-mena sama kamu," sahutnya kemudian segera menghilang masuk ke dalam lift. Terdengar helaan nafas kasar dari bibir bergincu merah muda Zafira. Mau tak mau, ia harus melakukan apa yang Nova perintahkan. Bukankah ia sebentar lagi akan menjadi sekretaris Alvian, jadi mulai sekarang ia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi keanehan-keanehan sang a

...***...

Tok tok tok ...

"Masuk," seru Alvian dari dalam ruangannya. Zafira pun bergegas masuk sambil memeluk setumpuk berkas dan tablet di bagian paling atas.

Setelah berada di dalam ruangan Alvian, Zafira pun bergegas meletakkan dokumen-dokumen itu dan beringsut sedikit menjauh untuk membacakan schedule Alvian hari itu.

Sadar bukan Nova yang masuk ke ruangannya, Alvian pun mengangkat wajahnya dan mengerutkan kening.

"Kamu?" gumam Alvian. "Nova mana?" tanya Alvian merasa heran bukan Nova yang mengantarkan dokumen-dokumen penting itu. Bukankah Zafira belum resmi jadi sekretarisnya, tetapi mengapa Zafira lah yang muncul pagi ini di ruangannya. Belum lagi sebentar lagi mereka akan mengadakan meeting dengan salah satu investor yang berniat berinvestasi di perusahaan mereka dan tugas Nova lah untuk melakukan presentasi. Tetapi dia justru tidak ada.

"Nova sakit perut, pak. Dia tadi pulang terburu-buru. Mungkin dia ada salah makan pagi ini. Katanya dia akan segera menghubungi pak Alvian," ujar Zafira mengatakan yang sebenarnya.

Brakkk ...

Alvian membanting berkas yang ada di tangannya dengan rahang mengeras. Bagaimana Nova bisa seenaknya saja pikirnya. Makin hari kelakuan sekretarisnya itu makin seenaknya saja. Bagaimana ia pergi begitu saja tanpa memikirkan kalau mereka akan mengadakan meeting pukul 10 nanti. Alvian tentu saja khawatir. Yang akan datang nanti merupakan investor besar yang berasal dari Singapura. Tentu ini kesempatan besar untuk mengembangkan usahanya agar kian jaya hingga bisa mengalahkan rivalnya.

Zafira sampai berjengit kaget hingga reflek memundurkan langkahnya. Ekspresi Alvian yang sedang murka terlihat kentara membuat Zafira khawatir.

"Soal. Bagaimana Nova bisa seenaknya pergi tanpa pemberitahuan begini. Padahal tak sampai 2 jam lagi Mr. Jay akan datang," geram Alvian dengan gigi bergemeluk.

"Me-memang Nova harus melakukan apa, pak?" tanya Zafira mencoba memberanikan diri.

Mata Alvian memicing dengan pandangan remeh, "memangnya kau bisa apa, hah? Nova harus melakukan presentasi dengan Mr. Jay, kau pikir kau bisa menggantikannya?"

"Mr. Jay?" gumam Zafira yang ditanggapi Alvian dengan pandangan mencibir.

"Kau tidak bisa kan?"

"Kalau saya bisa, apakah bapak akan langsung menerima saya menjadi sekretaris Anda?" Bukannya menjawab, Zafira justru balik bertanya seolah menantang membuat Alvian tergelak.

"Kau menantangku? Boleh juga. Tapi kalau kau gagal ... "

"Saya akan langsung mengundurkan diri dari masa percobaan menjadi calon sekretaris Anda." Zafira menjawab dengan cepat namun tenang membuat Alvian sedikit terperangah dengan kepercayaan diri Zafira.

"Oke. Deal." Entah bagaimana, Alvian tiba-tiba saja menyetujui tantangan Zafira. Padahal ia tidak pernah langsung percaya begitu saja dengan orang lain. Tapi dengan Zafira ... ia merasa sedikit berbeda.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

smoga berhasil Zafira

2024-04-10

0

Erlinda

Erlinda

ayo zafira tunjukkan ke mampuan mu jgn kecewakan sahabatmu Nova yg sudah membantu mu..dan jgn terpaku dgn masa kelam mu bersama sang mantan .inilah kesempatan mu utk bangkit

2024-02-18

2

MOMMY

MOMMY

sukses lanjut liatkn kmamammpuanmu Zafira🤗🤗🤗🤗🤗💖💖💖💖💖💖💖

2024-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!