Baik tapi nyebelin

Zafira tampak merebahkan punggungnya di sandaran sofa. Sepulangnya dari tempat kerjanya, Zafira pun bergegas mandi kemudian ikut bergabung dengan sang ibu yang sedang menonton layar berukuran 20 inci di hadapan mereka.

"Bagaimana kerjaan kamu, nak? Lancar? Bos kamu juga gimana?" tanya sang ibu sambil menarik kepala sang putri agar rebahan di pangkuannya.

Meskipun Zafira telah memiliki 2 orang anak, bahkan sebentar lagi bertambah menjadi 3, tapi Bu Mayang tetap memperlakukannya bak anak kecil yang membutuhkan kasih sayang. Apalagi Zafira adalah anak satu-satunya. Dulu Zafira sebenarnya memiliki satu orang saudara lagi, tapi sudah meninggal saat berusia 2 tahun karena tercebur ke dalam sumur. Sejak saat itu, pak Ahmad dan Bu Mayang begitu protektif terhadap Zafira. Sebisa mungkin mereka ingin membahagiakan anak satu-satunya itu. Tapi nasib malang, anak perempuan yang mereka sayang-sayang justru disakiti oleh orang lain yang bergelar suami dan mertuanya. Hingga saat ini pun Bu Mayang tidak terima perlakuan keluarga besar Refano. Setiap malam ia berdoa, memohon keadilan untuk putrinya yang berhati serapuh kaca tapi bermental seteguh karang di lautan lepas.

"Pekerjaan Fira lancar kok, Bu. Bos Fira juga baik. Tapi nyebelin." Tentu saja kalimat yang terakhir itu hanya ia ucapkan dalam hati. Ia tentu tak mau membuat ibunya khawatir.

Ya, sebenarnya apa yang diucapkan Zafira itu tidak ada yang salah. Bosnya itu memang benar-benar menyebalkan. Bagaimana tidak, drama membuat kopi lagi tadi berlangsung hingga 5 kali membuatkan kopi yang baru. Bila yang pertama kemanisan, maka yang kedua kepahitan, yang ketiga hambar, yang keempat terlalu panas, barulah yang kelima kopi itu terasa pas di lidahnya. Tapi yang membuat Zafira dongkol dan yakin kalau atasannya itu sengaja mengerjainya sebab kopi yang ke-lima itu ia buat dengan takaran sama persis dengan kopi cangkir pertama, 2 sendok teh kopi dan 1 sendok teh gula. Lalu dengan santainya ia mengatakan, 'nah, ini baru pas. Tidak terlalu panas dan rasanya sesuai dengan lidah saya.' tukasnya sambil menikmati kopi buatannya. Dan yang lebih membingungkan, ke-lima cangkir kopi itu benar-benar diminumnya hingga hanya menyisakan ampas. Apakah benar pak Alvian tak suka membuang-buang makanan hingga kopi itupun tetap ditandaskannya tanpa sisa meskipun rasanya tidak sesuai lidahnya?

Zafira tetap menyunggingkan senyum selebar mungkin setelah mendengar penuturan Alvian yang mengatakan rasa kopinya sudah pas. Tidak mungkin kan ia menunjukkan ekspresi dongkolnya di hadapan sang calon atasan sebab ia belum resmi menjadi atasan. Dia saja masih masa percobaan kok. Lagipula selagi ulah Alvian masih dalam batas kewajaran, Zafira tidak akan mempersoalkannya.

Setelah drama kopi berakhir, Zafira pun kembali ke meja kerjanya. Mondar-mandir dari ruangan bos ke pantry dan sebaliknya membuat kakinya terasa pegal. Sambil duduk, ia memijat betisnya yang terasa benar-benar pegal. Nova yang melihatnya pun merasa kasihan. Lantas ia menuju pantry dan membawakannya segelas air putih dingin. Zafira menerimanya setelah mengucapkan terima kasih dan meminumnya. Terlalu fokus dengan kopi sang bos membuatnya mengabaikan tenggorokannya sendiri yang telah haus.

"Pegel bener ya?" tanya Nova iba.

"Nggak juga sih. Mungkin ini efek kehamilanku jadi lebih mudah capek," jawab Zafira sambil mengulas senyum agar Nova tidak terlalu khawatir.

"Perut kamu nggak papa kan?" tanya Nova khawatir. Bukankah biasanya wanita hamil tidak boleh terlalu capek, pikirnya. Ia khawatir ulah Alvian membuat kehamilan Zafira terganggu.

Zafira terkekeh, "aku nggak papa kok. Aku nggak selemah itu. Aku malah pernah jalan lebih dari satu kilometer gara-gara mobilku mogok di tempat sepi waktu mau jemput Regina. Setelah jemput Regina, baru deh aku cari orang bengkel yang bisa benerin mobil aku. Dan Alhamdulillah, aku sama baby nggak papa. Dia anak yang kuat." Ujar Zafira santai tapi tidak bagi sahabatnya yang bar-bar itu. Matanya justru berkaca-kaca membayangkan Zafira berjalan kaki jauh-jauh dengan perut dalam keadaan hamil.

"Kamu benar, Ra, dia anak yang kuat. Sama seperti mamanya. Dia anak yang pengertian juga. Dia tahu, mamanya sedang tidak baik-baik saja, tapi ia tetap tumbuh dengan baik."

"Kamu benar Ra. Selama hamil dia, aku nggak pernah ngidam sesuatu yang aneh-aneh. Aku juga nggak morning sickness. Paling ya mudah lelah aja, namanya bawa dua badan. Aku seneng, sepertinya dia akan tumbuh jadi anak yang super pengertian sama seperti kakak-kakaknya. Aku sangat bersyukur," ucapnya sambil tersenyum dengan telapak tangan sibuk mengusap perutnya dari dalam blazer yang ia kenakan.

Siangnya, tiba saatnya makan siang. Zafira baru tau, Alvian membebaskan mereka memesan makanan apapun dari luar dengan menggunakan kartu khusus keperluannya yang dititipkan dengan Nova. Menurut Nova, ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan Alvian agar sekretarisnya bisa bekerja secara maksimal.

Zafira pun menyerahkan semua pilihan menu makan siang pada Nova. Ia masih belum berani membeli makanan sesuai dengan keinginannya. Ia takut dibilang aji mumpung. Selain itu, ia juga tadi sudah membawa bekal. Walaupun hanya masakan sederhana, nasi plus sayur katuk dan telur mata sapi, tapi baginya itu sudah cukup.

Mata Zafira terbelalak saat melihat makan siang mereka yang bukan hanya banyak tapi juga beragam dan semuanya terlihat enak. Ya wajarlah enak, mereka memesan ini dari restoran di hotel yang ada tepat di samping gedung perusahaan mereka.

"Apa pak Alvian nggak marah kita pesan sebanyak ini?" tanya Zafira khawatir.

"Nggak kok, tenang aja. Yang penting kita habiskan, dia nggak akan marah. Oh ya Ra, ini jus alpukat buat kamu. Nah yang ini, tolong anterin ke dalam. Biar makanan kita, aku yang siapin." Tukas Nova memberi perintah.

Dengan patuh, Zafira pun segera mengantarkan makan siang sang atasan yang tampak masih sibuk dengan pekerjaannya. Setelah Zafira mengingatkan untuk makan siang, Alvian pun mengangguk dan meminta ia dan Nova ikut makan di dalam ruangannya. Ia pikir, Alvian adalah tipe atasan dan orang kaya yang sombong dan menganggap rendah bawahannya. Nyatanya tidak, ia malah tak sungkan makan bersama mereka. Bahkan Alvian pun tak sungkan makan tanpa menggunakan sendok. Ia makan dengan begitu lahap dan tanpa menyisakan sebutir nasi pun. Dari situlah, Zafira menilai, meskipun Alvian bos yang menyebalkan, tetapi sebaliknya hatinya baik. Tapi entahlah, ia belum bisa benar-benar mengenal sifat atasannya itu sebab ia baru mengenalnya hari itu.

"Alhamdulillah kalau bos kamu baik. Tapi gimana, dia nggak masalah kan kamu kerja dalam keadaan hamil gini?"

"Sebenarnya kata Nova sih nggak masalah, cuma Bu, itu kan untuk pegawai lama. Kalau yang baru biasanya kan banyak pertimbangan. Belum lagi pas mau lahiran, harus mengajukan cuti. Masa' belum lama kerja udah ngajuin cuti, pasti bos Fira entar berpikir gitu. Jadi dia bakal ngutamain yang nggak hamil. Karena itu, untuk sementara masa percobaan ini, Fira nggak kasi tau. Kalau perlu biarin pak Alvian tau dengan sendirinya. Biar dia nggak khawatir kalau kehamilan Fira bakal ganggu kinerja Fira. Fira bakal buktiin, kehamilan bukan alasan untuk Fira tidak bekerja dengan baik. Justru kehamilan ini membuat Fira makin bersemangat untuk berjuang sebab anak-anak dan ibu adalah mood booster bagi Fira," tukasnya seraya tersenyum.

"Assalamu'alaikum," seru Regin dan Refina yang baru saja masuk ke dalam rumah. "Mama," seru mereka girang sambil berhamburan memeluk sang mama.

Zafira tersenyum lebar melihat anaknya yang memakai jilbab dan gamis lengkap dengan tas di punggung mereka.

"Gimana ngajinya? Enak?" tanya Zafira.

Ya, Regina dan Refina baru saja pulang mengaji. Mereka mengaji di mushola yang tak jauh dari kontrakan mereka.

"Enak mama. Di sana Regi sama Refi banyak temen. Temen-temen Regi dan Refi baik semua. Regi seneng ngaji di sana."

"Iya mama, Bu us ... us ... us apa tadi kak?"

"Ustazah, dek," sambung Regina cepat.

"Iya, bu ustajahnya juga baik, ma. Lefi dikasi coklat kalena bisa baca doa sebelum makan," ujar Refina girang menceritakan pengalamannya mengaji di mushola tadi.

"Wah, anak mama emang pinter-pinter. Tapi meskipun begitu, kalian tetap harus belajar ya."

"Siap mama," seru keduanya girang.

...***...

Cahaya mentari telah mulai meninggi, itu tandanya aktivitas manusia akan dimulai kembali setelah sejenak mereka melabuhkan diri ke peraduan untuk mengistirahatkan raga yang lelah. Begitu pula dengan Zafira, ia telah bersiap dengan tas selempang miliknya dan sebuah paper bag berisi bekal makan siangnya.

Begitu pula Regina yang telah rapi dengan seragam sekolahnya. Rambutnya dikuncir kuda membuat Regina terlihat begitu menggemaskan. Setelah semuanya siap, mereka pun segera berpamitan dengan sang ibu dan tak lupa Refina, barulah setelahnya mereka berangkat dengan ojek langganan yang merupakan tetangga mereka sendiri. Zafira tidak ingin merepotkan Nova terlalu banyak. Nova telah banyak membantunya beberapa hari ini. Apalagi jarak rumah Nova dan dirinya cukup jauh. Mempertimbangkan hal tersebut, Zafira pun meminta Nova tidak menjemputnya lagi. Untuk pergi bekerja ia bisa menggunakan ojek langganan yang merupakan tetangganya sendiri.

Zafira meminta pak Ali mengantarkan mereka ke sekolah Regina terlebih dahulu. Setelahnya barulah mereka menuju kantor. Saat di lampu merah, sebuah mobil berhenti tepat di samping motor yang ditumpangi Zafira. Seseorang yang duduk di dalamnya sampai menegakkan punggungnya saat melihat keberadaan Zafira yang sedang duduk di boncengan sebuah motor.

"Zafira ... "

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

siapa yg di dalam mobil tsb, Refano kah?

2024-04-10

0

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

pasti begah bin kembung dah, si Alvian ya

2024-04-10

0

Sweet Girl

Sweet Girl

wa'alaykumussalaam Warohmatullohi Wabarokaatuh

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!