Rencana Liliana

Tak ingin membuat sang ibu mertua marah, Zafira lantas segera membuatkan teh dan menyiapkan beberapa makanan untuk tamu sang ibu mertua. Zafira juga meminta tolong Bik Mina untuk membuatkan Refina susu. Memang sudah kebiasaan Refina meminum segelas susu hangat sebelum tidur, baik itu tidur siang maupun malam. Karena ini sudah waktunya Refina tidur siang, jadi Zafira hendak membuatkan Refina segelas susu rasa madu. Namun, karena Liliana memintanya membuatkan teh dan makanan untuk tamu-tamunya, jadi dengan terpaksa ia meminta tolong Bik Mina untuk membuatkannya.

"Terima kasih ya, bik. Kalau Refi nanyain Fira, bilang aja Fira sedang sakit perut," tutur Zafira terpaksa berdusta sebab biasanya Refina baru tertidur setelah ia memeluk dan mengusap kepalanya.

Bik Mina tersenyum maklum. Ia sedikit banyak tahu kebiasaan anak-anak Zafira. Ia pun merasa iba dengan keadaan Zafira. Tapi sayang, ia hanyalah seorang pembantu rumah tangga, ia tak memiliki kuasa untuk membantu Zafira dan anak-anaknya.

"Nggak usah makasih-makasih segala kayak sama siapa saja," omel bik Mina sambil bersungut-sungut. Namun, setelahnya ia tersenyum. Ia sangat menyukai nyonya mudanya itu yang bukan hanya cantik, tapi baik, ramah, dan lemah lembut. Tapi sayang, kelebihannya tetap tidak membuat keluarga itu bisa benar-benar menerimanya. Majikannya terlalu pongah dan mengutamakan bibit, bebet, dan bobot sehingga mau sehebat apapun Zafira, mereka tetap tak bisa menerimanya hanya karena satu alasan, yaitu Zafira terlahir dari keluarga biasa saja. Bahkan orang tua Zafira tinggal di kampung membuat majikannya kian tak menyukainya.

Zafira tersenyum yang di saat bersamaan ia baru saja selesai menyiapkan teh dan camilan untuk tamu ibu mertuanya. Kemudian ia pun bergegas mengantarkan minuman tersebut untuk para tamu tersebut.

Setibanya di ruang tamu, Zafira pun segera menghidangkan makanan dan minuman tersebut sambil tersenyum ramah. Tapi berbanding terbalik dengan tatapan para tamu sang ibu mertua yang menatapnya dengan tatapan penuh menyelidik bahkan ada yang menatap dengan tatapan mencemooh.

"Dia art kamu jeng?" celetuk salah seorang teman Liliana.

Wajah Liliana sontak memberengut masam, "sebenarnya sih bukan."

Zafira yang baru saja hendak beranjak diam-diam mengulum senyum. Hatinya menghangat saat mertuanya tidak menganggapnya seorang art.

"Maksudnya?" celetuk wanita itu lagi dengan dahi berkerut.

"Dia itu menantu jeng Liliana, jeng." Timpal yang lain yang memang sudah mengetahui perihal siapa itu Zafira.

"Hah! Yang benar aja. Jadi dia istri putramu, Refano? Masa' selera putramu kayak gitu sih, jeng?"

Liliana mendengkus, "kata siapa dia selera Refano. Kalo bukan kakek Refano yang memaksa, mana mau anakku yang sempurna dengan perempuan kampung kayak gitu."

Zafira memang sudah berjalan menjauh, tapi suara percakapan itu masih cukup terdengar di telinganya. Mendengar kata-kata tersebut, perasaan hangat tadi tiba-tiba terhempas. Sakit. Bahkan setelah 7 tahun menjadi menantu di dalam keluarga itu, ia tetap saja dipandang rendah dan hina. Sehina itukah dirinya di mata orang-orang itu? Apakah dirinya memang tak pantas menjadi bagian dari keluarga ini? Seandainya bisa, Zafira telah menolak perjodohan itu. Bahkan orang tuanya pun sempat menolak karena takut hal seperti inilah terjadi pada Putri mereka. Tapi karena keluarga mereka pun pernah memiliki hutang budi, mereka jadi tidak kuasa untuk menolak. Kakek Refano mengancam akan menagih hutang-hutang biaya perawatan ayahnya dulu. Dahulu, saat Zafira masih kecil, ayahnya pernah mengalami sakit jantung dan untuk mengobatinya dibutuhkan biaya yang besar. Lalu datanglah kakek Refano menawarkan bantuan. Ayah mereka tak menyangka, kakek Refano menggunakan hutang budi itu untuk membuatnya terpaksa menerima perjodohan itu. Tapi kakek Refano berjanji, Zafira akan bahagia menjadi bagian dalam keluarga itu. Tapi sayang, janji tinggal janji. Setelah kepergian kakek Refano, sikap asli mereka keluar. Mereka terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan mereka pada Zafira. Zafira yang tidak ingin keluarganya bersedih dan sakit jantung ayahnya kambuh pun terpaksa menerima segalanya dengan tabah. Ia tak pernah sekalipun menceritakan perlakuan keluarga itu pada orang tuanya dengan harapan perlahan hati suami dan mertuanya melembut dan mau menerima dirinya dengan hati yang tulus.

Tapi, hingga 7 tahun berlalu ternyata semua tak ada yang berubah. Dirinya tetap saja merasa seperti orang asing di dalam keluarga itu. Bahkan ibu mertuanya kerap memperlakukannya seperti seorang pembantu. Sampai kapankah ia mampu bertahan, ia tak tahu.

"Dia cantik sih, tapi gayanya itu ... Mana kusam banget," timpalnya lagi.

Zafira sebenarnya cantik. Tapi kesibukannya mengurus rumah tangga keluarga belum lagi kedua anak dan suaminya membuatnya tidak memiliki waktu untuk sekedar merawat diri. Ditambah ia sedang hamil, membuatnya mudah kelelahan, alhasil ia benar-benar tak sempat untuk mengurus dirinya sendiri sebab bila ia memiliki waktu luang, ia lebih memilih mengistirahatkan dirinya.

"Jeng, kayaknya Fira hamil anak cewek lagi tuh!" celetuk teman Liliana yang tahu keluarga itu menginginkan cucu laki-laki, bukan perempuan.

"Iya kah? Duh, bisa-bisa rumah ini jadi kayak tempat penampungan anak, udah kayak panti aja, kalo lagi-lagi anaknya perempuan."

"Iya, itu tuh perutnya melebar gitu, itu ciri hamil anak perempuan."

"Iya, bener. Aku dulu hamil Si Anca juga gitu. Emang kenapa kalau hamil anak perempuan?"

"Kami itu butuh penerus YG Group. Kalo lagi-lagi lahir anak cewek, bisa-bisa YG Group nggak ada penerus. Aku nggak mau kalau YG Group sampai jatuh ke tangan anak-anak saudara suamiku. Kamu tahu kan, YG Group itu perusahaan keluarga. Jadi harus ada penerus laki-laki kalau tetap mau mempertahankan perusahaan." Liliana menjelaskan.

"Jeng kok pusing-pusing sih, suruh nikah lagi aja. Jeng kan tahu, Saskia dari dulu suka sama Refano, tapi Refano malah selalu nganggap Saskia sahabat. Aku yakin, Saskia bisa mewujudkan keinginan jeng untuk punya cucu laki-laki. Lihat aja, kakak Saskia, Lidia, anaknya udah 3, laki-laki semua. Aku yakin, Saskia pun sama kayak Lidia, bisa kasi anak laki-laki yang banyak malah."

Sontak saja, kata-kata wanita paruh baya bernama Merry itu membuat mata Liliana berbinar. Ia lantas tersenyum lebar.

"Kamu benar juga, Mer. Bagaimana kalau kita jodohkan anak kita?" tukas Liliana seolah tidak merasa bersalah pada Zafira.

Degh ...

Hati Zafira seketika berdenyut nyeri. Ia yang tadinya hendak mengantarkan kue yang baru saja ia buat sontak menegang di tempat. Tubuhnya seketika kaku, ia tak menyangka, mertuanya bisa memiliki niat seperti itu.

...***...

"Ma, Minggu depan ada acara di sekolah Regi. Mama sama papa disuruh datang. Nanti Regi disuruh nyanyi, Ma. Kira-kira papa mau datang nggak Ma ya?" tutur Regina dengan wajah sendunya. Melihat sikap sang papa yang selalu acuh padanya membuat Regina ragu sendiri. Bahkan saat Regina ulang tahun pun, tak pernah sekalipun papanya memberikan ucapan selamat apalagi memberikan kado.

Hati Zafira bagai disayat-sayat sembilu. Perihnya merajam hati. Zafira menggigit bibirnya. Lidahnya kelu. Bahkan tangannya sudah bergetar dengan mata memanas.

Namun sebisa mungkin ia berusaha untuk tetap bersikap tenang dan tersenyum. Ia mengusap lembut surai panjang putri sulungnya.

"Nanti mama coba tanya sama papa ya, papa sibuk nggak. Regina jangan sedih, papa kan sibuk kerja, sayang, bukannya nggak mau. Papa kerja cari duit untuk siapa, coba? Untuk kita semua, untuk beli susu Refi, untuk bayar sekolah Regi, untuk jajan, untuk belanja beras, sayur, ayam, daging, buah, dan lain-lain. Regi jangan sedih ya, sayang. Kan ada mama, mama pasti akan datang. Mama kan mau lihat putri cantiknya mama nyanyi. Refi pasti juga mau lihat kak Regi nyanyi kan, sayang?" Zafira menoleh ke arah Refina yang sedang bersandar di pundaknya.

"Iya ma, Lefi mau nonton kak Legi nyanyi. Kak, Lefi boleh ikutan nyanyi nggak? Lefi juga mau nyanyi. Mau nali juga," ujar Refina dengan mata berbinar.

"Yang boleh nyanyi cuma yang sekolah jadi Refi nggak boleh ikutan," sahut Regina membuat Refina memberengut masam.

"Yah, kan Lefi mau nyanyi juga kak. Lefi mau sekolah juga deh kalau kayak gitu, Lefi mau sekolah sama kak Legi boleh Ma?" tanya Refina dengan suara cadelnya yang tidak bisa mengucapkan huruf R.

Sontak saja tawa Zafira pecah mendengar permintaan Refina, belum lagi ekspresinya yang menggemaskan. Kemudian ia memeluk kedua putrinya dan mencium kedua pipinya gemas. Dalam hati ia berdoa, semoga suatu hari hati suami dan mertuanya melembut sehingga dapat menerima kedua putrinya yang lucu dan menggemaskan ini. Padahal apa kurangnya putri-putrinya, selain pintar, mereka juga memiliki kulit yang putih, mata bulat, bulu mata lentik, senyum yang menawan, hidung bangir, rambut panjang dan hitam. Bila Rambut Regina lurus, maka rambut Refina sedikit bergelombang, namun tetap terlihat indah, sesuai dengan parasnya.

Lagi-lagi, Zafira mengusap perutnya yang sudah sedikit membukit. Bolehkah ia berharap anak yang ia kandung laki-laki agar ia memperoleh kasih sayang keluarga suaminya? Tapi secepat mungkin Zafira menggeleng, tidak. Ia tidak akan meminta itu. Baik laki-laki ataupun perempuan, sama saja, mereka adalah anugerah yang Kuasa. Yang utama bukankah anaknya lahir sehat sempurna tanpa satu kurang apapun. Ya, hanya itulah yang akan ia minta pada Tuhannya.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Essy Kehi

Essy Kehi

baru baca saja sudah ada butiran bening di pipiku...

2024-04-18

1

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

ngenes banget ya, jadi Zhafira inih...

2024-04-03

0

Happy Family

Happy Family

sebenarnya boleh boleh saja meminta pd NYA... tp usah minta jelek² atau muluk² atau yg wah wah gitu... sederhana aja...

2024-02-14

2

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!