HARUSNYA AKU

Ini adalah kisah cinta Alena dan Bian yang tidak bisa hidup bersama karena tidak mendapatkan restu dari kedua orang tua mereka. Terkadang ujian dan Cobaan dalam masalah Percintaan itu memang begitu. Jika tidak datang dari pasangan itu sendiri, maka akan datang dari pihak orang tua. Terkadang memang begitu yang terjadi didalam Sebuah hubungan.

Inilah kisah mereka yang telah lama bersama, namun pada akhirnya kalah dengan pertentangan hubungan karena orang tua yang tidak merestui.

Alena, adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran. Sedangkan Bima hanyalah seorang pegawai apoteker di sebuah Farma yang lumayan terkenal. Itu Merunut pandangan orang-orang mengenai Bima. Namun Siapa sangka Bima bisa mendapatkan hati Alena yang sering datang ke sana. Entah itu hanya sekedar lewat saja, atau bahkan Alena berpura-pura membeli obat di .sana hanya demi bertemu dengan Bima. Cinta yang tumbuh diantara mereka Sangat cepat, Mereka saling berbagi Pengalaman, saling bercerita Mengenai diri masing-masing. Hingga tanpa sadar hubungan itu terjalin dengan sangat baik selama beberapa tahun.

Dan kini Alena hampir menyelesaikan Kuliahnya dengan nilai terbaik. Semua itu karena dukungan dari Bima. Bima tidak pernah menyerah untuk menyemangati Alena agar teru bersemangat mengerjakan tugas kuliahnya. Karena sebenarnya ia dulu juga pernah kuliah, makanya dia memahami betapa sulitnya mengerjakan tugas kuliah itu.

"Gimana tugas akhir kamu?. Apakah semuanya lancar?."

"Ya, semuanya lancar. Semuanya telah aman."

"Syukurlah kalau gitu."

"Terima kasih ya bim, kamu selama ini baik banget sama aku. Kalau buka karena kamu, aku mungkin enggak akan sanggup menyelesaikan kuliah ini dengan baik."

"Jangan begitu. Semua ini juga karena orang tua kamu. Aku hanya mendorong sedikit saja."

Mereka sangat dekat, selayaknya hubungan teman, tapi mesra. Ya, terkadang memang begitu hubungan dalam kisah cinta. Berawal dari sebuah pertemanan, hingga pada akhirnya menjurus pada kisah asmara yang sangat unik. Hingga saat itu Bima mengutarakan apa yang hendak ia sampaikan setelah itu pada Alena. Dengan tekad keberanian Bima mengatakan semuanya, semua apa yang telah ia rasakan.

"Len, aku memang cowok yang tidak seromantis cowok Korea ketika mengatakan cinta. Namun aku hanyalah bima yang seperti ini."

"Ya, aku telah mengetahuinya."

"Karena itulah aku harap kamu mau menerima ini dari aku." Bima saat itu mengeluarkan kotak kecil yang berisikan sebuah cincin sebagai simbol jika ia ingin melamar Alena.

Tentunya Alena sangat senang mendengarkan apa yang dikatakan Bima. Walaupun memang tidak seromantis cowok Korea, tapi dengan segenap hati Bima telah mengatakan apa yang ia rasakan. Bima telah serius ingin hidup bersama Alena, ia telah siap menjaga Alena sampai hari tua nantinya. Namun saat itu, ketika Bima datang ke rumah Alena bersama kedua orang tuanya.

"Ma, ini mas bima datang bersama kedua orang tuanya." Alena memperkenalkan Bima dan Kedua orang tuanya.

"Nama saya bima om, tante." Bima kembali memperkenalkan namanya. "Ini papa dan mama saya." Dengan sikap sopan ia menunjuk ke arah kedua orang tuanya. Namun pada saat itu kedua orang tua Alena tidak menunjukkan sikap yang ramah sama sekali. Keduanya tampak tidak senang dengan kedatangan Bima. Mereka telah mendengarkan tentang Bima yang hanyalah pegawai apotek saja. Mereka sepertinya tidak bisa menerima begitu saja dengan pekerjaan yang dijalani oleh Bima. Ada perasaan yang suka yang mereka tunjukkan pada saat itu.

"Maaf sekiranya kedatangan kami tidak pada waktu yang tepat. Namun anak kami bima telah mengutarakan niat yang baik pada kami dengan keinginan untuk meminang anak bapak." Papa Bima mencoba menepiskan perasaan yang tidak enak itu.

"Alhamdulillah anak kami memiliki niat yang baik untuk ke arah yang baik. Semoga saja hubungan ini terjalin dengan baik pula." Begitu juga dengan mama Bima yang telah merasakan firasat yang tidak baik itu.

"Tapi kami telah menerima lamaran dari pihak lain. Jadi maaf saja, kami tidak bisa menerima anak kalian!." Papa Alena tanpa basa-basi langsung berkata seperti itu.

Tentunya itu membuat Alena, Bima dan kedua orang tuanya sangat terkejut dengan apa yang mereka dengar.

"Papa!." Alena sangat shock dengan itu.

"Apa?. Kami memang tidak mengatakan itu pada kamu!. Dia itu hanyalah pegawai toko!. Orang yang akan meminang kami itu seorang pegawai negeri, seroang kepolisian ternama!. Aku tidak sudi menerima menantu seorang pegawai toko!." Dengan suara tinggi papa Alena berkata seperti itu.

Bima dan kedua orang tuanya sakit hati mendengarkan apa yang dikatakan Papa Alena. Mereka sangat tersinggung dengan apa yang mereka dengar. Sedangkan Alena sendiri sangat sakit hati mendengarkan ucapan papanya sendiri.

"Papa!. Kenapa papa berkata seperti itu!. Aku telah menceritakan semuanya tentang mas bima, tapi kenapa papa malah seperti ini?." Alena hampir saja menangis karena menahan sesak di dalam hatinya.

"Awalnya kami memang setuju, tapi setelah dipikir-pikir rasanya sangat malu sekali memiliki menantu hanyalah seorang pegawai toko." Kali ini mana Alena yang menjawab.

"Baik!. Jika bapak ibuk merasa malu memiliki menantu seperti anak saya. Saya pun tidak sudi memiliki besan yang bermulut kurang ajar seperti kalian." Papa Bima tidak tahan mendengarkan itu.

"Sampai kapan pun kami juga tidak sudi memiliki hubungan dengan orang-orang sombong seperti kalian." Dengan perasaan sakit hati Mama Bima membawa anaknya keluar dari rumah itu.

Sedangkan Bima terdiam saja ketika tangannya diseret oleh mamanya. Ia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa kecuali perasaan sakit. Ia sangat shock atas sikap kedua orang tua Alena, ia pikir semuanya akan berjalan dengan lancar, tapi siapa sangka akan berkahir seperti itu. Tentunya itu seperti hantaman yang sangat keras baginya, sehingga ia tidak bisa berkata apa-apa selain membisu.

"Mas bima!." Alena mencoba untuk mengejar Bima yang dibawa oleh kedua orang tuanya. Sayangnya Alena ditahan oleh kedua orang tuanya agar tidak mengejar Bima.

Setelah satu bulan berlalu, Alena memang di jodohkan dengan seorang polisi ternama. Mereka menikah dengan pergelaran acara yang sangat mewah. Bima juga ikut diundang, dan dengan keadaan suasana yang sangat sakit ia datang.

"Harusnya aku yang berada di sana. Dampingimu, dan buatmu bahagia."

Rasa sakit yang ditorehkan dengan kalimat seperti itu memang terasa sangat menyakitkan. Rasanya sangat sesak sekali membayangkan semua yang telah dilalui dengan orang yang paling dicintai, tapi kini dia duduk bersama orang lain. "Ku tak bahagia melihat kau bahagia." Bagaimana mungkin bisa bahagia jika memang seperti itu kondisinya.

Terkadang memang begitulah yang terjadi dalam masalah percintaan yang tidak kita duga.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!