“Walaupun aku Putri sampah yang buruk rupa tetapi jangan lupa, Aku adalah Putri dari Permaisuri dan tentunya adalah Putri mahkota yang sah. Jika aku sampai mendengar ada yang berani menghinaku lagi maka jangan salahkan jika aku merenggut nyawa kalian dengan paksa.”
Glek
“Sekarang masuk ke dalam paviliun, keluarkan semua barang-barang dari Wei Rong dari paviliun ini. Tak hanya barang-barang namun semua yang pernah dipegangnya keluarkan sekarang juga!”
Para pelayan dan prajurit tidak ada yang bergerak membuat Li Shang Yue kesal. Dirinya sangat tidak menyukai jika perintah tidak langsung di turuti.
“Apa perlu aku membunuh kalian semua?” senyum miring Li Shang Yue tercetak sempurna di bibirnya yang manis.
“Kami akan melakukannya,” Dengan sangat terpaksa part pelayan segera masuk kembali ke dalam paviliun.
Sampai disana mereka mulai mengemasi barang-barang dari Wei Rong mengeluarkannya satu persatu. Tanpa di sadari jika salah satu dari mereka keluar dari barisan dan pergi dari pavilum Mawar itu.
Li Shang Yue yang melihat itu hanya tersenyum sinis. Tanpa di beri tahu pun Li Shang Yue tentu tahu kemana perginya pelayan itu.
Di dalam kamar terlihat Wei Rong dan juga Selir Hua Rong yang tengah meluapkan amarah mereka. Acara hanya sebentar lagi maka Puteri Wei Rong akan menjadi Putri Mahkota tapi kehadiran Li Shang Yue kembali justru menggagalkan semuanya.
Selain itu bagaimana bisa gerbang istana mengalami ke runtuhan hanya karena di terpa angin.
“Ini bagaimana ibunda? Kenapa anak sialan itu tiba-tiba ada disini? Dia sudah menghilang 1 tahun, aku kira dia sudah mati tapi ternyata dia masih hidup.” Kata Wei Rong dengan kesal.
“Ibunda juga tidak tahu Wei Rong, Ibunda pikir dia sudah mati. Kenapa dia tiba-tiba muncul di saat semuanya hampir terlaksana.”Selir Hua Rong meremas tangannya dengan kesal.
“Aku tidak mau tahu, Ibunda harus bisa membuat Ayahanda kaisar mau mengangkat aku menjadi Putri Mahkota. Aku akan sangat merasa terhina jika anak sialan itu yang menjadi Putri Mahkota.” Kesal Putri Wei Rong yang menatap sang ibunda selir penuh harapan.
“Kamu fikir Ibunda tidak kesal? Ibunda sangat kesal dan marah pada anak sialan itu yang telah menggagalkan semua rencana yang telah di susun dengan rapi. Tidak ibu tidak anak keduanya sama saja. Selalu membuat orang lain repot.” Ungkap Selir Hua Rong dengan amarah dan kebencian yang meluap-luap dalam dirinya.
“Yang mulia…! Putri..!”
Selir Hua Rong da juga Putri Wei Rong terganggu dengan teriakan keras dari luar ruangan. Keduanya berdecak kesal karena waktu mereka terganggu. Dengan wajah penuh kekesalan kedua wanita beda usia itu berjalan keluar dari kamar Selir Agung Hua Rong.
“Salam yang mulia selir agung, salam putri Wei Rong.” Pelayan itu memberi penghormatan kepada selir agung Hua Rong dan juga Putri Wei Rong.
Wei Rong yang melihat pelayan di depannya itu langsung mengerutkan dahi. Tentu saja Wei Rong mengenal pelayan di depannya yang merupakan pelayan pribadi miliknya yaitu An Li.
“Ada apa An Li? Kamu tahu suaramu itu membuat aku dan Ibunda merasa terganggu?” kesal Putri Wei Rong yang menatap tajam pelayannya itu.
Melihat itu sontak pelayan itu langsung bergetar ketakutan. Tanpa diminta pun dia langsung berlutut dan bersujud memohon ampun.
“Maafkan saya yang mulia selir agung dan Putri,” Pelayan itu terus bersujud membenturkan keningnya ke lantai berulang kali hingga sampai berdarah.
“Sudah hentikan. Sifat katakan ada apa kamu dapat mengganggu waktuku dengan Putri Wei Rong?” Tanya selir agung Huan Rong kepada sang pelayan.
“Begini yang mulia di pavilium mawar telah terjadi keributan yang disebabkan oleh Putri Li Shang Yue.” lapor sang pelayan.
“Apa yang dilakukan anak sialan itu di pavilium milikku?” Putri Wei Rong bertanya dengan suara yang cukup keras.
“Putri Li Shang Yue memerintahkan para penjaga dan juga pelayan untuk mengosongkan pavilium Mawar dari barang-barang anda untuk di bawah keluar.” Terus terang pelayan itu.
“APA…?” Teriak anak dan ibu itu.
“Apa yang kamu katakan itu benar-benar terjadi?” Tanya selir agung Hua Rong yang memastikan jika pendengarannya tidak salah.
“Apa yang saya katakan adalah kebenaran yang mulia selir agung. Putri Li Shang Yue benar-benar datang ke paviliun mawar memerintahkan seluruh pelayan untuk mengeluarkan semua barang-barang milik Putri Wei Rong. Selain itu, Putri Li Shang Yue juga bahkan menyerang dua penjaga hingga tak sadarkan diri.”
Mendengar itu sontak membuat selir Hua Rong dan juga Putri Wei Rong saling melirik satu sama lain sebelum menulis kembali ke arah sang pelayan yang masih berlutut di depan mereka.
“Cepat bangun! Bawa kami ke sana sekarang juga.” Bentak Selir Hua Rong.
Dengan gerakan cepat pelayan itu langsung berdiri dari sujudnya menuntun kedua majikannya menuju paviliun mawar. Di pertengahan jalan tiba-tiba saja Selir Hua Rong dan Putri Wei Rong bertemu dengan rombongan Kaisar Li.
“Salam Yang mulia kaisar,”
“Salam Yang Mulia Ayahanda aisar,”
Putri Wei Rong dan Selir Hua Rong segera memberi penghormatan kepada Kaisar Li dengan membungkukkan badan mereka. Jika anggota keluarga kekaisaran maka mereka hanya perlu membungkuk saja sebagai tanda penghormatan. Sedangkan untuk rakyat biasa ataupun pejabat lainnya mereka harus bersujud sebagai tanda penghormatan.
“Kalian ingin pergi ke mana? Kenapa terlihat begitu terburu-buru?” Tanya Kaisar Li Yang penasaran kenapa istri dan putrinya itu berjalan tergesa-gesa.
“Menjawab yang mulia, aku dan Ibunda sedang menuju ke paviliun mawar karena di sana terjadi sebuah keributan,” jawab Putri Wei Rong dengan lemah lembut.
Kaisar Li yang mendengar penuturan dari Sang Putri hanya bisa mengerutkan dahi.
“Keributan apa yang terjadi di paviliun, putriku?” Tanya sang Kasar lagi kepada Putri Wei Rong.
“Jika yang mulia Ayahanda begitu penasaran ada baiknya jika Ayahanda juga mengikut kami. Agar kita bisa melihat bersama-sama keributan apa yang terjadi di pavilion ku. Bagaimana Ayahanda, apakah Ayahanda bersedia mengikuti aku dan Ibunda selir untuk menuju ke kediamanku?”
“Baiklah, aku akan ikut dengan kalian berdua,” ucap Kaisar Li dengan tenang.
“Kalian semua kembalilah ke tempat kalian masing-masing, aku ingin menemani istri dan putriku dulu.” lanjut sang kaisar yang memerintah kepada rombongannya untuk kembali ke tempat mereka masing-masing.
“Baik Yang Mulia Kaisar.” Dengan secara serentak semuanya langsung memberikan penghormatan kepada Kaisar.
Selesai memberi hormat kepada sang Kaisar rombongan itu langsung berjalan menuju tempat mereka masing-masing. Sedangkan Kaisar bersama Selir Hua Rong dan Putri Wei Rong kembali melanjutkan langkah mereka menuju pavilun Mawar.
Setelah berjalan beberapa saat akhirnya Kaisar bersama selir 2 Hua Rong dan juga Putri Wei Rong sampai di Paviliun Mawar tempat yang selama ini Putri Wei Rong tempati. Sampai di dalam pavilion Sang Kaisar langsung membulatkan mata begitu juga Selir Hua Rong dan Putri Wei Rong.
“Ada apa ini?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
nikmatun maftukha
penulisan dan susunan katanya amburadul
2023-06-10
1
fifid dwi ariani
trud ceriz
2023-05-18
0
Anggrek violet
Yuyu jgn dulubmemaafkan kaisar,,,,biar dia menderita dulu
2023-04-01
1