Pov. anisa (pinjam mobil)

💞💞💞💞💞💞💞💞💞

.

.

.

💞💞 HAPPY READING 💞💞

.

Pagi ini aku bangun tidak seperti biasa, setelah sholat subuh aku tidur lagi dan tidak menyiapkan sarapan untuk orang rumah. Aku masih kesal dengan kejadian tadi malam, bahkan akupun mendiamkan mas rendra. Aku kesal karena mas rendra terlalu lemah dihadapan keluarganya. Tapi sebenarnya sikap mas rendra tadi malam sudah bisa membuatku sedikit lega, setidaknya mas renda semalam marah dan mengetahui semua yang selama ini belum dia ketahui.

" Anisa kamu tidak bangun ?" Sapa mas rendra membangunkan ku.

" Aku malas mau ngapa-ngapain mas. Tolong jangan ganggu aku dulu ya, aku masih mau istirahat dulu. Mas apa tidak kekantor?" Tanya ku dengan mata yang masih terpejam.

" Hari ini tanggal merah nis. Ya sudah kamu istirahat saja biar sarapan mas beli saja. Kamu mau sarapan apa ? Dari semalam kamu tidak makan loh, makanan mu yang semalam tidak kamu makan. " Ucap mas rendra dengan lembut.

" Aku mau sarapan yang panas dan pedas mas. Tolong belikan aku soto ayam tempatnya ibu neni ya mas , kuahnya dipisah saja nanti aku panasin lagi saat makan. Jangan lupa belikan untuk ibu juga ya mas, bagas tidak usah. Karena biasanya setiap hari libur dia jogging dan beli sarapan diluar. " Ucapku kepada mas rendra.

" Iya Nis, tadi mas lihat bagaa keluar rumah saat mas tanya bilang kalau mau jogging. Soal yang tadi malam maafin mas ya nis, mas benar - benar tidak tahu jika selama ini ibu dan keluarga mas zainal memperlakukanmu seperti itu." Ucap mas rendra dengan wajah sedih.

" Sudah mas jangan dibahas lagi. Cepat beli sarapannya nanti keburu habis ,karena kalau hari libur begini bu neni tidak masak banyak. Oh iya jam 10 nanti aku mau kerumah ku mas, sudah lama aku tidak kesana. " Ucapku secara tidak langsung aku izin kepada mas rendra.

Mas rendra hanya mengangguk pelan, mungkin dia tahu jika saat ini aku masih marah. Dia keluar kamar dan sayup - sayup terdengar ibu mertuaku menanyakan keberadaan ku kepada mas rendra. Mas rendra beralasan jika aku sedang tidak enak badan mungkin mas rendra tidak mau ibunya terus - terusan menyuruhku ini dan itu.

Sepeninggalan mas rendra aku tidak jadi melanjutkan tidur ku. Aku masuk kamar mandi untuk membersihkan diriku, aku berubah fikiran untuk pergi kerumah ku lebih awal untuk menghindari sindiran - sindiran ibu mertuaku.

" Nis , sarapan dulu yuk itu mas sudah beli soto untuk kamu. " Ucap mas rendra dengan lembut.

" Iya mas " Jawab ku singkat.

Aku dan rendra keluar kamar bersama - sama , terlihat dimeja makan ibu mertuaku sedang menikmati nasi uduk tetap dengan ayam gorengnya. Dia melirikku dengan sinis, tapi aku tak menghiraukannya, aku lebih memilih memanaskan soto ku.

" Enak ya bangun tidur langsung sarapan. Mana pekerjaan rumah masih berantakan dan cucianpun menggunung. " Sindir ibu mertua ku.

" Bu , sudah makan saja dulu. Jangan mengundang keributan lagi. Anisa itu sedang tidak enak badan bu, kalau dia sehat pasti semua sudah dia kerjakan. Bukannya selama ini semua pekerjaan rumah ibu tidak mengerjakannya, semua dikerjakan anisa. " Jawab mas rendra membela ku. Aku menuang kuah soto yang sudah mendidik kedalam magkuk setelah itu aku duduk disamping mas rendra sambil menikmati sarapanku.

Pandangan mata ibu mertuaku masih saja sinis, mana dia duduk tepat didepanku. Beruntung mas rendra tadi sudah menegurnya. Baru saja mau menyuapkan soto kedalam mulut tiba - tiba mbak santi dan kiki datang dengan berteriak.

" Ibu... Ibu.. " Teriak mbak santi mengagetkan kami bertiga yang sedang sarapan.

" Nah kan kalian sedang sarapan, kenapa kalian tidak menunggu ku. Inikan tanggal merah jadi kita bisa sarapan bersama menggantikan makan malam yang semalam tidak kita lakukan bersama-sama. " Ucap mbak santi lalu menarik kursi tepat disamping ibu mertuaku.

Sedangkan kiki entahlah anak itu tadi ada disamping ibunya tapi sekarang sudah tidak terlihat. Mungkin saja dia ada didepan Tv.

" Maaf mbak hari ini dan seterusnya mbak dan keluarga mbak makan dirumah kalian sendiri. Atau jika kalian ingin makan disini ,mbak juga harus ikut membantu anisa memasak jangan maunya tinggal makan saja. Dan untuk uang makan 75ribu sehari. " Ucap mas rendra yang langsung mendapat pelototan dari ibu mertuaku.

" Mana bisa begitu ndra , santikan sudah memberi ibu uang 500 ribu. Jadi dia tidak perlu keluar uang lagi. " Ucap ibu mertuaku tetap membela menantu kesayangannya itu.

" Iya aneh kamu ini ndra, pasti ketularan anisa si pelit ini." Ucap mbak santi tetap saja menyalahkanku.

Aku tidak perduli dan aku tidak menanggapi pembahasab mereka. Aku tetap menikmati soto ku yang masih mengepul.

" Ya sudah kalau begitu uang 500 ribu itu ibu belanjakan saja bahan makanan khusus untuk mbak santi dan keluarganya makan selama satu bulan. Uang 4 juta dari rendra akan dikelola oleh anisa, agar tidak tercampur dengan uang pemberian mbak santi. " Ucap mas rendra yang pasti akan mendapat penolakan dari ibu mertuaku.

" Tidak bisa begitu dong ndra, aku ini ibu kamu jadi aku berhak mengatur keuangan mu. Anisa tahu apa soal keuangan, yang ada uangmu akan habis untuk dia foya - foya. Ingat ndra surgamu itu ada pada ibumu bukan istrimu." Tolak ibu mertua dengan bahasa andalannya.

" Ohh.. Seperti itu, kalau begitu mulai bulan depan gaji mas zainal juga harus diserahkan sama ibu agar dikelola sama ibu. Jadi biar adil antara aku dan mas zainal." Jawab mas rendra, dalam hati aku bersorak bahagia karena mas rendra bisa bersikap tegas.

Mbak santi dan ibu ratri terlihat saling pandang, mungkin mereka tidak menyangka jika mas rendra bisa bicara yang menyulitkan mereka terutama mbak santi.

" Enak saja.. !! Gaji mas zainal itu sudah menjadi hak ku jadi tidak ada sangkut pautnya sama ibu, gaji - gaji suamiku kenapa ibu yang mau mengelolanya. Yang ada aku tidak akan bisa membeli perhiasan lagi. " Seru mbak santi menolak keras saran mas rendra.

" Iya ndra tidak mungkin ibu mengelola keuangan mas mu, ada santi yang pintar mengelola keuangan mas mu itu. Lihat santi pandai menyimpan uang berupa perhiasan jadi kalau sewaktu - waktu butuh uang bisa dijual itu perhiasan nya. Tidak seperti istrimu, perhiasan saja dia tidak punya." Sinis ibu mertuaku.

" Bagaimana aku mau beli perhiasan sedangkan uang suamiku ibu yang menguasainya." Jawabku tanpa melihat ibu mertuaku.

Ibu mertuaku langsung terdiam, mungkin dia lupa jika selama ini dia yang sudah menguasai keuangan suamiku. Aku hanya kebagian 1 juta itupun selalu habis untuk menambahi uang belanja,uang 1 juta itu ibu mertuaku tidak tahu jika dia tahu pasti akan dia minta juga.

Belum juga selesai soal uang, mbak santi sudah membahas masalah lain. Seenaknya dia mau meminjam mobil untuk pergi jalan - jalan dengan mas zainal. Aku tahu tujuannya meminjam mobil, pasti untuk pamer sama teman - temannya dengan mengakui jika itu mobilnya.

" Oh iya ndra mbak nanti jam 9 pinjam mobil kamu ya ? Mbak mau jalan - jalan sama mas dan anak - anak sekalian nyobain mobil baru kamu. Boleh ya ?" Tanya mbak santi dengan tidak tahu malu.

" Tidak bisa !! Mobil mau aku bawa " Seru ku dengan cepat.

" Heeeii.. Kamu itu siapa ? Itu mobilnya rendra jadi yang lebih berhak memutuskan itu rendra bukan kamu. " Teriak ibu mertuaku.

" Benar kata anisa bu, nanti mobil mau dipakai anisa. " Jawab mas rendra.

" Rendra kamu membiarkan istrimu ini keluar bawa mobil baru kamu ? Memangnya dia bisa menyetir ?" Tanya santi.

" Aku pergi sama mas rendra. Mas kalau sarapannya sudah selesai cepat kamu siap - siap kita pergi dari sekarang saja. " Ucapku lalu bangkit dan mencuci mangkok serta gelas yang baru saja aku pakai.

Setelah selesai mencuci mangkok aku masuk kekamar ku. Masih terdengar perdebatan mbak santi , ibu mertuaku dan mas rendra. Mbak santi masih mengotot ingin meminjam mobilku, bahkan dia mengatur jadwal aku harus pulang sebelum dzuhur dan selepas dzuhur dia yang akan memakai mibilnya, enak saja memangnya dia siapa mengatur seperti itu. Tunggu saja mbak santi sebentar lagi aku akan membuat kamu kejang - kejang.

***********

RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏🙏❤️❤️

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN RATE BINTANG 5 NYA YA KAK 🙏🙏❤️❤️

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Wiwien

Wiwien

emang harus gitu Rendra tegas,biar si lampir adil

2024-11-03

0

Lu'lu'atul Khusna

Lu'lu'atul Khusna

Hahaha rasain kamu santi

2024-12-16

0

Latifah

Latifah

Rendra nya ga tegas jd suami tu

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Pov. Anisa uang gaji
2 Keluarga santi akan datang
3 Anisa disalahkan
4 Makan angin
5 Uang makan tidak sesuai
6 Aku tidak salah
7 Mobil anisa
8 Drama makan malam
9 Anisa mulai berani
10 Pov. anisa (pinjam mobil)
11 Status anisa
12 Makan lebih awal
13 Pakaian kotor
14 Saham milik anisa
15 Kembali bekerja
16 Siapa Erika
17 Mantan pacar
18 Memasak bersama mertua
19 Tamu ibu ratri
20 Mereka di cafe
21 Rencana erika
22 Anisa diusir mertua
23 Dirumah anisa
24 Rendra jujur
25 Kedatangan mertua
26 Datang lagi
27 Semua diatur anisa
28 Uang bulan ibu mertua
29 Tamu tapi sok ratu
30 Rendra bisa marah
31 Peringatan dari bagas
32 Kelakuan ibu mertua
33 Rendra serba salah
34 Foto dari Erika
35 Ibu ratri ingin menikah
36 Calon suami datang
37 Hanya tentang harga
38 Hari yang ditunggu
39 Cincin dari besan
40 Cincin palsu santi
41 Terbongkar juga
42 Anisa yang sebenanya
43 Keluarga pak iwan
44 Laporan anisa
45 Rencana meminjam uang
46 Harus ada jaminan
47 Sifat asli
48 Santi bebas
49 Harus ada jaminan
50 Semakin berulah
51 Ulat bulu beredar
52 Kedatangan santi
53 Cafe masa lalu
54 Undangan makan malam
55 Rela melepaskan
56 Hanya pura - pura
57 Tetap tidak percaya
58 Awal kehancuran
59 Mengulang kembali
60 Anisa akhrinya tahu
61 Kabar dari erika
62 Keputusan anisa
63 Menikahi erika
64 Peraturan dirumah anisa
65 Pandai bergoyang
66 Permintaan erika
67 Turun jabatan
68 Bertemu agus
69 Amplop putih
70 Kata hati santi
71 Acara dirumah anisa
72 Belum seberapa
73 Pengakuan Santi
74 Tidak dipersulit
75 Menghubungi santi
76 Uang ganti rugi
77 Bantuan dari anisa
78 Akhirnya dibayar
79 Resmi berpisah
80 Kebenaran dari bagas
81 Tes kesehatan
82 Perubahan rendra
83 Ingin kembali lagi
84 Teguran dari riko
85 Gara - gara mobil anisa
86 Datang kerumah mantan
87 Masalah Rendra
88 Tidak tahu malu
89 Agus membuat ulah
90 Rendra ingin menikah
91 Perasaan riko
92 Uang motor bagas
93 Mertua dan menantu
94 Bangga diperebutkan
95 Datang kepesta
96 Semua akhirnya tahu
97 Berebut amplop
98 Perubahan nadin
99 Mendatangi anita
100 Cinta Riko untuk Anisa
101 Erika pergi
102 Mulai terungkap
103 Menjalankan rencana
104 Persiapan pernikahan
105 Terbongkar
106 Keliling kampung
107 Menumpang hidup
108 Resepsi anisa dan riko
109 Nadin garis dua
110 Pulang bulan madu
111 Zainal sakit
112 Kejadian di cafe
113 Mulut tetangga
114 Zainal mulai curiga
115 Zainal tahu semuanya
116 Terserah kalian
117 Teman masa kecil
118 Menemui anak-anak
119 Gara - gara Anisa
120 Bangun tengah malam
121 Kabar bahagia Anisa
122 Orang tua anisa
123 Hampir saja nadin tahu
124 Permintaan maaf erika
125 Terbongkar
126 Gagal jual rumah
127 Ayam bakar chef riko
128 Nasehat teman
129 Terbayar lunas
130 Zainal dan Rendra
131 Membawa anak bermain
132 Mempertahankan nadin
133 Ajakan untuk rujuk
134 Bertemu Anita
135 Kiki dan koko
136 Ikut berlibur
137 Merasa aneh
138 Syarat dari santi
139 Mantan mertua
140 Sebuah kebohongan
141 Keluarga tidak mendukung
142 Wanita pilihan ibu
143 Zainal jujur soal Nadin
144 Nadin yang malang
145 Siapa pelakunya
146 Menjodohkan Zainal
147 Pelaku yang sesungguhnya
148 Hari bahagia Zainal
149 Balasan dari Nadin
150 Suami yang baik
151 Meminjam uang
152 Rendra ingin berubah
153 Kebaikan Zainal
154 Masih malu - malu
155 Ingin buka usaha
156 Bercerai lagi
157 Makanan orang hamil
158 Keadaan Rendra
159 Kasihan juga Rendra
160 Belum juga sadar diri
161 Maaf untuk Rendra
162 Saling memaafkan
163 Hukuman ibu Ratri
164 Rendra menghilang
165 Benarkah itu Rendra
166 Titik terang
167 Bertemu juga
168 Sakitnya Rendra
169 Jawaban dari Doa
170 Mimpi ibu Ratri
171 Tangisan seorang ibu
172 Menjemput anak-anak
173 Bisa menjenguk Rendra
174 Kehidupan Anita
175 Yang terbaik untuk Rendra
176 Sakitnya ibu Ratri
177 Anisa melahirkan
178 Acara dirumah Anisa
179 Kebahagiaan ( Ending)
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Pov. Anisa uang gaji
2
Keluarga santi akan datang
3
Anisa disalahkan
4
Makan angin
5
Uang makan tidak sesuai
6
Aku tidak salah
7
Mobil anisa
8
Drama makan malam
9
Anisa mulai berani
10
Pov. anisa (pinjam mobil)
11
Status anisa
12
Makan lebih awal
13
Pakaian kotor
14
Saham milik anisa
15
Kembali bekerja
16
Siapa Erika
17
Mantan pacar
18
Memasak bersama mertua
19
Tamu ibu ratri
20
Mereka di cafe
21
Rencana erika
22
Anisa diusir mertua
23
Dirumah anisa
24
Rendra jujur
25
Kedatangan mertua
26
Datang lagi
27
Semua diatur anisa
28
Uang bulan ibu mertua
29
Tamu tapi sok ratu
30
Rendra bisa marah
31
Peringatan dari bagas
32
Kelakuan ibu mertua
33
Rendra serba salah
34
Foto dari Erika
35
Ibu ratri ingin menikah
36
Calon suami datang
37
Hanya tentang harga
38
Hari yang ditunggu
39
Cincin dari besan
40
Cincin palsu santi
41
Terbongkar juga
42
Anisa yang sebenanya
43
Keluarga pak iwan
44
Laporan anisa
45
Rencana meminjam uang
46
Harus ada jaminan
47
Sifat asli
48
Santi bebas
49
Harus ada jaminan
50
Semakin berulah
51
Ulat bulu beredar
52
Kedatangan santi
53
Cafe masa lalu
54
Undangan makan malam
55
Rela melepaskan
56
Hanya pura - pura
57
Tetap tidak percaya
58
Awal kehancuran
59
Mengulang kembali
60
Anisa akhrinya tahu
61
Kabar dari erika
62
Keputusan anisa
63
Menikahi erika
64
Peraturan dirumah anisa
65
Pandai bergoyang
66
Permintaan erika
67
Turun jabatan
68
Bertemu agus
69
Amplop putih
70
Kata hati santi
71
Acara dirumah anisa
72
Belum seberapa
73
Pengakuan Santi
74
Tidak dipersulit
75
Menghubungi santi
76
Uang ganti rugi
77
Bantuan dari anisa
78
Akhirnya dibayar
79
Resmi berpisah
80
Kebenaran dari bagas
81
Tes kesehatan
82
Perubahan rendra
83
Ingin kembali lagi
84
Teguran dari riko
85
Gara - gara mobil anisa
86
Datang kerumah mantan
87
Masalah Rendra
88
Tidak tahu malu
89
Agus membuat ulah
90
Rendra ingin menikah
91
Perasaan riko
92
Uang motor bagas
93
Mertua dan menantu
94
Bangga diperebutkan
95
Datang kepesta
96
Semua akhirnya tahu
97
Berebut amplop
98
Perubahan nadin
99
Mendatangi anita
100
Cinta Riko untuk Anisa
101
Erika pergi
102
Mulai terungkap
103
Menjalankan rencana
104
Persiapan pernikahan
105
Terbongkar
106
Keliling kampung
107
Menumpang hidup
108
Resepsi anisa dan riko
109
Nadin garis dua
110
Pulang bulan madu
111
Zainal sakit
112
Kejadian di cafe
113
Mulut tetangga
114
Zainal mulai curiga
115
Zainal tahu semuanya
116
Terserah kalian
117
Teman masa kecil
118
Menemui anak-anak
119
Gara - gara Anisa
120
Bangun tengah malam
121
Kabar bahagia Anisa
122
Orang tua anisa
123
Hampir saja nadin tahu
124
Permintaan maaf erika
125
Terbongkar
126
Gagal jual rumah
127
Ayam bakar chef riko
128
Nasehat teman
129
Terbayar lunas
130
Zainal dan Rendra
131
Membawa anak bermain
132
Mempertahankan nadin
133
Ajakan untuk rujuk
134
Bertemu Anita
135
Kiki dan koko
136
Ikut berlibur
137
Merasa aneh
138
Syarat dari santi
139
Mantan mertua
140
Sebuah kebohongan
141
Keluarga tidak mendukung
142
Wanita pilihan ibu
143
Zainal jujur soal Nadin
144
Nadin yang malang
145
Siapa pelakunya
146
Menjodohkan Zainal
147
Pelaku yang sesungguhnya
148
Hari bahagia Zainal
149
Balasan dari Nadin
150
Suami yang baik
151
Meminjam uang
152
Rendra ingin berubah
153
Kebaikan Zainal
154
Masih malu - malu
155
Ingin buka usaha
156
Bercerai lagi
157
Makanan orang hamil
158
Keadaan Rendra
159
Kasihan juga Rendra
160
Belum juga sadar diri
161
Maaf untuk Rendra
162
Saling memaafkan
163
Hukuman ibu Ratri
164
Rendra menghilang
165
Benarkah itu Rendra
166
Titik terang
167
Bertemu juga
168
Sakitnya Rendra
169
Jawaban dari Doa
170
Mimpi ibu Ratri
171
Tangisan seorang ibu
172
Menjemput anak-anak
173
Bisa menjenguk Rendra
174
Kehidupan Anita
175
Yang terbaik untuk Rendra
176
Sakitnya ibu Ratri
177
Anisa melahirkan
178
Acara dirumah Anisa
179
Kebahagiaan ( Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!