Bab 11 | Menanam Ubi

Alan sangat tidak setuju dengan keputusan Keanu yang ingin menikahi Mouza memilih pergi ke kamar. Dia mengabaikan sang kakek yang terus memanggilnya.

"Dasar bocah sialan!" umpat Kakek Wijaya.

Didalam kamar, Alan meninjukan kepalan tangannya ke dinding hingga darah segar pun keluar. Hatinya seperti terpanggang dalam api yang membara. Bagaimana mungkin Keanu akan menikahi Mouza, sedangkan dia sudah hampir menikah dengan Mili.

"Semua ini karena Mili!" geram Alan dengan wajah yang sudah memerah. "Arrgh ... sial!" umpatnya frustasi.

Karena tak ada yang ingin dibahas lagi, Keanu pun akhirnya berpamitan untuk mengantarkan Mouza pulang. Namun, sebelum Keanu meninggalkan rumah, kakek Wijaya berpesan pada Keanu

"Kakek harap kamu bisa kembali pulang. Rumah ini terasa hampa jika hanya Kakek seorang penghuninya. Apakah kamu tidak merasa kasihan pada pria tua renta ini?"

Keanu menatap kakeknya dengan iba. Seharusnya diusianya yang sudah senja dia tak lagi mengurusi semua pekerjaan. Namun, karena Keanu tak mau mengambil alih perusahaan, akhirnya kakek tua itu mengerjakannya sendiri.

"Iya, nanti Ke pulang," ujarnya yang segera berlalu.

Akhirnya Mouza bisa bernapas dengan lega saat dia sudah bisa menghirup udara segar. Hampir saja Mouza mati karena kehabisan oksigen untuk menjawab berbagai pertanyaan dari kakek Wijaya. Beruntung saja Kakek Wijaya tidak mempermasalahkan asal-usul Mouza. Yang diinginkan kakek tua itu hanya melahirkan penerus keluarganya.

"Hutf ... akhirnya gue bisa bernapas juga!" seru Mouza, dengan mengelus dadanya.

"Emang tadi gak bernapas?" timpal Keanu.

"Ya bernapas, Bang. Cuma napasnya lain."

Mobil Keanu tak langsung pulang. Dia singgah sejenak kesebuah hotel untuk memastikan jika persiapan pernikahannya untuk besok sudah beres. Keanu sengaja ingin menggelar pernikahan di hotel Halu agar semua warga halu tahu jika dirinya akan menikah.

Mouza sungguh takjub dengan hotel Halu, lantaran itu adalah hotel yang sangat megah dengan bintang sepuluh. Namun, seketika dia melirik kearah Keanu yang sudah melepas sabuk pengamannya.

"Bang Ke, kita ngapain kesini?"

"Mau ngajak kamu nanam ubi, mau kan?"

Kening Mouza mengernyitkan dahinya dan bergidik geli. "Ogah. Masa belum sah udah mau nanam ubi. Dosa, Bang!"

Detik kemudian Mouza menyadari jika ada sesuatu yang berbeda. Dia segera menoleh kearah Keanu. "Bang Ke tadi bilang apa?" Mouza ini memastikan apakah telinganya tak salah mendengar.

"Kenapa? Aku ngajak kamu nanam ubi, mau kan?"

Mata Mouza terbelalak lebar. Sungguh dia tidak salah mendengar. Tanpa pikir panjang Mouza segera menempelkan telapak tangannya di kening Keanu. Dia mengira jika saat ini Keanu sedang sakit.

"Biasa aja," kata Mouza saat suhu tubuh Keanu terlihat normal.

"Kenapa?" tanya Keanu heran.

"Bang Ke nggak lagi sakit kan? Bang Ke tadi bilang 'aku kamu' lho," kata Mouza yang masih tak percaya.

Keanu tersenyum kecil lalu mengacak rambut Mouza. "Kayaknya lebih enak panggil aku kamu deh, daripada lo-gue. Mulai sekarang kamu juga harus membiasakan lidahmu untuk menggunakan kata aku-kamu. Awas aja sampai lo-gue lagi! Dah ah, ayo turun! Apa harus aku gendong menuju kamar?" goda Keanu.

Mouza langsung menggelengkan kepalanya. "Bang Ke jangan macam-macam ya! Gue gak mau turun! Amit-amit nanam ubi sama Bang Ke." Mouza bergidik geli.

"Nyoba sedikit aja. Kan kita juga bakalan nikahi, kok."

"Gak mau, Bang! Bang Ke pikir gue cewek apaan?! Meskipun gue miskin, tapi gue masih punya harga diri, Bang! Tolong jangan samain gue sama pacar-pacar Bang Ke sebelumnya!" sentak Mouza dengan mata yang berkaca-kaca.

Mouza tak habis pikir jika Keanu akan sama seperti Alan yang mudah meniduri para wanita untuk memuaskan naf.sunya. Seharusnya Mouza sadar, terlebih saat melihat satu sisi jika Keanu suka mengkonsumsi alkohol.

Sadar Mouza yang sudah marah kepada dirinya, Keanu mende.sah pelan. Rasanya tidak tega juga untuk mengerjai gadis polos yang akan menjadi istrinya kelak.

"Dah gak usah ngambek! Ayo turun!"

Tak ada jawaban dari Mouza karena saat ini dia sedang marah dengan Keanu. "Aku gendong beneran ya!"

Sebisa mungkin Mouza tak menjatuhkan air mata yang sudah berada di pelupuk mata. Kali ini hanya serasa disayat oleh sembilu.

"Kalau Bang Ke anggap gue seperti wanita murahan lainnya, Bang Ke salah! Nyesel gue udah ketemu sama Bang Ke yang sama aja kayak Alan!" kata Mouza sebelum keluar dari mobil.

"Oza, tunggu! Dengerin dulu! Aku cuma bercanda, Za!" teriak Keanu yang sudah pergi menjauh.

Mouza tak peduli dengan teriakan Keanu yang memanggil dirinya. "Bang Ke sialan! Ternyata sama gak jauh beda sama Alan!" umpat Mouza yang kini sedang menyetop taksi yang lewat. Namun, dengan cepat tangan Keanu segera menarik lengan Mouza.

"Oza, dengerin dulu! Aku hanya bercanda! Lagian mana mungkin aku serius mengajakmu menanam ubi di hotel. Jika aku mau sudah aku lakukan sejak kemarin-kemarin di rumah. Aku mengajakmu ke sini untuk melihat persiapan tempat kita nikah besok. Gitu aja kamu gak nyambung!"

Mouza menatap Keanu dengan menahan tawanya. Sebisa mungkin dia tidak menertawakan kebodohannya sendiri.

'Dasar Oza bodoh' rutuknya dalam hati.

"Gak lucu ngeprank-nya!" ketus Mouza.

"Siapa juga yang ngeprank? Kamu aja yang bodoh! Lagian nanam ubi kok siang-siang kayak bocah sialan itu. Enakan malam bisa puas sampai pagi."

Mouza hanya bisa mende.sah pelan saat menghadapi Keanu.

'Bang Ke emang sialan!' batin Mouza.

Mouza melangkah mengikuti Keanu. Setibanya disebuah aula, mata Mouza tak bisa berkedip. Dia sangat takjub dengan dekorasi yang ada didepan matanya.

"Nah, menurutmu gimana? Kalau gak suka bilang aja, nanti biar diganti," ujar Keanu pada Mouza yang masih terbelalak.

"Udah bagus, Bang!"

"Oke. Berarti gak ada masalah. Kamu istirahat dulu disana, aku mau bertemu dengan manajernya dulu," pesan Keanu dengan telunjuk mengarah ke sebuah sofa.

"Oke. Jangan lama-lama."

Setelah Keanu berlalu, Mouza segera duduk di sebuah sofa. Sesekali dia menguap karena rasa kantuk yang menyerang. Untuk mengusir kejenuhannya Mouza memilih memainkan ponselnya. Namun, tiba-tiba dia melihat sepasang kaki berhenti tepat di hadapannya. Mouza mendongak untuk melihat siapa pemilik sepasang kaki itu.

"Lo lagi," ujarnya saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

Wanita itu menatap Mouza dengan wajah yang memerah karena menahan amarahnya. Seharusnya semua ini adalah persiapan untuk pernikahannya, tetapi semua sirna begitu saja.

"Hebat!" satu kata yang keluar dari bibir Mili.

"Asal lo tahu, semua dekorasi ini adalah ide gue dan harus tempat ini adalah tempat pernikahan gue, dan calon pengantinnya itu gue, buka Lo!" bentak Mili dengan kuat.

"Makasih udah memilihkan ide yang sangat bagus seperti ini. Gue sangat suka sekali. Makasih juga ya, ternyata Bang Ke itu jauh lebih bisa memuaskan ketimbang Alan. Sepertinya aku adalah wanita yang paling bahagia bisa menikah dengan Keanu. Dia tampa dan tajir, udah pasti hidup gue bakalan terjamin tujuh turunan." Mouza tertawa dengan renyah.

Dada Mili terasa sesak. Tangannya sudah mengepal, dia sudah tak sabar untuk menjambak Mouza yang masih tertawa.

"Aduh .... " Mouza sangat terkejut saat Mili sudah menarik rambutnya. "Kurang ajar lo!" Mouza tak terima saat Mili menarik rambutnya pun menarik juga rambut Mili. Akhirnya dua wanita itu saling tarik-menarik rambut layaknya sedang mengikuti lomba tarik tambang.

.

.

.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

rasakan kau sialan.. makanya punya terong tu jangan asal celup saja

2025-01-21

0

Aty

Aty

visualnya dong thor

2024-08-18

0

devaloka

devaloka

bintang kejora aja thor

2023-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Tertangkap Basah
2 Bab 2 | Gara-Gara Diskon
3 Bab 3 | Pria Mesum
4 Bab 4 | Putus Satu Tumbuh Yang Baru
5 Bab 5 | Satu Sisi Yang Baru Diketahui
6 Bab 6 | Lain Dibibir Lain Dihati
7 Bab 7 | Mantan Sialan
8 Bab 8 | Pertengkaran
9 Bab 9 | Calon Suami
10 Bab 10 | Bukan Pelakor
11 Bab 11 | Menanam Ubi
12 Bab 12 | Kecewa
13 Bab 13 | Penjelasan Keanu
14 Bab 14 | Hari Pernikahan
15 Bab 15 | Kaki Gajah
16 Bab 16 | Ciuman Pertama
17 Bab 17 | Penjelasan Alan
18 Bab 18 | Meluluhkan Mouza
19 Bab 19 | Salah Sasaran
20 Bab 20 | Ditinggal Keanu
21 Bab 21 | Curiga
22 Bab 22 | Vampir Betina
23 Bab 23 | Sekedar Ingin Tahu
24 Bab 24 | Tukang Ojol
25 Bab 25 | Ternyata Suamiku Seorang ...?
26 Bab 26 | Ancaman Mouza
27 Bab 27 | Ayam Kampus
28 Bab 28 | Sugar Daddy
29 Bab 29 | Menyerah
30 Bab 30 | Sakit Perut
31 Bab 31 | Tak Ada Kabar
32 Bab 32 | Pilihan Yang Berat
33 Promo : Hasrat Tuan Majikan
34 Bab 33 | Pertama Kerja
35 Bab 34 | Hamil
36 Bab 35 | Rasa Yang Tertinggal
37 Bab 36 | Hilang
38 Bab 37 | Malam Yang Panas
39 Bab 38 | Permintaan Kakek
40 Bab 39 | Datang Ke Perusahaan
41 Bab 40 | Pimpinan Baru
42 Bab 41 | Aroma Nenek-Nenek
43 Bab 42 | Keanu Yang Aneh
44 Bab 43 | Permintaan Keanu
45 Bab 44 | Pertengkaran
46 Bab 45 | Positif
47 Bab 46 | Kepergian Keanu
48 Bab 47 | Tidak Menyukai Alan
49 Bab 48 | Salah Menilai
50 Bab 49 | Request Cicit
51 Bab 50 | Ketinggalan Update
52 Bab 51 | Menjemput Mouza
53 Bab 52 | Yang Tertinggal
54 Bab 53 | Menjadi Simpanan
55 Bab 54 | Salah Sasaran Lagi
56 Bab 55 | Menunggu Keanu Pulang
57 Bab 56 | Ada Apa Dengan Mouza?
58 Bab 57 | Kabur
59 Bab 58 | Sebuah Karma
60 Bab 59 | Bertemu Dengan Hana
61 Bab 60 | Ingin Melihat Wajah Alan
62 Bab 61 | Pembinor
63 Bab 62 | Orang Ketiga
64 Bab 63 | Perang Ketujuh
65 Bab 64 | Minta Oleh-oleh
66 Bab 65 | Bau Terasi
67 Bab 66 | Seperti Gelandang
68 Bab 67 | Menjemput Kakek
69 Bab 68 | Menemui Azra
70 Bab 69 | Demam
71 Bab 70 | Disidang Kakek
72 Bab 71 | Menculik Alan
73 Bab 72 | Seperti Anak Tikus
74 Bab 73 | Malam Pertama
75 Bab 74 | Ide Selanjutnya
76 Bab 75 | Ngambek
77 Bab 76 | Makan Malam
78 Bab 77 | Malam Untuk Alan
79 Bab 78 | Menggoda Alan
80 Bab 79 | Kekhawatiran Alan
81 Bab 80 | Ingin Bulan Madu
82 Bab 81 | Terbang Ke Bali
83 Bab 82 | Kedatangan Mili
84 Bab 83 | Bukan Alan Alan
85 Bab 84 | Meminta Maaf
86 Bab 85 | Kakek Pulang
87 Bab 86 | Kelaparan
88 Bab 87 | Bertemu Dengan Azra
89 Bab 88 | Kemarahan Azra
90 Bab 89 | Keinginan Mouza
91 Bab 90 | Penolakan Kakek
92 Bab 91 | Masih Marah
93 Bab 92 | Tidak Menusuk Alan
94 Bab 93 | Masih Cemburu
95 Bab 94 | Mengerjai Alan Lagi
96 Bab 95 | Menyusul Azra
97 Bab 96 | Menyerah
98 Bab 97 | Menemukan Hana
99 Bab 98 | Pesanan Mouza
100 Bab 99 | Cemburu Pada Reno
101 Bab 100 | Sebuah Tuduhan
102 Bab 101 | Menyesal
103 Bab 102 | Telepon Dari Azra
104 Bab 103 | Menginginkan Perpisahan
105 Bab 104 | Pelajaran Untuk Alan
106 Bab 105 | Menunggu Launching
107 Bab 106 | Masih Merepotkan Alan
108 Bab 107 | Mengapa Belum Lahir?
109 Bab 108 | Mengapa Harus Mirip Alan?
110 Bab 109 | Mengalah
111 Bab 110 | Mengapa Harus Alan?
112 Bab 111 | Sebuah Kejutan
113 Bab 112 | Mandi Kembang 7 Rupa
114 SELAMAT TAHUN BARU 2023
115 Bab 113 | Tidak Laku
116 Promo Novel : Hidden Baby 2
117 Season 2 | Lebih Memilih Alan
118 Season 2 | Menjeput Kenza
119 Season 2 | Bertemu Dengan Azra
120 Season 2 | Dilarikan Ke Rumah Sakit
121 Season 2 | Jiwa Meronta-ronta
122 Season 2 | Anakmu, Bukan Anakku
123 Season 2 | Istri Yang Kabur
124 Season 2 | Kecewa
125 Season 2 | Pengakuan Alan
126 Season 2 | Mengabaikan
127 Season 2 | Meyakinkan Kenza
128 Season 2 | Bertemu Dengan Ellena
129 Season 2 | Memburuk
130 Season 2 | Anakku Juga
131 Season 2 | Kembali Pulang
132 Season 2 | Akhir Penyesalan
133 Novel Akulah Jodohmu ( Kenza & Arshen )
134 Bonchap
135 BonCap
136 Pesan Author
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab 1 | Tertangkap Basah
2
Bab 2 | Gara-Gara Diskon
3
Bab 3 | Pria Mesum
4
Bab 4 | Putus Satu Tumbuh Yang Baru
5
Bab 5 | Satu Sisi Yang Baru Diketahui
6
Bab 6 | Lain Dibibir Lain Dihati
7
Bab 7 | Mantan Sialan
8
Bab 8 | Pertengkaran
9
Bab 9 | Calon Suami
10
Bab 10 | Bukan Pelakor
11
Bab 11 | Menanam Ubi
12
Bab 12 | Kecewa
13
Bab 13 | Penjelasan Keanu
14
Bab 14 | Hari Pernikahan
15
Bab 15 | Kaki Gajah
16
Bab 16 | Ciuman Pertama
17
Bab 17 | Penjelasan Alan
18
Bab 18 | Meluluhkan Mouza
19
Bab 19 | Salah Sasaran
20
Bab 20 | Ditinggal Keanu
21
Bab 21 | Curiga
22
Bab 22 | Vampir Betina
23
Bab 23 | Sekedar Ingin Tahu
24
Bab 24 | Tukang Ojol
25
Bab 25 | Ternyata Suamiku Seorang ...?
26
Bab 26 | Ancaman Mouza
27
Bab 27 | Ayam Kampus
28
Bab 28 | Sugar Daddy
29
Bab 29 | Menyerah
30
Bab 30 | Sakit Perut
31
Bab 31 | Tak Ada Kabar
32
Bab 32 | Pilihan Yang Berat
33
Promo : Hasrat Tuan Majikan
34
Bab 33 | Pertama Kerja
35
Bab 34 | Hamil
36
Bab 35 | Rasa Yang Tertinggal
37
Bab 36 | Hilang
38
Bab 37 | Malam Yang Panas
39
Bab 38 | Permintaan Kakek
40
Bab 39 | Datang Ke Perusahaan
41
Bab 40 | Pimpinan Baru
42
Bab 41 | Aroma Nenek-Nenek
43
Bab 42 | Keanu Yang Aneh
44
Bab 43 | Permintaan Keanu
45
Bab 44 | Pertengkaran
46
Bab 45 | Positif
47
Bab 46 | Kepergian Keanu
48
Bab 47 | Tidak Menyukai Alan
49
Bab 48 | Salah Menilai
50
Bab 49 | Request Cicit
51
Bab 50 | Ketinggalan Update
52
Bab 51 | Menjemput Mouza
53
Bab 52 | Yang Tertinggal
54
Bab 53 | Menjadi Simpanan
55
Bab 54 | Salah Sasaran Lagi
56
Bab 55 | Menunggu Keanu Pulang
57
Bab 56 | Ada Apa Dengan Mouza?
58
Bab 57 | Kabur
59
Bab 58 | Sebuah Karma
60
Bab 59 | Bertemu Dengan Hana
61
Bab 60 | Ingin Melihat Wajah Alan
62
Bab 61 | Pembinor
63
Bab 62 | Orang Ketiga
64
Bab 63 | Perang Ketujuh
65
Bab 64 | Minta Oleh-oleh
66
Bab 65 | Bau Terasi
67
Bab 66 | Seperti Gelandang
68
Bab 67 | Menjemput Kakek
69
Bab 68 | Menemui Azra
70
Bab 69 | Demam
71
Bab 70 | Disidang Kakek
72
Bab 71 | Menculik Alan
73
Bab 72 | Seperti Anak Tikus
74
Bab 73 | Malam Pertama
75
Bab 74 | Ide Selanjutnya
76
Bab 75 | Ngambek
77
Bab 76 | Makan Malam
78
Bab 77 | Malam Untuk Alan
79
Bab 78 | Menggoda Alan
80
Bab 79 | Kekhawatiran Alan
81
Bab 80 | Ingin Bulan Madu
82
Bab 81 | Terbang Ke Bali
83
Bab 82 | Kedatangan Mili
84
Bab 83 | Bukan Alan Alan
85
Bab 84 | Meminta Maaf
86
Bab 85 | Kakek Pulang
87
Bab 86 | Kelaparan
88
Bab 87 | Bertemu Dengan Azra
89
Bab 88 | Kemarahan Azra
90
Bab 89 | Keinginan Mouza
91
Bab 90 | Penolakan Kakek
92
Bab 91 | Masih Marah
93
Bab 92 | Tidak Menusuk Alan
94
Bab 93 | Masih Cemburu
95
Bab 94 | Mengerjai Alan Lagi
96
Bab 95 | Menyusul Azra
97
Bab 96 | Menyerah
98
Bab 97 | Menemukan Hana
99
Bab 98 | Pesanan Mouza
100
Bab 99 | Cemburu Pada Reno
101
Bab 100 | Sebuah Tuduhan
102
Bab 101 | Menyesal
103
Bab 102 | Telepon Dari Azra
104
Bab 103 | Menginginkan Perpisahan
105
Bab 104 | Pelajaran Untuk Alan
106
Bab 105 | Menunggu Launching
107
Bab 106 | Masih Merepotkan Alan
108
Bab 107 | Mengapa Belum Lahir?
109
Bab 108 | Mengapa Harus Mirip Alan?
110
Bab 109 | Mengalah
111
Bab 110 | Mengapa Harus Alan?
112
Bab 111 | Sebuah Kejutan
113
Bab 112 | Mandi Kembang 7 Rupa
114
SELAMAT TAHUN BARU 2023
115
Bab 113 | Tidak Laku
116
Promo Novel : Hidden Baby 2
117
Season 2 | Lebih Memilih Alan
118
Season 2 | Menjeput Kenza
119
Season 2 | Bertemu Dengan Azra
120
Season 2 | Dilarikan Ke Rumah Sakit
121
Season 2 | Jiwa Meronta-ronta
122
Season 2 | Anakmu, Bukan Anakku
123
Season 2 | Istri Yang Kabur
124
Season 2 | Kecewa
125
Season 2 | Pengakuan Alan
126
Season 2 | Mengabaikan
127
Season 2 | Meyakinkan Kenza
128
Season 2 | Bertemu Dengan Ellena
129
Season 2 | Memburuk
130
Season 2 | Anakku Juga
131
Season 2 | Kembali Pulang
132
Season 2 | Akhir Penyesalan
133
Novel Akulah Jodohmu ( Kenza & Arshen )
134
Bonchap
135
BonCap
136
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!