Bab 2 | Gara-Gara Diskon

Karena sibuk membersihkan kamar, Mouza sampai melupakan hatinya yang sedang hancur. Kamar yang dia anggap seperti sebuah gudang, kini sudah terlihat bersih dan rapi. Bahkan Mouza juga telah mengganti sprei tempat tidurnya.

"Capek juga."

Mouza yang kelelahan tertidur disebuah sofa. Entah sudah berapa jam Mouza tertidur, kini Keanu datang ke kamar dengan mata yang terbelalak lebar. Semua terlihat bersih dan rapi, bahkan aroma lantainya juga sedikit wangi. Mata elangnya meneliti setiap sudut, mencari keberadaan Mouza.

Setelah mendapati Mouza tertidur di sofa, dia segera membangunkannya, karena hari sudah hampir malam.

"Mouza, bangun!"

Sayup-sayup Mouza membuka mata. Saat mata telah terbuka sempurna, wajah Keanu sudah berada tetap di depannya. "Bang Ke mau apa?" gugup Mouza, sambil mendorong tubuh Keanu.

"Gue pikir lo pingsan mau gue kasih napas buatan."

"Sembarang lo, Bang. Ngatain gue pingsan. Gue kecapekan beresin kamar lo yang udah kayak gudang."

Keanu segera melemparkan sebuah handuk ke wajah Mouza. "Mandi sana! Kamar mandi yang bisa dipakai cuma satu, jadi kita gantian mandinya."

Mouza menautkan alisnya. Bagaimana dia akan mandi, sementara dia tak memiliki sehelai pakaian ganti. Tidak mungkin Mouza akan mengenakan pakaiannya lagi yang sudah bau keringat.

"Masih diam. Mandi sana!" ulang Keanu.

"Tapi Bang, gue gak punya pakaian ganti, gimana dong?"

Keanu membuang napas beratnya, seakan dia melupakan jika Mouza memang tidak memiliki pakaian ganti. "Pakai kemeja sama celana gue dulu. Nanti kita cari!"

Mouza segera terbelalak. "Yang serius aja, Bang! Emang bang Ke punya anu ... itu ..." Mouza menggigit jarinya karena lidahnya kelu saat hendak menyebut barang penutup dua aset berharganya.

"Anu, itu apa? Yang jelas kalau ngomong!"

Mouza semakin menautkan alisnya dan berpikir apakah Keanu memang tidak peka atau pura-pura tidak tahu.

"Malah diam! Anu, itu apa?" ulang Keanu

Mouza mendekat kemudian membisikkan sesuatu kepada Keanu yang membuat matanya melotot sambil tertawa.

"Tuh kan ... malah diketawain." Mouza menyebikkan bibirnya kesal.

"Lu pikir gue cowok apaan koleksi begituan. Dah gak usah pakai, gak bakalan yang tahu kalau lu gak pakai bra. Kecil begitu," cibir Keanu.

"Sembarang lu, Bang! Gede gini lu bilang kecil? Terus yang gede itu seberapa?" Moza menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Bang beliin dulu ya," rengek Mouza dengan kedua matanya yang mengedip-edip.

Keanu hanya bisa berdecak kasar. Seharusnya dia tahu konsekuensi saat membawa wanita untuk tinggal bersama. Pasti akan ribet dengan segala keperluannya, tidak seperti laki-laki bisa cukup dengan baju dan celana saja.

"Ya udah, buruan gih! Dah mau magrib."

Mouza merasa girang saat Keanu mengabulkan permintaannya untuk membeli perlengkapannya. "Makasih ya, Bang. Lu baik banget, sih." Mouza mengembangkan senyum lebar di bibirnya.

Keanu menuruni anak tangga dengan kasar hingga terdengar suara yang nyaring.

"Merepotkan sekali," decaknya kasar.

"Tapi 'kan bang Ke yang ajakin gue kesini," sahut Mouza dari belakang.

"Kalau gak gue bawa kesini, emang lo punya tujuan? Gak 'kan?"

Mouza hanya memasang wajah lesunya. Memangnya benar jika tak dibawa Keanu kesini, mungkin saat ini Mouza sudah menjadi gelandangan di jalanan.

"Mau kemana lo, Bang?" tanya salah seorang yang melihat Keanu menghidupkan motornya.

"Kenapa? Mau ikut? Sorry, gak ada tempat."

Mouza hanya bisa menelan kasar salivanya. Ternyata Keanu sangat jauh beda dengan Alan.

"Malah bengong. Ayo naik!"

Sepanjang perjalanan Mouza terus memikirkan bagaimana caranya untuk tetep bertahan hidup. Selama ini biaya hidupnya ditanggung oleh kakaknya. Sementara saat ini Mouza sudah diusir dari rumah yang artinya tak dia harus bisa menghidupi dirinya sendiri.

"Malah bengong. Turun!" sentak Keanu. "Masih mikirin baji.ngan itu?"

Mouza menggeleng pelan dan menjawab, "Bang Ke, ngapain sih malah ngingetin dia lagi? Aku lagi malas bahas dia!"

Kini Keanu tidak peduli dengan Mouza yang sedang kesusahan untuk membuka helmnya. Dia memilih berlalu masuk kesebuah toko pakaian. Bahkan Keanu acuh tak acuh dengan panggilan Mouza yang terus memanggil namanya.

"Bang Ke, sialan! Duh ... gimana cara ngelepasin nih helm, sih." Mouza menggerutu kesal.

Semua mata pengunjung toko tertuju pada Mouza yang baru saja masuk kedalam. Bagaimana tidak, Mouza masuk dengan keadaan helm yang masih menempel di kepalanya. Bahkan ada beberapa orang yang menertawakan dirinya, termasuk Keanu yang ikut tertawa.

"Sialan! Gue malah jadi bahan tawaan mereka," gerutu Mouza dalam hati.

Karena merasa kasihan akhirnya Keanu mendekat dan bertanya mengapa Mouza tak melepaskan helm saat akan masuk kedalam.

"Terus aja ketawa sampai puas, Bang!" Mouza mendengkus pelan.

"Lagian gue heran aja, bayi kolot kayak Lo gak bisa buka helm sendiri. Ckckck, pintar dikitlah biar gak diselingkuhin," cibir Keanu.

Mouza terdiam untuk beberapa saat. Seketika dia menyadari jika dirinya memanglah bodoh. Bahkan selama berpacaran dengan Alan dia selalu menolak saat Alan meminta kiss di bibir. Mouza hanya memberikan pipinnya yang sedikit cuby sebagai gantinya.

Sadar akan ucapan yang membuat Mouza terdiam, Keanu mende.sah pelan. Tangannya mulai terulur untuk membuka kancing helm.

"Besok-besok belajar cara buka kancing helm. Gini aja gak bisa!" Hanya sedikit sentuhan, kancing terlepas dan Keanu mengambil helm dari kepala Mouza. Dia segera merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Udah cari sana apa yang Lo perluin! Gue tunggu disini," kata Keanu yang kini menentang helm di tangannya.

"Bang Ke mau berdiri disini?" tanya Mouza mengernyit.

Satu jitakkan mendarat di kepala Mouza. "Ini kepala isinya apa sih? Gue nunggu disana!" Keanu menunjukkan sebuah tempat khusus menunggu. "Nanti kalau udah siap panggil gue!"

Mouza mengangguk pelan. Mungkin memanfaatkan Keanu adalah caranya untuk bertahan hidup sementara waktu.

"Baiklah, aku akan belanja sepuasnya."

Cukup lama Mouza mengelilingi toko. Awalnya hanya ingin membeli yang dia perlukan saja. Namun, nyatanya kata diskon membuatnya khilaf. Mouza berhasil memboyong satu tumpukan baju ke meja kasir.

Tangan Mouza melambai kearah Keanu sebagai isyarat bahwa dia telah siap belanja. Keanu yang memperhatikan Mouza hanya mampu mengernyitkan dahinya.

"Bang Ke, udah!"

Sang kasir mengernyit saat mendengar kata 'bang ke' dari mulut Mouza.

Tak berapa lama Keanu pun maju kearah kasir dan memberikan sebuah card kepada mbak-mbak kasir.

"Lo mau jualan, Za?" tanya Keanu.

"Kenapa emangnya, Bang?" Mouza mengernyit.

"Banyak amat belinya?"

Mouza terkekeh pelan. "Lumayan lagi diskon, Bang. Lagian aku juga gak punya baju ganti. Gak mungkin mau pakai bajunya Bang Ke terus."

Keanu tak merasa keberatan. Harga sebuah baju tak akan membuatnya langsung jatuh miskin. "Tumben pintar?"

Mouza mendengkus kesal saat Keanu menganggapnya sebagai perempuan bodoh. Setelah pembayaran selesai, Mouza terbelalak saat melihat struk yang diberikan oleh kasir. Bahkan Mouza masih meneliti satu persatu harganya.

"Mbak ini gak salah 20 juta?" protes Mouza sebelum meninggalkan tempat kasir.

Mbak-mbak kasir hanya tersenyum melihat kearah Mouza. "Tidak, Mbak. Ini sudah benar, kalau tidak percaya silakan cek lagi bandrolnya."

Saat Mouza ingin mengecek, tangan Keanu langsung menariknya.

"Gak perlu dicek lagi, udah bener! Ayo pulang!"

"Tapi, Bang! Ini kemahalan. Uang 20 juta bisa buat modal nikah Abang nanti. Aku kembalikan aja deh!"

"Kamu nggak baca tulisan itu? Barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan." Keanu menunjuk sebuah tulisan besar yang berada di samping kasir.

Dengan raut wajah kesal, Mouza memilih mengikuti Keanu keluar. Terbesit rasa bersalah karena sempat berpikir ingin memanfaatkan Keanu. Namun setelah mengetahui jumlah yang sangat fantastis, Mouza malah merasa tidak enak.

.

.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

panggil nya bang ken aja kenapa ga lucu sih kalo bang ke

2025-01-16

0

guntur 1609

guntur 1609

lucu kali namanya bangke.. ganti mas ja knp. kwkkwkw

2025-01-21

0

Erina Situmeang

Erina Situmeang

lucu Moza ya😂😂

2023-05-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Tertangkap Basah
2 Bab 2 | Gara-Gara Diskon
3 Bab 3 | Pria Mesum
4 Bab 4 | Putus Satu Tumbuh Yang Baru
5 Bab 5 | Satu Sisi Yang Baru Diketahui
6 Bab 6 | Lain Dibibir Lain Dihati
7 Bab 7 | Mantan Sialan
8 Bab 8 | Pertengkaran
9 Bab 9 | Calon Suami
10 Bab 10 | Bukan Pelakor
11 Bab 11 | Menanam Ubi
12 Bab 12 | Kecewa
13 Bab 13 | Penjelasan Keanu
14 Bab 14 | Hari Pernikahan
15 Bab 15 | Kaki Gajah
16 Bab 16 | Ciuman Pertama
17 Bab 17 | Penjelasan Alan
18 Bab 18 | Meluluhkan Mouza
19 Bab 19 | Salah Sasaran
20 Bab 20 | Ditinggal Keanu
21 Bab 21 | Curiga
22 Bab 22 | Vampir Betina
23 Bab 23 | Sekedar Ingin Tahu
24 Bab 24 | Tukang Ojol
25 Bab 25 | Ternyata Suamiku Seorang ...?
26 Bab 26 | Ancaman Mouza
27 Bab 27 | Ayam Kampus
28 Bab 28 | Sugar Daddy
29 Bab 29 | Menyerah
30 Bab 30 | Sakit Perut
31 Bab 31 | Tak Ada Kabar
32 Bab 32 | Pilihan Yang Berat
33 Promo : Hasrat Tuan Majikan
34 Bab 33 | Pertama Kerja
35 Bab 34 | Hamil
36 Bab 35 | Rasa Yang Tertinggal
37 Bab 36 | Hilang
38 Bab 37 | Malam Yang Panas
39 Bab 38 | Permintaan Kakek
40 Bab 39 | Datang Ke Perusahaan
41 Bab 40 | Pimpinan Baru
42 Bab 41 | Aroma Nenek-Nenek
43 Bab 42 | Keanu Yang Aneh
44 Bab 43 | Permintaan Keanu
45 Bab 44 | Pertengkaran
46 Bab 45 | Positif
47 Bab 46 | Kepergian Keanu
48 Bab 47 | Tidak Menyukai Alan
49 Bab 48 | Salah Menilai
50 Bab 49 | Request Cicit
51 Bab 50 | Ketinggalan Update
52 Bab 51 | Menjemput Mouza
53 Bab 52 | Yang Tertinggal
54 Bab 53 | Menjadi Simpanan
55 Bab 54 | Salah Sasaran Lagi
56 Bab 55 | Menunggu Keanu Pulang
57 Bab 56 | Ada Apa Dengan Mouza?
58 Bab 57 | Kabur
59 Bab 58 | Sebuah Karma
60 Bab 59 | Bertemu Dengan Hana
61 Bab 60 | Ingin Melihat Wajah Alan
62 Bab 61 | Pembinor
63 Bab 62 | Orang Ketiga
64 Bab 63 | Perang Ketujuh
65 Bab 64 | Minta Oleh-oleh
66 Bab 65 | Bau Terasi
67 Bab 66 | Seperti Gelandang
68 Bab 67 | Menjemput Kakek
69 Bab 68 | Menemui Azra
70 Bab 69 | Demam
71 Bab 70 | Disidang Kakek
72 Bab 71 | Menculik Alan
73 Bab 72 | Seperti Anak Tikus
74 Bab 73 | Malam Pertama
75 Bab 74 | Ide Selanjutnya
76 Bab 75 | Ngambek
77 Bab 76 | Makan Malam
78 Bab 77 | Malam Untuk Alan
79 Bab 78 | Menggoda Alan
80 Bab 79 | Kekhawatiran Alan
81 Bab 80 | Ingin Bulan Madu
82 Bab 81 | Terbang Ke Bali
83 Bab 82 | Kedatangan Mili
84 Bab 83 | Bukan Alan Alan
85 Bab 84 | Meminta Maaf
86 Bab 85 | Kakek Pulang
87 Bab 86 | Kelaparan
88 Bab 87 | Bertemu Dengan Azra
89 Bab 88 | Kemarahan Azra
90 Bab 89 | Keinginan Mouza
91 Bab 90 | Penolakan Kakek
92 Bab 91 | Masih Marah
93 Bab 92 | Tidak Menusuk Alan
94 Bab 93 | Masih Cemburu
95 Bab 94 | Mengerjai Alan Lagi
96 Bab 95 | Menyusul Azra
97 Bab 96 | Menyerah
98 Bab 97 | Menemukan Hana
99 Bab 98 | Pesanan Mouza
100 Bab 99 | Cemburu Pada Reno
101 Bab 100 | Sebuah Tuduhan
102 Bab 101 | Menyesal
103 Bab 102 | Telepon Dari Azra
104 Bab 103 | Menginginkan Perpisahan
105 Bab 104 | Pelajaran Untuk Alan
106 Bab 105 | Menunggu Launching
107 Bab 106 | Masih Merepotkan Alan
108 Bab 107 | Mengapa Belum Lahir?
109 Bab 108 | Mengapa Harus Mirip Alan?
110 Bab 109 | Mengalah
111 Bab 110 | Mengapa Harus Alan?
112 Bab 111 | Sebuah Kejutan
113 Bab 112 | Mandi Kembang 7 Rupa
114 SELAMAT TAHUN BARU 2023
115 Bab 113 | Tidak Laku
116 Promo Novel : Hidden Baby 2
117 Season 2 | Lebih Memilih Alan
118 Season 2 | Menjeput Kenza
119 Season 2 | Bertemu Dengan Azra
120 Season 2 | Dilarikan Ke Rumah Sakit
121 Season 2 | Jiwa Meronta-ronta
122 Season 2 | Anakmu, Bukan Anakku
123 Season 2 | Istri Yang Kabur
124 Season 2 | Kecewa
125 Season 2 | Pengakuan Alan
126 Season 2 | Mengabaikan
127 Season 2 | Meyakinkan Kenza
128 Season 2 | Bertemu Dengan Ellena
129 Season 2 | Memburuk
130 Season 2 | Anakku Juga
131 Season 2 | Kembali Pulang
132 Season 2 | Akhir Penyesalan
133 Novel Akulah Jodohmu ( Kenza & Arshen )
134 Bonchap
135 BonCap
136 Pesan Author
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab 1 | Tertangkap Basah
2
Bab 2 | Gara-Gara Diskon
3
Bab 3 | Pria Mesum
4
Bab 4 | Putus Satu Tumbuh Yang Baru
5
Bab 5 | Satu Sisi Yang Baru Diketahui
6
Bab 6 | Lain Dibibir Lain Dihati
7
Bab 7 | Mantan Sialan
8
Bab 8 | Pertengkaran
9
Bab 9 | Calon Suami
10
Bab 10 | Bukan Pelakor
11
Bab 11 | Menanam Ubi
12
Bab 12 | Kecewa
13
Bab 13 | Penjelasan Keanu
14
Bab 14 | Hari Pernikahan
15
Bab 15 | Kaki Gajah
16
Bab 16 | Ciuman Pertama
17
Bab 17 | Penjelasan Alan
18
Bab 18 | Meluluhkan Mouza
19
Bab 19 | Salah Sasaran
20
Bab 20 | Ditinggal Keanu
21
Bab 21 | Curiga
22
Bab 22 | Vampir Betina
23
Bab 23 | Sekedar Ingin Tahu
24
Bab 24 | Tukang Ojol
25
Bab 25 | Ternyata Suamiku Seorang ...?
26
Bab 26 | Ancaman Mouza
27
Bab 27 | Ayam Kampus
28
Bab 28 | Sugar Daddy
29
Bab 29 | Menyerah
30
Bab 30 | Sakit Perut
31
Bab 31 | Tak Ada Kabar
32
Bab 32 | Pilihan Yang Berat
33
Promo : Hasrat Tuan Majikan
34
Bab 33 | Pertama Kerja
35
Bab 34 | Hamil
36
Bab 35 | Rasa Yang Tertinggal
37
Bab 36 | Hilang
38
Bab 37 | Malam Yang Panas
39
Bab 38 | Permintaan Kakek
40
Bab 39 | Datang Ke Perusahaan
41
Bab 40 | Pimpinan Baru
42
Bab 41 | Aroma Nenek-Nenek
43
Bab 42 | Keanu Yang Aneh
44
Bab 43 | Permintaan Keanu
45
Bab 44 | Pertengkaran
46
Bab 45 | Positif
47
Bab 46 | Kepergian Keanu
48
Bab 47 | Tidak Menyukai Alan
49
Bab 48 | Salah Menilai
50
Bab 49 | Request Cicit
51
Bab 50 | Ketinggalan Update
52
Bab 51 | Menjemput Mouza
53
Bab 52 | Yang Tertinggal
54
Bab 53 | Menjadi Simpanan
55
Bab 54 | Salah Sasaran Lagi
56
Bab 55 | Menunggu Keanu Pulang
57
Bab 56 | Ada Apa Dengan Mouza?
58
Bab 57 | Kabur
59
Bab 58 | Sebuah Karma
60
Bab 59 | Bertemu Dengan Hana
61
Bab 60 | Ingin Melihat Wajah Alan
62
Bab 61 | Pembinor
63
Bab 62 | Orang Ketiga
64
Bab 63 | Perang Ketujuh
65
Bab 64 | Minta Oleh-oleh
66
Bab 65 | Bau Terasi
67
Bab 66 | Seperti Gelandang
68
Bab 67 | Menjemput Kakek
69
Bab 68 | Menemui Azra
70
Bab 69 | Demam
71
Bab 70 | Disidang Kakek
72
Bab 71 | Menculik Alan
73
Bab 72 | Seperti Anak Tikus
74
Bab 73 | Malam Pertama
75
Bab 74 | Ide Selanjutnya
76
Bab 75 | Ngambek
77
Bab 76 | Makan Malam
78
Bab 77 | Malam Untuk Alan
79
Bab 78 | Menggoda Alan
80
Bab 79 | Kekhawatiran Alan
81
Bab 80 | Ingin Bulan Madu
82
Bab 81 | Terbang Ke Bali
83
Bab 82 | Kedatangan Mili
84
Bab 83 | Bukan Alan Alan
85
Bab 84 | Meminta Maaf
86
Bab 85 | Kakek Pulang
87
Bab 86 | Kelaparan
88
Bab 87 | Bertemu Dengan Azra
89
Bab 88 | Kemarahan Azra
90
Bab 89 | Keinginan Mouza
91
Bab 90 | Penolakan Kakek
92
Bab 91 | Masih Marah
93
Bab 92 | Tidak Menusuk Alan
94
Bab 93 | Masih Cemburu
95
Bab 94 | Mengerjai Alan Lagi
96
Bab 95 | Menyusul Azra
97
Bab 96 | Menyerah
98
Bab 97 | Menemukan Hana
99
Bab 98 | Pesanan Mouza
100
Bab 99 | Cemburu Pada Reno
101
Bab 100 | Sebuah Tuduhan
102
Bab 101 | Menyesal
103
Bab 102 | Telepon Dari Azra
104
Bab 103 | Menginginkan Perpisahan
105
Bab 104 | Pelajaran Untuk Alan
106
Bab 105 | Menunggu Launching
107
Bab 106 | Masih Merepotkan Alan
108
Bab 107 | Mengapa Belum Lahir?
109
Bab 108 | Mengapa Harus Mirip Alan?
110
Bab 109 | Mengalah
111
Bab 110 | Mengapa Harus Alan?
112
Bab 111 | Sebuah Kejutan
113
Bab 112 | Mandi Kembang 7 Rupa
114
SELAMAT TAHUN BARU 2023
115
Bab 113 | Tidak Laku
116
Promo Novel : Hidden Baby 2
117
Season 2 | Lebih Memilih Alan
118
Season 2 | Menjeput Kenza
119
Season 2 | Bertemu Dengan Azra
120
Season 2 | Dilarikan Ke Rumah Sakit
121
Season 2 | Jiwa Meronta-ronta
122
Season 2 | Anakmu, Bukan Anakku
123
Season 2 | Istri Yang Kabur
124
Season 2 | Kecewa
125
Season 2 | Pengakuan Alan
126
Season 2 | Mengabaikan
127
Season 2 | Meyakinkan Kenza
128
Season 2 | Bertemu Dengan Ellena
129
Season 2 | Memburuk
130
Season 2 | Anakku Juga
131
Season 2 | Kembali Pulang
132
Season 2 | Akhir Penyesalan
133
Novel Akulah Jodohmu ( Kenza & Arshen )
134
Bonchap
135
BonCap
136
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!