# Bab 5
Sean berpikir agar lain kali mengabaikan aduan Charlotte. Sementara itu di rumah mereka, Charlotte dilanda demam. Merapihkan taman, bersih-bersih rumah, dan sampai rumah langsung dikerjai oleh bandit. Tapi, malah dianggap sebagai pembual, asal bicara, asal lapor.
Charlotte mengeluarkan pil Pereda demam., setelah meminumnya dia pun berbaring sebentar di sofa. Tapi malah terpulas. Pada saat ini Diana dan Abraham, datang bermain ke rumahnya. Menekan pintu bel berkali-kali, namun tidak ada yang membukakan.
“Apakah dia pingsan?” tanya Diana khawatir.
Abraham pun menjadi panik, lalu mulai mengintip-intip melalui jendela. Ingin mencari tahu apa yang terjadi di dalam. Abraham pergi ke pintu belakang, lalu memecahkan salah satu jendela yang berbentuk kotak kecil, dan membuka kunci puntu dapur tersebut. Diana dan Abraham pun segera masuk.
Melihat Charlotte terpulas di sofa, Diana pun segera hersimpuh, “Dia demam,” ujarnya.
Abraham langsung saja memeriksa cepat suhu tubuh Charllote dengan menempelkan tangannya ke keningnya itu, “Ayo, kita bawa dia ke rumah sakit,” ujar Abraham seraya langsung
menggendong tubuh Charlotte untuk segera membawanya ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Charlotte mendapatkan infus untuk meredakan demamnya. Pada saat ini, Adam melaporkan kepada Sean, jika nyonya Simth masuk lagi ke rumah sakit. Tapi Sean malah mengabaikan apa yang dikatakan oleh asistennya itu. Menganggap jika ini adalah salah satu trik Charlotte lagi.
Sean malah memilih melanjutkan perjalan wisatanya bersama dengan Katie dan Nyonya Barbara. Bagi ibunya itu, Sean adalah kartu kehidupan berharganya. Sean adalah penyelamat rumah tangganya. Ketika itu keluarga Smith meminta Philip suaminya untuk menikah lagi demi memiliki ahli waris.
Keluarga Smith memaksa agar Philip mencari wanita lain, karena Nyonya Barbara tidak kunjung menunjukan tanda-tanda kehamilan. Tapi mendekati pernikahan kedua suaminya, Nyonya Barbara hamil. Setelah dipastikan jika bayi yang tenga dikandung adalah laki-laki, maka dia langsung saja meminta suaminya itu untuk membatalkan pernikahan yang diaturkan oleh keluarga Smith. Karena itu Nyonya Barbara, tidak bisa menolak keputusan Sean.
Ketika dalam kondisi seperti ini, Nyonya Barbara hanya bisa menerima ketika Sean menghabiskan waktu dengan Katie, meski sudah menikah. Ditambah katie ini sangat manis dan pandai mengambil hati siapa saja, maka Nyonya Barbara semakin menutup mata akan kehadiran Charlotte.
Di sore hari Charlotte sudah ada di rumah dan terbangun, di depannya sudah ada Abraham dan Diana yang sedang duduk bersama. Mereka sedang bemain bersama dengan anak kucing yang gembul dan lucu. Dia pun tersenyum melihat mereka berdua terlihat sangat cocok.
Mereka menoleh kepada Charlotte , ketika mellihat dia mencoba untuk duduk.
Diana langsung memberikan anak kucing yang sedang dipegangnya kepada Abraham. Dia lalu segera menghampiri kawan baiknya itu, “Hei, pelan-pelan,” ujar Diana.
“Aku baik-baik saja,” jawab Charlotte.
“Ada dokter dan perawat sebaik kalian, aku pasti akan cepat sembuh,” jawab Charlotte sembari tersenyum.
Dengan memasang wajah kesal Diana berkata, “Kau sakit tapi dia menunjukan batang hidungnya saja tidak dia lakukan,” ujar marah Diana.
“Siapa?” tanya Abraham.
Charlotte langsung saja mencubit lengan temannya itu seraya memberikan kode mata. Karena pernikahan yang tertutup, maka Abraham pun tidak mengetahui jika status Charlotte sudah berubah menjadi Nyonya Smith.
Diana pun langsung saja bereaksi, “Tentu saja ibu tiri dan adik tirinya.”
Abraham pun tidak menaruh curiga lagi, “Tubuhmu mengapa menjadi lemah seperti ini?” tanyanya kepada Charlotte.
Charlotte menjawab hanya dengan tersenyum, bagaimana tidak menjadi kelelahan. Setelah operasi sumsum tulang belakang, sudah di dera kejadian yang tidak mengenakan secara bertubi-tubi, “Jika begitu kau harus memberi aku makanan yang bergizi,” jawab Charlotte pada akhirnya.
Abraham pun melemparkan senyuman tampannya kepada Charlotte, Sedari dulu memang sudah menjadi kebiasaan jika wanita ini sakit, maka setelahnya dia akan menyiapkan makanan bergizi untuknya.
Diana nampak membasahi bibirnya, menandakan jika dia sedang merasa tidak nyaman. Charlotte memahami hal ini lalu dia berkata, “kalian berdua pulang saja, aku baik-baik saja,” jawabnya.
“Tidak bisa kami adalah dokter dan perawatmu, mana bisa meninggalkan pasien yang belum sembuh di rumah sendirian,” imbuh Abraham.
Di rumah sakit Charlotte hanya mendapatkan satu kali infus, lalu setelahnya sudah boleh pulang. Tapi, Abraham masih merasa khawatir karena itu memaksa menginap. Melihat hal ini akan menjadi sangat bahaya maka Charlotte pun memberi kode mata kepada Diana.
Tiba-tiba saja Diana berpura-pura menerima telpon, “Apa, Ciwawa pingsan,” ujarnya dengan berpura-pura sedikit panik.
Diana memasukan ponselnya ke tas, lalu menarik lengan Abraham. “Ayo, kau harus segera memeriksa Ciwawa,” ujarnya.
“Kenapa harus aku?” tanya Abraham.
“Karena kau adalah dokter hewan,” jawab Diana seraya menarik Abraham untuk meninggalkan rumah Charlotte.
Melihat keduanya telah pergi, maka Charlotte pun merasa sedikit tenang. Dia pun duduk di Soda, di pelupuk matanya, masih teringat jelas ketika dia dan kedua orang tuanya masih menjadi keluarga yang bahagia. Mengingat senyuman cantik ibunya, maka semangat Charlotte pun terpompa kembali. Dia pergi ke dapur lalu memperhatikan jika semua bahan makanan di dapur ini sudah dilengkapi dengan semua keperluan selama sebulan.
“Setidaknya mereka masih menyadari jika aku butuh makan,” gumamnya pelan dengan sedikit tertawa.
Charlotte membuat secangkir coklat panas, lalu dia mulai mengambil selembar kertas dan mulai menuliskan rencana-rencana bisnisnya. Dia sedang menyususn srategi pemasaran hotel terbaik yang bisa dia pikirkan.
Teknologi telah mengambil alih. Era agen perjalanan akan berlalu. Para wisatawan dewasa ini diberdayakan untuk melakukan penelitian komparatif mereka sendiri tanpa meninggalkan tempat tidur mereka.
Berpikir tentang hal ini, dia pun berpikir membuat Platform digital sendiri untuk memudahkan pemesan jasa-jasa di hotelnya hanya dengan melaluui aplikasi ponsel.
Charlotte juga memikirkan tentang situs web pemesanan hotel yang sudah lebih popular. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk merancang strategi pemasaran hotel untuk mengumpulkan lebih banyak pemesanan. Pada saat ini Quaint Hote masih mempertahankan skema dan sistem hotel konvesional yang tidak terlalu memikirkan tentang tantangan ini, dibawah kempimpina ayahnya dan juga adik tirinya, mereka masih mengerjakan tugas dan pemecahan sederhana tanpa sesuatu yang revolusioner sehingga tidak berdampak lebih pada tingkat pemesanan hotel.
Charlotte berpikir jika Quaint Hotel tidak mudah ditemukan secara online, maka tidak heran pemesanan kamar menjadi sedikit dan jarang. Pada saat ini Charlotte berpikir jika merk hotelnya harus “ada” dimana saja di dunia maya agar bisa mendapatkan lebih banyak pemesanan potensial dengan tujuan membuat orang dapat menemukan Quaint Hotel dengan mudah di saat mereka membutuhkan tempat penginapan yang nyaman.
Dia pun berencana mengajukan penawaran secara agresif di Jaringan Penelusuran dan untuk mengiklankan hotelnya, juga tidak membatasi diri hanya pada satu platform sosial, mesin pencari, atau situs web perjalanan.
Dia juga akan menggali analitik situs web yang akan dibuat nanti, mencari tahu dari mana orang biasanya memesan, dan membuat kehadiran yang menarik dan kompetitif di platform barunya nanti, menghantikan situs web yang lama, yang bahkan tidak pernah diupdate dan memliki komentar yang sedikit buruk dari tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
martina melati
goblik... sean, kamu gk tahu berterima kasih... spt kacang yg lupa kulitny
2024-11-08
2
gia nasgia
semangat Charlotte usah tdk menghianati hasil😘
2024-04-26
2
sur yati
apa gunanya jdi pendonor mlh tersiksa aneh nih orang
2024-04-01
0