Bab 4 : Siapa Wanita itu?

Satu Minggu Berlalu

"Lepaskan! Lepaskan aku!" teriak Leo ketika tangan dan tubuhnya diikat di sebuah pohon. Siapa lagi kalau bukan anak-anak nakal itu yang melakukannya.

Hahahaha ...

"Lihatlah si cupu itu!" pria bertubuh keriting dan kurus bernama Ully menertawakannya.

"Kau benar, dia sangat lucu ya!"

"Brandon, lihat wajahnya!"

"Lepaskan aku, Brengsek!" teriak Leo lagi.

"Kau mau lepas?" tanya Brandon cekikikan, "Ada syaratnya?"

"Apa syaratnya?"

"Kau harus mau mengerjakan tugas-tugas sekolah kami!" jawab Brandon dengan entengnya.

"Tidak. Aku tidak mau!" jawab Leo.

"Oh, kau tidak mau. Baiklah. Aku akan membiarkan kau di sini sendiri. Biar binatang buas memangsamu!"

"Brengsek kalian semua!" teriak Leo lagi.

"Hey, lepaskan dia!" seru seseorang berdiri sambil berkacak pinggang.

Brandon dan kawan-kawannya menoleh ke sumber suara. Mereka saling lempar pandang melihat seorang wanita cantik datang dengan berkacak pinggang. Kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.

"Siapa lagi dia? Apakah dia pengganti Anna?" mereka saling lempar pertanyaan.

"Wah, ternyata si cupu hebat juga ya! Dikelilingi banyak cewek-cewek cantik!" ujar Brandon.

"Siapa Kau?"

"Kau tidak perlu tahu siapa aku. Lepaskan anak itu!" suruh wanita itu.

"Sombong sekali kau! Kalau kami tidak mau melepaskan, kau mau apa?"

"Kau ingin tahu, apa yang bisa dilakukan wanita seperti aku?"

Wanita itu mengepalkan tangannya dengan kuat. Lalu menghajar satu persatu anak-anak nakal itu. Dengan mata kepala sendiri, Leo melihat bagaimana perkelahian itu terjadi di depan matanya. Si wanita begitu gesit menendang dan menghajar lawannya. Bahkan dia secara refleks menghindar saat lawannya menyerang secara bersamaan. Dalam hitungan menit saja, anak-anak nakal itu lari terbirit-birit.

"Ck, ternyata hanya segitu kemampuan mereka!" decihnya.

Wanita itu mendekati Leo, dia melepaskan ikatannya. Namun matanya tidak berhenti menatap Leo, dari atas sampai bawah dia mengamatinya dengan seksama.

"Apa yang kau lihat?" tanya Leo merasa risih ditatap seperti itu.

Apa aku tidak salah orang ya?

Apa dia anak, Tuanku?

Kenapa terlihat cupu?

"Hey, Apa sih yang kau lihat?" tanyanya lagi.

"Apakah kau yang bernama Leo?"

Leo yang merasa kalau dirinya disebut, Ia pun menganggukkan kepalanya, "Iya, itu aku! Ada apa?"

"Jadi benar kau yang bernama Leo?"

"Iya, itu aku," ketusnya.

"Oh, ikutlah denganku!" ajak wanita itu.

"Kau ini siapa sih? Maaf aku nggak kenal!"

"Oya, kenalkan. Namaku Keyli Amstrong. Panggil aku Key!" Key mengulurkan tangannya.

"Maaf aku tidak kenal kau!" ujar Leo.

Leo membersihkan pakaiannya yang kotor, kemudian dia mengambil tasnya, dan bergegas hendak pergi dari sana. Namun Key berusaha untuk menghalanginya dengan menarik tas Leo.

"Tunggu! Ayo ikut aku! Aku harus membawamu ke Tuanku!" ucap Key.

"Apa-apaan sih Kau ini?" marah Leo.

"Ayo ikut aku!" tarik Key. Leo menepisnya dengan kasar.

"Siapa sih Kau ini? Aku tidak mengenalmu, Nona!"

"Ikutlah dulu denganku. Setelah ini kau akan mengenalku!" jawab Key.

"Tidak. Aku tidak mau!" Leo kembali menepis tangan Key, "Oke, aku berterimakasih karena kau sudah menolongku. Tapi bukan berarti aku menjadi pelayanmu!"

"Hah, pelayan? Siapa yang akan menjadikan mu pelayan?"

"Tentu saja, Kau!"

"Hey, Tunggu. Aku diperintahkan oleh Tuanku untuk menjemput mu!"

"Tuan? Tuan siapa? Sudah ah, aku mau pulang! Tolong jangan ikuti aku!"

"Tunggu dulu, Bodoh!" Key kembali menarik tas ransel Leo, hingga Leo jatuh terduduk.

"Kau mau apa lagi sih? Aku sudah mengucapkan terimakasih, Apa masih kurang?"

"Aku tidak butuh ucapan terimakasih mu. Sekarang, Ayo ikut aku!"

Dengan kasar Key menarik tangan Leo, kemudian mendorongnya hingga masuk ke sebuah mobil. Leo hendak melawan, tapi dengan sigap Key menekan tubuh Leo hingga Leo tidak bisa berkutik.

"Duduk dan menurut lah! Aku hanya menjalankan tugas!" bentak Key. Seketika Leo pun terdiam dan menurut.

"Gitu dong!" ujarnya, "Pak Han, Ayo jalan!" suruhnya.

Mobil melaju dengan sangat kencang tanpa berhenti, keluar dari kota Neive dan menuju kota berikutnya. Melewati kawasan perbukitan yang jalannya naik turun, dan berkelok-kelok. Dengan turunan yang cukup terjal.

Hampir tiga jam perjalanan Leo berada di mobil itu. Tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Mereka saling terdiam. Leo hanya menoleh sekilas ke arah Key, gadis itu masih saja diam. Membuat Leo sangat bosan.

"Sebenarnya Kau mau membawaku kemana?" kesal Leo yang masih belum mendapatkan jawaban apa-apa dari Key.

"Ke Tuanku,"

"Iya, Tuanmu itu siapa? Apa aku mengenalnya?"

"Nanti kau segera akan mengenalnya,"

"Ck, omong kosong," cebik Leo.

Mobil mewah yang ditumpangi Leo memasuki gerbang yang menjulang tinggi, di depan gerbang sudah berdiri jejeran pengawal berjas hitam dan berkacamata hitam. Mayoritas mereka bertubuh besar dan kekar.

Saat mobil berhenti, dan wanita itu keluar semua pengawal menunduk hormat ke arah wanita itu. Leo yakin posisi wanita itu tidaklah sembarangan.

"Pak Han, tugasku sudah selesai! Aku mau istirahat, kau urus pria ini!" ujarnya pada pria bertubuh tinggi dan besar itu.

"Siap, Nona!" pria itu menunduk hormat.

"Oya, sebelum bertemu dengan Tuanku. Sebaiknya kau perbaiki penampilannya!"

"Baik, Nona!"

Wanita itu pergi entah kemana meninggalkan Leo dengan pria bernama Pak Han. Kemudian Pak Han mempersilahkan Leo untuk mengikutinya ke suatu ruangan. Leo penasaran, kenapa mereka sangat memaksanya untuk ikut. Dia pun dengan suka rela mengikuti permainan orang-orang itu.

To be continued ....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***