Dari Rumah sakit, Ryan memutuskan untuk pulang ke rumah baru, agar ada yang membantu Ryan merawat Rani. Kebetulan rumah baru mereka sudah siap, pembantu di rumah Papa Prabu yang merawat Ryan sejak masih dalam kandungan juga ikut pindah ke rumah baru itu. Ryan sengaja meminta Bik Tum mengikutinya, karena Ryan tidak mudah dekat dengan orang lain, apalagi mencari pembantu yang bisa melayani keinginan Ryan pasti akan sangat sulit.
Kabar mengenai tangan Rani yang cidera karena menolong peserta lari marathon pagi itupun sudah viral dalam hitungan menit, mewarnai kabar viral lainnya terkait peran Dewangga Group dalam acara "The Pride of Central Java Sport Tourism." Karena itulah kabar mengenai Rani langsung diketahui mama Davina dan orang tua Ryan, yang akhirnya memutuskan untuk menunggu di rumah mereka yang baru setelah mendapat kabar dari Ryan bahwa mereka akan langsung pulang kesana.
Setelah Ryan meminta Arya mengambil mobil yang masih terparkir di gedung Dewan dan pemasangan splint di tangan Rani juga sudah selesai, maka mereka memutuskan untuk langsung pulang.
Arya mengemudikan mobil, sementara Ryan menemani Rani duduk di belakang. Entah karena kecapekan ikut lari marathon atau karena pengaruh obat, Rani pun tertidur dengan wajah yang masih terlihat menahan sakit.
Hingga sampai rumah baru mereka, Rani masih tertidur sehingga Ryan menggendong Rani dan membaringkannya di kamar baru mereka di lantai dua. Melihat Rani yang turun dari mobil dengan digendong suaminya, Mama Davina dan Mama Titania pun segera menyusul mereka hingga ke kamar karena sangat khawatir dengan kondisi Rani.
Bahkan kedua mama itu terus menunggui Rani sampai dia terbangun.
Saat Rani membuka mata, dengan bingung Rani mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Sekilas, dia melihat ruangan itu hampir mirip dengan kamar hotel yang ditempati Rani dan Ryan setelah mereka menikah. Tempat tidur mewah perpaduan warna coklat tua dan coklat muda dengan sprey dan selimut warna putih bersih, dipercantik dengan lampu tidur di samping kanan dan samping kiri ranjang.
Di atas ranjang terdapat foto pernikahan mereka, yang dipadukan dengan aksen kayu yang mendominasi seluruh dinding kamar, benar-benar menambah kesan elegan.
Di samping kanan tempat tidur ada meja kerja, di sebelahnya ada sofa dengan warna senada. Di depan ada sofa yang menempel dengan tempat tidur, dan di seberangnya ada TV besar dengan meja TV yang digantung pada dinding.
Di bawah TV ada rak-rak masih dengan aksen kayu dan disampingnya ada semi minibar yang lengkap dengan kulkas plus minuman dingin.
Pencahayaannya yang lembut, membuat suasana kamar itu terkesan lebih mewah, tenang, dan nyaman. Warna lampu kuning yang terpancar dengan sumber cahaya yang disembunyikan di balik plafon dan headboard, membuat kesan romantis pun sangat menonjol. Seluruh permukaan lantai juga tertutup dengan karpet untuk menyempurnakan kesan hangat yang sengaja ditunjukkan.
Meja rias dibuat menyatu dengan kabinet, ditambah detail seperti cermin dan pencahayaan sebagai sentuhan akhir menciptakan pantulan cahaya lampu yang membuat kamar itu lebih lapang bagaikan suite mewah.
Ryan benar-benar membuat kamar itu mempunyai perpaduan warna memikat, sehingga berhasil mencuri hati Rani.
"Kamu sudah bangun, Sayang?" Mama Titania yang sadar kalau Rani sudah membuka matanya, segera menghampiri Rani di tempat tidur diikuti Mama Davina yang sedari tadi duduk di sofa sebelah ranjang.
Rani tersenyum dan hendak bangun dari tempat tidur, tapi karena lupa kalau tangannya sakit, dia bangun dengan bertumpu pada tangan kanannya. Alhasil...
"Auuwww," Rani teriak kesakitan.
Ryan yang mendengar teriakan Rani dari luar pun segera menghambur ke kamar dan menghampiri Rani.
"Kenapa? Kau sakit lagi? Mana yang sakit? Coba Mas lihat?" kata Ryan terlihat sangat khawatir.
Mama Davina dan Mama Titania hanya tersenyum dan saling pandang melihat sikap Ryan kepada Rani yang sangat jauh berbeda dibanding sikap Ryan waktu pertama kali bertemu Rani. Sekarang mereka benar-benar melihat cinta itu ada di mata Ryan.
"Nggak papa, Mas. Rani hanya kelupaan. Sekarang sudah tidak sesakit tadi kok," jawab Rani, merasa tidak enak dengan mamanya dan mama mertuanya.
"Tapi kamu tadi teriak. Coba Mas lihat mana yang sakit? Kita ke dokter lagi? Atau mau Mas pijit? Yang mana?" Ryan terus saja khawatir.
"Enggak. Rani udah nggak sesakit tadi. Nyerinya cuma kalau digerakin aja," jelas Rani menenangkan.
"Masih nyeri ya? Bagian mana yang nyeri biar mas usep-usep," Ryan terus saja khawatir dengan tangan istrinya.
Mama Davina dan Mama Titania yang melihat adegan sepasang pengantin baru itu hanya geleng-geleng dan segera keluar kamar, membiarkan mereka menyelesaikan urusan mereka.
***
Setelah Rani meyakinkan suaminya bahwa dia baik-baik saja, akhirnya Ryan merangkul bahu Rani dan mengajaknya menemui keluarganya di ruang tamu yang terletak di lantai satu rumah itu.
Saat dia keluar kamar, mata Rani segera termanjakan oleh setiap detail rumah yang baru ditempatinya itu.
Rumah yang di desain dengan interior kekinian. Ryan sengaja membuat rumah mereka dengan desain minimalis melalui penempatan barang-barang, serta pemilihan furnitur-furnitur berdesain ramping dan simetris.
Unsur desain modern dihadirkan lewat pengaplikasian warna-warna netral yang mendominasi serta menampilkan kesatuan desain.
Sampai di tangga, Rani segera bisa melihat desain dapur dan ruang keluarga di lantai bawah yang mengusung konsep terbuka, dapur dan ruang keluarga saling terhubung tanpa adanya sekat tertutup. Untuk menegaskan fungsi kedua ruangan, dipasang formasi bentuk geometris yang begitu identik dengan desain minimalis, yakni berupa garis dan persegi panjang. Yang membuat Rani kagum, bentuk-bentuk geometris ini dihadirkan lewat rak besar dengan rangkanya saja. Beberapa tanaman hijau mungil ditempatkan pada rak tersebut.
Selain rak terbuka, bentuk geometris dari elemen rangka-rangka besi juga terdapat di beberapa sudut lain, sebagai pembatas ruangan sekaligus dekorasi.
Ketika Rani perhatikan, hampir semua ruang lebih menonjolkan material dengan tampilan yang natural.
Perpaduan material kayu dengan warna kayu natural pada sebagian dinding dan lantai, serta semen ekspos di bagian dinding, telah berhasil menciptakan harmoni yang indah.
Sementara itu, penggunaan material kaca di salah satu sisi dinding mempersilakan cahaya alami menerangi ruang tamu dengan leluasa dan memberi kesan hangat.
Unsur natural yang begitu kental di ruang tamu disempurnakan dengan penempatan tanaman hijau berukuran kecil dan besar. Di ruang tamu itu, ciri khas rumah modern minimalis tetap dipertahankan dengan pemilihan furnitur yang selektif dan mengedepankan aspek kegunaan.
"Apa kau suka rumah ini?" tanya Ryan, menyadari bahwa sedari tadi Rani memperhatikan setiap detail rumah baru mereka.
Rani hanya mengangguk penuh arti. Jujur, rumah itu adalah rumah yang dia impikan selama ini.
BERSAMBUNG
Catatan:
jangan lupa vote, like, comment dan love ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
SariRenmaur SariRenmaur
senangnya dalam hatiii
2021-02-23
1
Lali
hadir lagi...
2020-09-14
1
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
next
2020-08-31
1