Hari yang melelahkan
Tepat jam 05.30 pagi, Rani sudah semangat menarik Ryan keluar dari kamarnya. Rani pun meminta Ryan untuk mengendarai mobilnya dengan cepat.
"Ayo, Mas. Percepat sedikit!" pinta Rani berkali-kali.
"Ini udah cepet, Sayang," entah apa yang membuat Ryan menikmati sekali saat dia memanggil Rani dengan sebutan sayang.
"Kita mau kemana nih?" tanya Ryan kemudian.
"Ke kantor Rani, Mas," jawab Rani singkat.
Ryan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, seperti permintaan Rani. Di sepanjang jalan, Rani hanya senyum-senyum entah apa yang ada dalam pikirannya. Dia menengok ke kanan dan ke kiri sambil tersenyum puas.
Ryan yang melihat kelakuan aneh istrinya pun akhirnya mengikuti kemana arah mata Rani melihat. Dan Ryan baru tersadar, ternyata di sepanjang jalan sudah penuh dengan banner-banner Dewangga Group. Papan-papan reklame yang beberapa waktu lalu terpampang gambarnya pun sekarang berubah menjadi gambar pernikahan dirinya dan Rani, dengan logo besar Dewangga Group.
"Ini kerjaan kamu, Sayang?" tanya Ryan penasaran.
Mendengar pertanyaan suaminya, Rani hanya mengangkat bahunya, seolah tak tahu apapun.
Sesampai di kantornya, Rani meminta Ryan memarkir mobilnya dan menggandeng Ryan berjalan menuju kerumunan ribuan orang.
"Sayang, ini acara apa?" Ryan bertanya penasaran.
"Hari ini kita akan lari marathon," jawab Rani girang.
Tak lama, terlihat panitia berlarian menghampiri Ryan dan Rani kemudian segera memberi jalan kepada mereka menuju panggung kehormatan. Disana sudah berjejer seluruh pejabat publik kota X termasuk orang nomor satu kota itu.
Sepanjang acara ceremonial, Arania Levana terus disebut sebagai legislator kota X, sedangkan Ryan Dewangga terus disebut sebagai Direktur Dewangga group yang menjadi sponsor utama acara "The Pride of Central Java Sport Tourism", dimana Dewangga group memberikan doorprize terbanyak, berupa 100 unit motor.
Ryan yang berkali-kali disebut dalam acara itu hanya mengangguk sambil melempar senyum yang sangat sulit di artikan.
***
Flashback
Arya membaca pesan Rani berkali-kali. Dia masih bingung dengan telphon Ryan dan pesan Rani yang tiba-tiba.
"Mereka itu kenapa sih?" Arya ngedumel kesal.
Dasar pengantin baru memang sangat sulit di tebak. Aneh-aneh aja yang mereka minta.
"Mas Arya, ada beberapa hal yang harus diselesaikan malam ini. Yang pertama, tolong hubungi panitia "The Pride of Central Java Sport Tourism", katakan bahwa saya dan direktur Dewangga group besok akan ikut dalam acara, jadi minta panitia untuk mengantar kaos ke hotel, dan tolong Mas Arya belikan rok dan celana jeans juga sepatu buat Rani dan Mas Ryan. Buat juga bahwa Dewangga group menjadi sponsor utama dan pemberi doorprize terbesar dalam acara itu. Mas Arya atur-aturlah. Kan Mas Ryan sudah oke semua dengan yang Rani minta. Jangan lupa penuhi kota dengan banner Dewangga Group, dan ganti papan reklame dengan foto kami malam ini juga," begitu lah detail permintaan Rani kepada Arya, dan harus diselesaikan malam itu juga.
End of flashback
***
Rani mamaksa Ryan untuk ikut berlari. Dari empat kategori lari, yakni 5K, 10K, Half Marathon (21K) dan Full Marathon (42K), Rani memilih ikut kategori paling ringan yaitu di kategori 5K. Sebenarnya Ryan melarang Rani untuk ikut, panitiapun menyarankan Rani untuk menunggu peserta di garis finish saja, namun bukan Rani kalau tidak memaksa.
"Nanti aku jalan aja kalau nggak kuat," jawab Rani, yang sebenarnya tidak terbiasa lari jarak jauh itu.
"Kalian kan pengantin baru, pasti tenaganya sudah habis untuk semalam. Udah, tunggu di garis finish saja," goda rekan Rani yang lain.
Tapi bukan Rani jika tidak memaksakan kemauannya. Dan akhirnya Rani, Ryan dan seluruh pejabat yang hadir ikut lari marathon di kategori 5K, membersamai 10 ribu peserta yang lain dari seluruh kategori.
Rani hanya berlari-lari kecil, ditemani Ryan yang terus menggandeng tangannya. Sesekali dia berhenti sejenak untuk minum.
Di sepanjang jalan, banyak sekali wartawan yang mengabadikan pasangan yang tiga hari ini sangat viral itu. Entah apalagi yang akan mereka tulis terkait Ryan dan Rani hari ini. Mungkin juga Rani sudah mengatur semuanya, Ryan sudah tidak terlalu peduli karena sudah mulai terbiasa dengan hal-hal tak terduga yang sering dilakukan istrinya.
Di kilometer ke 3, saat Rani dan Ryan istirahat untuk minum, tiba-tiba di depan mereka ada peserta, seorang ibu-ibu yang menghentikan larinya dan berjalan sempoyongan hingga akhirnya terjatuh. Rani yang memperhatikan wanita itu sedari tadi dengan reflek menerima tubuh wanita itu sekenanya dan ikut terjatuh.
Petugas keamanan dan medis yang berada di sepanjang jalanpun segera menghambur ke arah mereka. Sebagian petugas keamanan mengkondisikan peserta lain yang melewati tempat itu untuk tetap melanjutkan larinya, sebagian yang lain ikut membantu petugas medis memindahkan wanita itu ke mobil ambulance.
Sebenarnya Rani bermaksud mendampingi wanita itu sampai ke rumah sakit, tapi saat Rani mau beranjak, tiba-tiba...
"Auwwww," Rani setengah berteriak sambil memegang tangan kanannya. Setengah menangis, dia merintih kesakitan.
Ryan kaget sambil meraih tangan kanan Rani, tapi Rani semakin berteriak kesakitan. Rupanya gerakan reflek Rani saat menangkap dan akhirnya tertindih tubuh besar wanita tadi, membuat tangan Rani cidera.
***
Rani terus menangis sepanjang perjalanan ke rumah sakit. Bagian pergelangan tangannya sudah mulai biru dan membengkak. Ryan yang sangat khawatir melihat Rani kesakitan hanya mengusap-usap kepala Rani sambil sesekali mengecupnya.
Untung lokasi Rumah Sakit tidak terlalu jauh dari tempat Rani terjatuh tadi, sehingga hanya butuh waktu sekitar 5 menit mereka sudah sampai ke IGD dan sudah disambut beberapa dokter yang sudah dihubungi panitia terlebih dahulu setelah tahu bahwa Arania Levana cidera.
Setelah turun dari ambulance, beberapa dokter dan perawat pun segera memeriksa tangan Rani dan melakukan rontgen pada pergelangan tangannya.
"Bagaimana, Dok?" tanya Ryan khawatir.
"Alhamdulillah tidak ada yang patah ataupun retak. Kemungkinan hanya terkilir saja. Tapi karena bu Rani terlihat sangat kesakitan dan ada bengkak juga, maka nanti akan kami pasang Splint di pergelangan tangannya dan kami berikan obat anti nyeri," dokter menjelaskan, yang membuat Ryan sedikit lega.
"Tiga hari lagi bu Rani harus control, agar kami bisa melihat perkembangan tangannya. Jika sudah membaik, splint akan kami lepas. Oya, selama tiga hari jangan melakukan gerakan apapun untuk mempercepat proses penyembuhan," lanjut dokter itu.
"Baik, Dok. Terima kasih." Jawab Ryan sambil mempersilahkan dokter untuk memasang splint di pergelangan tangan Rani.
Ryan hanya mengelus dan mengecup ujung kepala istrinya, seolah dengan itu rasa sakit yang dirasakan Rani bisa berkurang. Dan lagi-lagi, hari ini satu hal gila dilakukan Rani. Meski tidak happy ending, tapi hari itu seluruh media termasuk tv nasional sedang ramai membicarakan pasangan viral, direktur Dewangga Group Ryan Dewangga vs Legislator muda Arania Levana.
BERSAMBUNG
Hai Readers
Jangan lupa tinggalin jejak ya. Kasih vote, like, comment n favorit ya. jangan lupa juga kasih rate 5...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Lali
hadir utk komentar ❤
2020-09-14
1
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
Pagi pagi aku hadir kakak
2020-08-31
1
Yhu Nitha
like4
2020-08-25
1