Menjelang sore, keluarga dari dua mempelai sudah stay di hotel untuk mempersiapkan diri.
Ryan dan Rani langsung menempati kamar hotel yang akan mereka tinggali hingga 3 hari ke depan. Karena acara akan dimulai jam 8 malam, maka Rani meminta tukang rias untuk datang setelah Rani melaksanakan sholat maghrib.
Sambil menunggu maghrib, Rani asyik menonton tv sambil menyandarkan tubuhnya di ranjang, di sisi ranjang yang lain Ryan asyik memainkan hp di tangannya.
"Ran, nanti mantanmu datang nggak?" tiba-tiba Ryan bertanya, dengan tatapan yang sangat serius.
"Enggak, Mas. Rani kan nggak pernah pacaran," jawab Rani enteng.
Mendengar jawaban Rani, Ryan tersenyum lega.
"Kalau gitu, Mas yang pertama dong?" lanjut Ryan sambil menyeringai semangat.
"Ya enggaklah, kan kemarin kita buat perjanjiannya sebagai teman bukan sebagai pacar," Rani kembali menjawab tanpa beban.
"Teman tapi menikah," gerutu Ryan, entah apa maksudnya.
Sebelum mereka terlibat dalam debat panjang, tiba-tiba pintu di ketuk. Ketika Ryan membuka pintu, ternyata tukang rias sudah datang. Ryan meminta mereka untuk menunggu di sofa bagian depan kamar, sementara Ryan dan Rani melaksanakan sholat maghrib di dekat ranjang yang terletak di ruang lain meski masih dalam area kamar yang sama.
"Mas Ryan tolong keluar dulu, Rani mau di-make up," Rani memohon kepada suaminya untuk meninggalkan area tempat tidur, selepas mereka sholat maghrib.
"Nggak mau. Mas mau nungguin kamu," Ryan bersi kukuh.
"Nggak papa, Mbak Rani. Kan sudah suami istri," perias yang mendengar pembicaraan mereka ikut nimbrung.
"Please," Rani memohon kepada Ryan sambil menelungkupkan kedua tangan di dadanya, tanpa memperhatikan masukan sang perias.
Ryan yang bisa menangkap permintaan Rani yang belum siap membuka hijabnya di depan suaminya itu akhirnya mengalah, dan berpindah ke sofa bagian depan kamar.
Sekitar satu jam, Rani pun sudah siap. Dia mengenakan gaun pengantin warna coklat muda, bagian belakangnya menjuntai ke lantai beberapa meter. Hijabnya warna senada dengan aksen mahkota berlian, menambah kecantikan yang luar biasa. Ryan yang sudah siap dengan mengenakan jas warna senada pun segera menyambut Rani yang berjalan menghampirinya.
Lagi-lagi Ryan tidak bisa menyembunyikan rasa takjubnya saat memandang pengantinnya yang cantik bagai ratu di hari itu. Dengan make up minimalis seperti yang dilihatnya, kesan elegan justru semakin nampak. Penampilan Rani saat mengenakan make up sungguh lebih cantik dari pada Meysie yang selalu mengenakan make up setiap hari.
Ryan segera mengulurkan tangannya, Rani pun tak menolak dan segera keluar menuju ruang pesta. Ketika mereka masuk, tamu undangan memandang mereka dengan rasa takjub. Ryan yang memang selama ini terkenal tampan, tampak lebih tampan dari biasanya. Sedangkan Rani, malam itu berhasil memukau setiap mata yang memandangnya.
Mereka terus berjalan masuk menuju pelaminan, sambil tersenyum dan menyapa tamu yang telah datang. Setelah mereka sampai ke pelaminan, giliran tamu yang menyalami mereka secara bergantian.
Semua pengusaha, pejabat, tokoh politik, keluarga, sahabat dan para wartawan hadir untuk mengucapkan Selamat. Dan malam itu, dalam hitungan menit berita pernikahan mereka segera viral di dunia maya dan seluruh media online juga tv nasional.
"Pengusaha sukses Ryan Dewangga mempersunting Legislator muda Arania Levana."
Melihat tamu sudah mulai sepi, Ryan, Rani dan keluarga memutuskan kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Ryan pun segera menggandeng tangan Rani yang terlihat sangat capek menuruni pelaminan. Saat mereka menuju pintu keluar, tiba-tiba ada tamu yang datang.
"Meysie?" ucap Ryan kaget melihat siapa yang ada di depannya.
"Ryan, aku ikut berbahagia. Selamat untuk pernikahan kalian," dengan terbata Meysie memberi ucapan selamat. Matanya berkaca-kaca, namun terlihat sangat berusaha menahan agar kristal bening itu tidak menetes.
"Terima kasih. Apakah kau datang bersama suamimu? Kapan kalian pulang ke tanah air?" meski Ryan belum mendengar kabar pernikahan Meysie, tapi pertanyaan itu yang sengaja diucapkannya untuk menjaga perasaan Rani yang dilihat dari wajahnya sudah merasa tidak nyaman.
"Aku datang sendiri," jawab Meysie singkat.
"Oya, kenalkan ini Rani, istriku. Sayang, ini Meysie, sahabat baikku saat di Amerika dulu," lanjut Ryan, sengaja memanggil Rani dengan sebutan sayang agar Meysie tidak tahu bahwa pernikahan mereka karena perjodohan.
Rani pun mengulurkan tangannya sambil tersenyum ramah.
"Rani," ucapnya singkat.
"Meysie. Saya tahu wanita sehebat apa Anda," sambut Meysie, yang sudah banyak tahu tentang sosok Rani melalui media.
Rani hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Mas Ryan, Rani ke kamar duluan ya. Silahkan jika Mas Ryan dan Meysie mau mengobrol dulu. Tentu kalian bisa melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu," entah tulus atau tidak, Rani memberikan kesempatan kepada Ryan untuk berbicara dengan Meysie.
"Ohh tidak, Rani. Hari sudah malam. Saya pamit." Karena merasa tidak enak, Meysie pamit dan langsung meninggalkan hotel.
Setelah Meysie menghilang dari pandangan, Ryan segera mengeratkan genggaman tangannya dan mengajak Rani menuju kamar.
Setelah masuk, Ryan langsung membersihkan diri di kamar mandi, sementara Rany segera membersihkan riasan wajahnya dan mengganti gaunnya dengan pakaian dan hijab santai.
Ceklek...
Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Seketika wajah Rani memerah menahan malu saat melihat Ryan keluar dengan bertelanjang dada, hanya handuk yang terlihat melilit di bagian pinggangnya.
Melihat wajah Rani yang memerah, Ryan hanya tersenyum nakal dan berucap, "Kenapa wajahmu memerah? Kamu harus mulai terbiasa bahkan jika Mas tanpa sehelai benang pun. Meski kita teman, tapi kita kan sudah menikah."
Demi menghalau rasa malunya, Rani tak menjawab perkataan konyol Ryan dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya butuh waktu sepuluh menit, Rani keluar dari kamar mandi dengan gaun tidur dan hijab santainya.
Setelah mereka sholat isya berjama'ah, mereka memutuskan untuk segera tidur. Meski mereka tidur satu ranjang, tapi mereka tidur saling membelakangi dengan perasaan masing-masing, tanpa mereka saling tahu bahwa meski mata mereka terpejam, tapi pikiran mereka tidak tidur.
Baik Ryan maupun Rani sama-sama memikirkan kedatangan Meysie.
Mata Meysie yang berkaca-kaca dan menahan tangis itu bukanlah sesuatu yang biasa. Sikap dan cara dia memandang Ryan sangat mencerminkan perasaan hatinya. "Siapa Meysie sebenarnya?" pikiran Rani benar-benar dipenuhi wajah dan ekspresi Meysie saat itu.
Sementara Ryan, sibuk menerka tentang perasaan hatinya sendiri. Melihat Meysie sungguh tidak lagi seperti dulu. Degup di dadanya saat memandang Meysie juga benar-benar tak sekencang dulu. Justru saat pertemuan itu yang paling ingin dilakukan Ryan adalah menenangkan hati Rani dan membuat istrinya tak berpikir apapun tentang seorang Meysie. "Apakah Rani cemburu?" pikirnya dalam hati.
BERSAMBUNG
Hai Readers
Jangan lupa tinggalin jejak ya. Kasih vote, like, comment n favorit ya. jangan lupa juga kasih rate 5...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
SariRenmaur SariRenmaur
semangat utk hidup ke depan
2021-02-23
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Semangattt...💪
asisten dadakan hadir lagi kak
mampir yuk😉
2021-02-11
0
Asih Sunkar
Halo kk aku mampir bawa buah jari berupa like rate dan komen mampirlah juga ke karyaku ya 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
TERPAKSA MENIKAHI WANITA JANDA
2020-08-31
1