Dua hari setelah pertemuan pertama Ryan dan Rani di restoran, akhirnya keluarga Dewangga memutuskan untuk langsung melamar Rani di rumah.
Makan malam yang cukup hangat itu masih di dominasi oleh obrolan Tuan Prabu dan Rani. Bahkan saat makan malam selesai dan tinggal acara santai, Tuan Prabu memanggil Arya, sekretaris pribadinya dan segera saja terlihat obrolan serius dari ketiganya. Sesekali terlihat Rani sedang menelpon seseorang, sesekali dia terlihat menulis sesuatu yang kemudian diserahkan kepada Arya. Setelah itu giliran terlihat Arya yang menelpon seseorang seperti memerintahkan sesuatu.
Ryan yang memilih duduk di teras rumah Rani, sebenarnya sangat penasaran dengan obrolan ketiga orang itu. Namun karena gengsinya yang besar, rasa ingin tahunya segera saja terkalahkan. Dan akhirnya dia lebih memilih untuk kembali menyelami dunia maya melalui layar ponsel yang sedari tadi dia pegang.
***
Pertemuan semalam menyisakan pe-er untuk Ryan dan Rani yang membuat keduanya ngedumel kesal. Mama Davina dan Mama Titania memberi titah kepada keduanya untuk membeli cincin kawin dan fitting baju pernikahan.
Karena di hari itu kebetulan Rani ada sidang dan Ryan juga banyak pekerjaan di kantornya, maka mereka memutuskan untuk bertemu di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan.
Ryan yang datang lebih dulu diantar sopir, memutuskan untuk menunggu Rani di dalam mobil. Tak berapa lama, Ryan melihat sebuah mobil masuk dan terparkir persis disebelah kiri mobilnya. Setelah terparkir, segera saja Rani terlihat turun dari pintu pengemudi, dengan mengenakan jas dan rok warna coklat tua, dengan kemeja dan dasi warna senada, serta hijab dengan warna serasi yang lebih muda.
Setelah turun, Rani membuka pintu belakang dan membuka jas serta dasi yang dipakainya. Ryan yang memperhatikan Rani dari arah mobil pun bertanya-tanya, "sebenarnya gadis kecil itu kerjanya apa sihh? Kemarin penampilannya kayak ABG. Sekarang rapi banget kayak eksekutif muda", gumamnya dalam hati.
Melihat Rani yang celingukan seperti menunggu seseorang, akhirnya Ryan keluar mobil dan menghampiri Rani.
"Kunci mobil?" kata Ryan singkat sambil menengadahkan tangan kanannya, tanda meminta sesuatu.
"Maksudnya?" tanya Rani tak mengerti.
"Mobilnya biar di bawa Pak Mamat balik. Nanti kamu aku antar pulang." Jawab Ryan ketus.
Tanpa menunggu persetujuan, Ryan pun langsung saja merebut kunci di tangan Rani dan menyerahkan kepada Pak Mamat, supir pribadi di rumahnya.
Tanpa aba-aba, Ryan masuk diikuti Rani yang berjalan membuntuti di belakang, hingga berhenti di sebuah toko perhiasan.
Ketika mereka masuk, mereka segera dilayani oleh seorang pelayan.
"Silahkan Tuan dan Nona, ada yang bisa kami bantu?" sapa pelayan toko itu dengan ramah.
"Tolong bantu calon istri saya ini cari cincin kawinnya," jawab Ryan singkat.
"Baik, mari Nona!"
Rani pun segera memilih beberapa model yang disodorkan pelayan toko. Karena Rani tidak begitu menyukai perhiasan, jadi dia meminta pelayan toko untuk merekomendasikan produk terbaik toko itu dan memperlihatkan kepada Ryan.
Ryan yang disodori beberapa pilihan hanya berkata, "Berikan yang terbaik di toko ini," sambil memberikan kartunya untuk melakukan pembayaran.
Setelah selesai, mereka langsung keluar mall menuju butik tempat mereka akan memesan baju pernikahan mereka.
Dengan tidak bersemangat, Rani masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi sebelah pengemudi, bersamaan dengan Ryan yang duduk persis di belakang kemudi.
Tidak ada obrolan sedikitpun diantara mereka sepanjang perjalanan. Ryan lebih memilih fokus mengendarai mobilnya, sementara Rani terlihat sibuk melihat ke samping kanan dan samping kiri jalan memandangi papan-papan reklame di beberapa spot, setelah itu dia terlihat mencari nomor seseorang tapi tidak menemukan di hp nya. Dengan ragu, akhirnya dia membuka suara.
"Pak Ryan, bolehkah saya meminta nomor Mas Arya?"
Ryan hanya merogoh saku celana kanannya dan menyerahkan hp yang diraihnya kepada Rani tanpa berkata apapun. Dia hanya membatin dalam hati, "Tadi clingak clinguk sepanjang jalan. Sekarang minta nomor hp sekretaris pribadi Papa. Ngapain sih ini bocah?"
Tak lama, Rany terdengar sudah ngobrol dengan Arya melalui ponsel Ryan.
"Mas Arya, Ini Rani. Beberapa spot sudah terisi ya. Tapi tadi Rani masih lihat beberapa papan reklame yang masih kosong. Apa karena on proses ya, Mas? Oya, satu lagi. Jika bisa di spot yang masih kosong kasih gambar Pak Ryan yang lagi agak nyantai dan gaul dikit mas. Biar bisa menarik pemilih pemula,"
"Iya, Mas,"
"Ohh gitu?"
"Oke."
Setelah selesai, Rani langsung mengembalikan hp Ryan dan kembali clingak clinguk melihat papan reklame. Ryan yang penasaran pun mengikuti kemana arah mata Rani melihat. Dan alangkah terkejutnya Ryan ketika di sepanjang jalan dia melihat gambar dirinya dimana-mana dengan caption yang beragam.
Melihat itu semua, Ryan kembali bingung, "ini bocah kerjanya apa ya?" gumamnya dalam hati.
***
Flashback
Setelah acara lamaran selesai dan dilanjutkan acara santai, Tuan Prabu sengaja mengajak ngobrol Rani secara pribadi.
Tuan Prabu menjelaskan banyak hal terkait rencana pencalonan putranya dalam kompetisi pemilihan orang nomor satu di kota itu. Tuan Prabu juga meminta peran Rani sebagai seorang politisi dan sebagai orang yang akan mendampingi Ryan sebagai seorang istri nantinya.
Mendengar penjelasan dan berbagai misi berat yang diberikan Tuan Prabu, sebenarnya Rani cukup kaget dan cukup memahami bahwa selain perjodohannya dengan Ryan didasari oleh urusan persahabatan kedua orang tua mereka, perjodohan ini sangat penuh dengan kepentingan.
Namun jiwa politisi seorang Rani yang bisa dibilang sudah cukup matang meski di usianya yang masih muda segera saja berputar. Otak Rani langsung bekerja dan segera menyadari bahwa posisi dirinya yang merupakan legislator perempuan akan segera berubah menjadi istri yang merangkap sekretaris pribadi dan juga tim pemenangan.
"Baik, Om. Tapi mengingat Pak Ryan baru saja pulang dari Amerika dan belum dikenal banyak orang, Rani minta sebelum kami menikah, wajah Pak Ryan dikenalkan dulu mulai dari sekarang kepada publik, Om. Kalau perlu mulai besok, semua papan reklame kita pakai untuk memasang wajah Pak Ryan di seluruh penjuru kota. Dalam waktu seminggu itu Rani akan mulai melobby dan mengatur pertemuan Om Prabu dan Seluruh ketua partai secara bergantian untuk lobby tahap awal. Kita usahakan sebelum Rani dan Pak Ryan menikah, semua sudah terlobby Om. Baru setelah menikah nanti tugas Rani menemani Pak Ryan terjun langsung ke masyarakat, karena yang akan bekerja sudah tim besar. Dan satu lagi, kita butuh membuat tim, termasuk konsultan media dan tim survey profesional", papar Rani, yang segera saja disambut dengan decak kagum tuan Prabu.
"Baik, semua akan di urus sekretaris Om"
Setelah itu Arya datang dan segera menangkap konsep yang dirancang Rani. Malam itu pun Arya sudah mulai sibuk bersama Rani, sementara Ryan tetap duduk di teras rumah Rani karena gengsi.
End of flashback
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Asih Sarwati
mbak rani semangat yakin kalian akan saling mencintai nantinya hehehe
2022-10-16
1
Yeni Isnawati
mulai baca thor...crtnya beda dr yg lain
2021-02-24
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak lagi
2021-01-25
3