Bab 20

Harum.

Nata masih mengingat nama perempuan berwajah ayu tersebut.

“Nat-Nata.” Nata bisa melihat raut keterkejutan Hangga dari suaranya.

Sejenak Nata tertegun menatap genggaman tangan Hangga pada Harum.

Hangga yang baru menyadari hal tersebut langsung melepas genggaman tangannya pada Harum.

Perempuan cantik berusia 24 tahun itu menatap Harum sejenak lalu beralih menatap kekasihnya. “Dia siapa kamu, Hangga?” tanyanya sembari menahan sesak. Rasanya sangat sulit untuk berpikir positif pada situasi yang dihadapi kali ini.

“Siapa dia, Hangga?!” ulang Nata dengan sedikit berteriak.

“Kita bicara di dalam, Nat.” Hangga menarik tangan Nata, mengajaknya masuk ke rumah, lalu menuntunnya untuk duduk di sofa.

Sementara Harum bergeming dalam kebingungan, memperhatikan Hangga yang sudah membawa masuk Nata.

“Dia siapa kamu, Hangga? Ayo jawab!” Untuk kali ketiga pertanyaan itu terlontar dari bibir Nata. Mata gadis cantik itu sudah berembun, menahan sesuatu yang mungkin saja bakal terjatuh.

“Dia istriku,” ungkap Hangga. Ia berbicara dengan kedua tangan menggenggam erat tangan kekasihnya.

“Kamu jahat, Hangga! Kamu jahat!” teriak Nata. Emosinya meluap seiring pengakuan menyakitkan dari pria yang teramat dicintainya itu.

Nata memberontak ingin melepaskan tangannya dari genggaman Hangga. Rasanya ingin sekali meninju pria yang tengah berlutut di hadapannya itu.

“Tega kamu, Hangga! TEGA!” Nata meraung penuh kemarahan.

“Maafkan aku, Nat. Aku terpaksa. Ini bukan keinginan aku. Ibu masuk rumah sakit, lalu meminta aku untuk menikahi dia. Aku enggak ada pilihan lain. Aku enggak bisa menolak permintaan Ibu.” Hangga melepas genggaman tangannya lalu meraih tubuh Nata untuk memeluknya.

“Aku enggak cinta sama dia. Aku cintanya sama kamu, Nat. Aku hanya mencintai kamu," tuturnya sembari mendekap tubuh kekasih yang sangat dicintainya.

“Kamu jahat, Hangga! Kamu mengkhianati aku. Kamu bohongi aku. Huuu ... huuu ....” Nata tidak dapat lagi menahan air kesedihan yang terus mendesak. Ia menangis meraung di pelukan Hangga.

“Maafkan aku, Nat,” ucap Hangga semakin memeluk erat Nata.

Setelah menangis beberapa saat, Nata memberontak melepaskan diri dari pelukan Hangga. Perempuan cantik itu memukuli dada Hangga, menangis meraung sembari berkali-kali mengucapkan kata ‘jahat’ kepada kekasihnya.

Nata merasakan sakit teramat sakit karena pengkhianatan Hangga. Meskipun kisah cinta mereka sulit untuk disatukan dalam sebuah ikatan hubungan masa depan, tetapi tidak bisakah Hangga tetap setia padanya? Seperti ia yang juga setia pada Hangga.

“Jangan pergi, aku masih ingin bersama kamu.” Itu adalah kalimat yang sering Hangga ikrarkan setiap semangat mereka dalam menjalani hubungan cinta mulai surut.

Apakah Hangga tidak mengingatnya? Bukankah mereka berjanji untuk selalu saling mencintai tanpa mengkhianati?

“Sejak kapan kamu mengkhianati aku?” tanya Nata dengan berteriak.

“Aku tidak pernah mengkhianati kamu, Nata. Aku sangat mencintai kamu,” kilah Hangga.

“Kalau kamu cinta harusnya kamu tidak seperti ini, Hangga!” kata Nata emosi.

“Aku terpaksa Nata. Aku menikahi dia demi ibuku.”

“Sejak kapan kalian menikah, hah?! Kamu sudah bohongi aku, Hangga.” Nata kembali memukuli Hangga. “Kamu bohong! Kamu jahat!”

Hangga diam saja membiarkan Nata memukulinya. Ia sadar keputusan untuk menyembunyikan pernikahannya pada sang kekasih membuat sakit hati Nata menjadi lebih sakit berkali lipat.

“Nat, dengarkan cerita aku dulu.” Setelah beberapa jenak terdiam, membiarkan Nata meluapkan emosi kemarahannya, Hangga menangkap tangan Nata yang tengah memukulinya, kemudian memeluk tubuh kekasihnya selama beberapa saat.

Nata menangis histeris di pelukan Hangga. Kemarahan dan kesedihan yang teramat menyesak di dada membuat air matanya seakan tidak dapat berhenti.

Cukup lama Nata menangis sembari sesekali tangannya memukul dada Hangga. Setelah dilihatnya emosi Nata mereda, meskipun belum hilang sepenuhnya, Hangga kembali mendudukkan Nata di sofa. Sementara Hangga mengambil posisi berlutut sembari menggenggam tangan Nata.

“Tiga minggu yang lalu aku menikah. Namanya Harum. Dia salah satu karyawan Ibu. Aku enggak bisa menolak keinginan Ibu untuk menikahi Harum.” Hangga menjeda ucapannya untuk mengusap bulir luka yang menjejaki pipi mulus perempuan cantik di hadapannya.

“Aku tidak pernah mencintainya. Cintaku hanya untuk kamu, Nata. Bahkan, sampai detik ini, aku belum pernah menyentuhnya sekali pun. Selama ini kami tidur terpisah. Harum tidur di kamar tamu," tutur Hangga lagi di tengah isakan kekasihnya.

Nata mencebik mendengar penuturan Hangga "Mana mungkin menikah, tapi tidak bersentuhan," sahutnya dengan terisak-isak.

“Kalau kamu enggak percaya, kamu bisa lihat kopernya di kamar aku. Baru tadi kami membereskan barang-barangnya untuk dipindahkan ke kamarku. Aku enggak mau menyakiti Ibu. Aku enggak mau Ibu marah karena melihat Harum tidur di kamar tamu. Kami sepakat untuk bersandiwara di depan Ibu, berpura-pura seperti pasangan suami istri yang mesra untuk menyenangkan Ibu. Percaya sama aku, Nat. Aku enggak mencintai dia. Aku cintanya sama kamu.” Hangga memberikan penjelasan panjang lebar. Ia menyempatkan untuk mengecup kedua tangan Nata bergantian, sebelum melanjutkan penuturannya.

“Tadi kami mengira Ibu dan Ayah yang datang. Makanya aku sama Harum berpura-pura mesra dengan bergenggam tangan. Ternyata yang datang kamu. Sumpah itu hanya akting. Hubungan aku dan Harum tidak seperti pasangan suami istri kebanyakan. Aku menunggu Harum merasa lelah sendiri dengan pernikahan ini. Sehingga dia merasa enggak tahan lalu menggugat ce ....”

“Keterlaluan kamu, Hangga!” Di depan pintu utama, Bu Mirna berseru murka.

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

asyiiik ada sangat ibu dengerrr,,,,

2023-04-10

0

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

wahhh tak kira hangga mau boong

jujur ternyata tpi menyakitkan
ada dua hati wanita yg tersakiti

2023-03-11

1

Safitri Agus

Safitri Agus

kejutan,,ibu datang....

2022-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Extra part
123 Extra part 2
124 Extra part 3
125 Extra part 4
126 Sekilas Tentang Inara
127 Extra part Inara 2
128 128
129 129
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Extra part
123
Extra part 2
124
Extra part 3
125
Extra part 4
126
Sekilas Tentang Inara
127
Extra part Inara 2
128
128
129
129

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!