Mantan Bad Boy And Bad Girl

Mantan Bad Boy And Bad Girl

Pertemuan (1)

“Terkadang pertemuan itu bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan ataupun menyedihkan.”-Joyart24 : )

****

*Tok... Tok**…!!*

Suara ketukan dari luar kamar sudah terdengar berulang-ulang kali dari pukul 06.10 dan berharap orang yang ada di dalam kamar itu terbangun. Tapi, nihil. Tidak ada jawaban dari dalam sana. Suara ketukan itu semakin kencang, tapi tidak ada tanda-tanda pemilik kamar itu akan bangun. Orang yang mengetuk kamarnya pun tidak lelah dan tetap mengetuk.

Di dalam kamar itu terdapat seorang anak perempuan cantik yang sedang terlelap dalam tidurnya. Perempuan itu tetap tidur tanpa menggubris suara ketukan itu. Dengan mata yang masih terpejam, dia semakin meringkuk dan tidak ada tanda-tanda dia akan terbangun.

“Jennita!” Terdengar suara dari balik pintu kamar anak perempuan itu. Orang yang dipanggil hanya diam dan dengan tidak sabar orang yang memanggilnya itu pun langsung membuka pintu dengan paksa. Pintu itu pun terbuka.

“Jennita, bangun kamu!” Seorang perempuan yang berumur sekitar 39 tahun itu menyibakkan selimut yang sedang membalut pemilik kamar itu.

“Apaan, sih, Ma?” lirih nya yang masih terpejam dan berusaha menarik selimutnya lagi. Tapi, bukan mendapatkan selimutnya dia malah mendapatkan cipratan air dari mama nya itu.

“Kamu bangun atau mama seret kamu sampai sekolah,” Nada ancaman sangat terdengar di telinga si pemilik kamar tapi tetap saja dia tidak bangun. Yang memberi ancaman pun tidak tinggal diam dan langsung menyiram air lebih banyak.

Dengan terpaksa dan sedikit kesal, anak perempuan itu bangun dengan tergopoh-gopoh dan pergi ke kamar mandi dengan nyawanya yang masih setengah itu. Orang yang menyiram air itu pun tersenyum penuh kemenangan dan pergi keluar dari kamar itu.

Mama enggak peka banget, deh. Udah tau anaknya masih ngantuk malah disiram air, mana banyak banget lagi, batinnya menggerutu sembari mandi dan memakai bajunya lalu pergi ke berangkat ke sekolah.

****

POV Jennita

Nama aku, Jennita Angreeni. Umur aku sekarang adalah 16 tahun. Dan aku sudah masuk ke SMA. Dulu aku masuk SMP di luar kota. Jadi, hari ini juga hari pertama aku tinggal di rumah orangtuaku dan yang lebih tepatnya adalah rumah mamaku.

Dan hari ini adalah hari terakhir libur panjang aku. Ya, aku sudah masuk lagi ke sekolah dan aku juga baru masuk ke sekolah yang baru. SMA Mutiara Harapan itu adalah SMA aku sekarang. Dan di hari pertamaku sekolah aku sudah terlambat. Terlambat adalah hal biasa terjadi, kalau aku tidak terlambat rasanya kurang pas begitu. Aku pun langsung berjalan dengan santai ke gerbang sekolah yang sudah semakin rapat. Baru saja mau masuk ke dalam dan malah ditahan sama bapak satpamnya.

"Ayo lah, Pak," pintaku kepada pak satpam sekolahku untuk bisa masuk ke dalam sekolah. Mantap banget kalau nanti aku harus dapet hukuman dan lagi masa MOS pula.

"Tidak bisa, Non," tolak pak satpam dengan nada memelas.

"Yaudah, deh, Pak." keluh ku kepada pak satpam dan aku pun membalikkan badanku untuk pergi menjauh dari sekolah.

Mending aku pulang ke rumah aja, deh. Daripada aku dihukum. Ogah banget! batinku dan mulai melangkah menjauh dari gerbang sekolah itu. Baru satu langkah dan aku terpaksa memutar badanku lagi.

"Di hari pertama sekolah aja sudah terlambat apalagi nanti ke depannya!! " ketus seseorang kepadaku dengan nada yang sungguh membuat aku jengkel.

"Siapa kamu??? " tanyaku meredam kesal ku.

"Aku Idris Purnama, ketua OSIS di sini!" jawabnya dengan nada ketus dan sedikit menekan kata OSIS.

Aku melihat dia dari atas sampai bawah. Aku tau kalian berpikir kalau aku tidak sopan, tetapi memang itu caraku untuk melihat orang yang pertama kali aku jumpai.

Nih, orang bisa enggak sih jawabnya santai aja gak usah ketus, heran banget muka cakep, lumayan lah tapi sifatnya jelek banget, batinku.

"Kau ingin masuk, ha?! " tanya dia dengan ketus.

"Iya lah, aku mau masuk!!" jawabku tak kalah ketus.

"Biarkan dia masuk, Pak!" perintah dia kepada pak satpam.

Pak satpam pun membuka gerbangnya dan memperbolehkan aku masuk.

Ternyata baik juga nih ketua osis, aku pikir tadi dia jahat dan ketus sekali, batinku.

Lalu aku masuk dan melewati ketua OSIS itu. Saat aku melewatinya, tanganku langsung ditangkap dan ditarik oleh dia dengan kasar hingga ke tengah-tengah lapangan.

Ya, di lapangan itu sudah banyak siswa-siswi baru sedang berbaris. Dan aku berada di depan mereka semua. Si ketua OSIS itu pun menyuruh aku tetap berdiri di tempatku.

"Ini lah contoh yang tidak baik, jika kalian terlambat saya akan memperlakukan kalian sama seperti dia!" tegasnya sambil menunjuk diriku.

Aduh, malu banget aku, aku tarik kata-kataku yang bilang dia ketua osis yang baik! batinku dan aku lebih memilih menundukkan kepalaku.

Upacara penerimaan, itu pun dilanjutkan. Dengan diriku yang tetap di tempatku. Kesal? Pastinya. Coba kalian yang rasain? Apa? Salah aku juga ini? Yaudah, deh. Aku ngaku emang salah aku tapi kan, hukumannya yang bagusan dikit ‘gitu kek.

Nyebelin banget, sih nih ketua OSIS. Heran banget bisa dipilih jadi ketua osis. Paling modal tampang doang bisa jadi ketua OSIS!! batinku memaki ketua osis kasar dan ketus itu.

Upacara itu pun selesai dan dia berjalan menuju aku lalu berbisik tepat di telingaku, “Setelah ini datang ke ruang advis, kalau kau enggak datang. Hukumannya akan bertambah, INGAT ITU!”. Ruang advis itu singkatan dari ruang audio visual.

Bukan diriku, jika aku menurut untuk datang ke sana. Aku pun lebih memilih berlari menuju kamar mandi. Aku merasa kesal, marah dan malu. Aku pun membasahi wajah ku dan pergi keluar kamar mandi menuju kelas aku dengan muka yang cerah, lebih tepatnya berusaha untuk terlihat tidak terjadi apa-apa tapi tetap memiliki dendam dengan ketua OSIS itu.

Saat keluar dari kamar mandi aku melihat sesuatu yang tidak terduga. Dan aku berusaha untuk tidak peduli, tapi sepertinya seru. Aku pun memilih untuk menyimpannya dan menjadikannya sebagai kartu as.

Aku dapat bahan tambahan baru, nih. batinku dengan licik. Aku pun langsung pergi berjalan menuju kelasku dengan wajah super cerah.

****

Di lain sisi

Idris sedang pergi berkeliling ke seluruh sekolah sebelum nanti pergi ke ruang Advis pun bertemu dengan Aldo –-sahabat baik Idris--- di depan kelas.

“Aldo!” teriak Idris dari jauh. Aldo pun menengok ke arah sumber suara.

“Oh, hai, dris!” balas Aldo.

“Ngapain kau di depan kelas ? Kenapa tidak masuk?” tanya Idris heran karena Aldo hanya diam di depan kelas dan tidak ada pergerakan alias bengong.

“Tidak apa-apa, kau mau pergi ke mana?” ujar Aldo yang membuat Idris bingung.

“Mau ke ruang advis, mau ikut?” Aldo yang mendengar itu pun langsung mengangguk, Idris yang melihat itu pun

langsung merangkul bahu Aldo dan pergi menuju ke ruang Advis.

- - -

Jangan lupa tinggalkan jejak apalagi vote aku butuh banget. Love you all and thanks a lot.

Terpopuler

Comments

Ellaa🎭

Ellaa🎭

mulai baca dan memberi dukungan kak 😍💜

mampir juga yukk kak ke karyaku 'Kay and Say'🥰
jangan lupa untuk mampir yaaa siapa tau suka😍😍💜

2020-10-03

2

Papi Suho❤️💦

Papi Suho❤️💦

semangat terus untuk authornya.

2020-07-27

1

Ria Tiara

Ria Tiara

aku mampir kak
salam dari " the story of my freindshin "

2020-07-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!