SMA Hoshizora Tokyo
Miyamura menemui jalan terjal ketika dirinya membuat perjanjian dengan Gen, Gen nampaknya sama sekali tidak tertarik dengan perjanjian Miyamura yang dia anggap sangat bodoh.
Miyamura mencoba membayar semua hutang Taro asalkan setelahnya Gen dan anggota gangster sekolah tidak mengganggu Taro lagi, namun Gen memilih untuk tidak peduli.
"Aku akan membayar semua hutang Taro, berapa semuanya? Asalkan kamu berjanji untuk tidak menganggunya lagi." Miyamura mencoba merayu
"Berapapun kamu bayar, itu tidak akan bisa menutupi hutang yang Taro miliki. Lagipula hutangnya bukan hanya dalam bentuk uang saja, masih ada dalam bentuk lain." Gen sedikit membocorkan rahasia meskipun nampaknya dia mencoba mengganggu Miyamura dengan permainan kata
"Bentuk lain? Apa maksudmu hah? Kau gila!" Miyamura meninggikan nada dan nampaknya ada dua orang yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua
"Miyamura mencoba membayar hutang kakak? Benarkah?" tutur batin Misaki
"Hei Taro, apa kau tidak curiga dengan sikap Miyamura? Untuk apa dia membayar semua hutangmu?" Yuki penasaran juga dengan sikap Miyamura
"Aku tidak mengerti, seperti ada yang coba dia sembunyikan dariku. Aku berharap itu perjanjian bagus." Misaki sangat tertarik mendengar perjanjian yang dibuat Miyamura
Namun Misaki tau diri, akan sulit baginya untuk bicara dengan Miyamura dalam kondisi sekarang. Memainkan peran Taro dan bicara dengan Miyamura adalah hal sulit, baginya Miyamura adalah seorang lelaki yang dia sakiti selama ini.
Miyamura terlihat ragu dengan pernyataan yang dikeluarkan Gen, faktanya memang banyak hal yang disembunyikan Taro kepada teman yang lain.
"Perjanjian yang sangat menguntungkan bagiku adalah, jangan ikut campur urusan Taro atau kau akan mati." Gen mengancam namun Miyamura tak gentar
"Jangan pikir aku akan menyerah, aku tidak sama dengan yang lain. Kau akan menyesal Gen, dan semua temanmu akan hancur suatu saat nanti." Miyamura berbalik mengancam namun tidak dihiraukan oleh Gen
Miyamura berjalan menjauh dari Gen, Gen nampak sangat tidak peduli karena baginya tidak ada keuntungan membebaskan Taro.
"Sangat payah, kau pikir kami tidak bisa menghancurkanmu. Miyamura, kau pikir Taro akan mengizinkanmu memacari adiknya? Jangan bodoh!" Gen memandangi punggung Miyamura
"Aku tidak menyangka Miyamura akan sangat berani, aku rasa dia benar - benar ingin kamu menyetujui hubungannya dengan Misaki." Yuki memandangi Misaki yang terdiam
"Dia serius soal cintanya, tapi aku? Merusak apa yang sudah kami bangun dari dulu. Aku merasa malu." Misaki mengingat kembali kejadian dimana dia memutuskan hubungan dengan Miyamura, baginya itu cukup menyakitian namun dia harus melakukannya.
"Hei, Taro! Kenapa kamu malah melamun?" Yuki menepuk pundak Misaki
"Eh... Iya, maaf. Jadi kita harus apa?" tanya Misaki
"Kita..." bel berbunyi dan Yuki terpaksa kembali ke kelas dan memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan nanti
"Eh sudah waktunya masuk, nanti kita lanjutkan ya Taro." Yuki segera beranjak
"Iya, sampai nanti." Misaki juga bangkit lalu masuk ke kelas
Jam pulang sekolah
Yoshuke pamit dengan Gen, dia dan Gen membahas beberapa hal mengenai Ryusei dan Haruki. Hasilnya, Gen ingin Ryusei dan Haruki kembali ke grup mereka. Namun karena beberapa hal pula, sulit membujuk Ryusei kembali.
"Apapun itu, rahasia ini tidak boleh bocor ke siapapun termasuk Yoshida, Hose dan Mark." ucap Yoshuke
"Aku pandai menyimpan rahasia, jadi jangan khawatir." ucap Gen meyakinkan Yoshuke
"Baiklah, sampai besok ya." setelah pamit, Yoshuke langsung berjalan menuju arah timur sekolah
Beberapa orang disekitarnya nampak sibuk dengan urusan masing - masing, kemudian Ryusei datang menghampirinya.
"Apa kabar teman lama, kau sepertinya sibuk sekarang?" Ryusei menatap Yoshuke
"Ternyata kau, sepertinya ada sesuatu yang penting hah?" Yoshuke menatap sinis Ryusei
"Aku punya sebuah perjanjian yang bagus denganmu, kau boleh menolaknya bila menurutmu itu buruk." Ryusei tersenyum seringai
"Basa - basi, apa perjanjiannya?" Yoshuke cukup penasaran
"Aku dan Haruki sepakat kembali bergabung dengan tim mu, namun kau harus menyingkirkan Hose dan Mark. Tidak sulit kan?" Ryusei membuat sebuah kesepakatan yang sejalan dengan Yoshuke
"Apa yang akan terjadi jika aku atau Yoshida menolaknya?" Yoshuke ingin mendengar jawaban Ryusei
"Jangan harap kami akan kembali, dan satu hal lagi. Kau dan Yoshida akan mendapatkan mimpi buruk setelah ini, aku bersumpah."
Ryusei benar - benar membuat Yoshuke kehabisan waktu untuk berpikir, lagipula dia juga ingin Hose dan Mark menghilang dari grupnya.
"Aku tunggu jawabanmu besok, sampai jumpa kawan lama." Ryusei berjalan ke seberang jalan
"Aku ingat, Gen juga berencana menyingkirkan Hose dan Mark. Apa mungkin Yoshida bisa menerimanya?" Yoshuke tentu tidak berani untuk menyingkirkan Hose dan Mark begitu saja, apalagi yang mengajak mereka bergabung adalah Yoshida.
"Jika ada satu cara menyingkirkan mereka adalah kematian, maka biar aku yang melakukannya." ucapan Gen nampaknya masih terngiang - ngiang di kepala Yoshuke
Kediaman Furuhashi
Misaki memikirkan langkah selanjutnya untuk menyingkap apa yang Taro sembunyikan darinya, sementara disisi lain Gen seperti membocorkan sedikit masalah tentang Taro.
Disamping itu, Misaki juga memikirkan apa yang Miyamura lakukan untuk kakaknya. Semakin Misaki memikirkannya, semakin Misaki menyesali keadaan. Miyamura yang dia cintai mendapatkan pengalaman buruk karenanya, putus cinta membuat Miyamura begitu frustasi.
"Apa yang Gen katakan tentang kakak, itu bisa menjadi salah satu kunci kasus. Tapi aku juga tidak bisa mengabaikan Miyamura, apa yang dia lakukan adalah agar aku bisa kembali dengannya. Aku, orang jahat." Misaki meneteskan air matanya
Bunyi ketukan pintu membuat Misaki segera menghapus air matanya, itu Taro yang memanggilnya untuk makan malam.
"Misaki, saatnya makan malam." ucap Taro agak teriak
"Iya!" Misaki menjawabnya dengan teriak
Di ruang makan
Tuan dan Nyonya Furuhashi menanti kehadiran Taro dan Misaki, saat sudah muncul keduanya memanggil Taro dan Misaki dengan sebutan "Sayang".
"Ayo makan malam, biar kalian kuat. Duh anak mama tersayang." ucap Nyonya Furuhashi
"Heh, sok manis." ucap Taro
Misaki menunjukkan wajah sehabis menangis, namun kedua orangtuanya nampak tidak terlalu peduli.
"Heh, kamu abis nangis ya?" tanya Taro
"Kamu tidak perlu tau, kamu cukup diam saja dan makan!" ucap Misaki menunjukkan amarahnya
"Eeh, masa sama kakak kamu begitu sih? Yang sopan dong Misaki." ucap Nyonya Furuhashi
"Tuh, dengerin kata Mama!" ucap Taro agak meninggikan nada bicaranya
"Bisa diam tidak?" Misaki kesal lalu beranjak dari kursi
"Kamu ini kenapa sih?" Taro juga berdiri lalu mengejar Misaki
"Misaki!" panggil sang Papa
Misaki berbalik menatap sang Papa, namun Misaki menunjukkan wajah kesalnya.
"Papa juga diam ya!" Misaki kembali berbalik dan berjalan menuju kamar, Taro tak berhasil menahannya
Rasa kesal bercampur sedih muncul di wajah Misaki, dia sama sekali tidak bisa menahannya. Emosi yang meluap membuatnya lupa kalo Yuki ingin bertemu dengannya, namun tidak sempat.
"Aku akan bicara pada Yoshuke atau Gen itu! Lihat saja!" ucap Misaki
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments