Sekolah khusus anak lelaki Hoshizora, Chiyoda, Tokyo 🗼
Hari ini adalah hari pertama bagi Misaki Furuhashi menjadi siswa di Sekolah khusus anak lelaki Hoshizora menggantikan sang kakak, Misaki sudah berhasil menemui salah seorang sahabat sang kakaknya.
Namun ada hal yang janggal, sebelum masuk ke kelas Misaki bertemu dengan seseorang yang dicirikan oleh Taro dan Maulana untuk di hindari. Bagian tengah rambut kepalanya agak tinggi, sementara rambut sisi kepalanya mengikuti bagian tengah.
Ryusei?
Misaki sempat berpapasan dengannya, dan Ryusei menyapanya dengan sedikit mengintimidasi.
"Boo!" Ryusei berlalu melewati lorong sekolah mendekati kelasnya
"Dasar aneh." ucap Misaki yang belum masuk ke kelas, Maulana mendekatinya lalu menyuruhnya masuk
"Taro! Ayo masuk, kenapa bengong?"
Misaki akhirnya masuk ke kelas, pelajaran pertama hari ini adalah Matematika yang tentu saja dikuasai oleh Misaki namun tidak untuk Taro.
Begitu memasuki kelas, aura pak Sakamoto (Guru Matematika) terpancar keluar. Misaki memandanginya dengan kagum, sampai dia lupa sedang memerankan seorang anak Laki - laki.
"Ya ampun, tampannya...." tutur batin Misaki
Melihat hal itu, pak Sakamoto menegur Misaki
"Hei Taro, kenapa kau memandangiku dengan wajah begitu hah? Oh iya ngomong - ngomong kemana saja kamu?"
Misaki terkejut, lalu menjawab pertanyaan pak Sakamoto
"Maaf pak, saya masih dalam masa pemulihan secara psikis." Misaki tersipu malu melihat sekitar, tentu reaksi bodoh yang dia keluarkan disaat sedang berperan menjadi seorang anak lelaki
"Aku tidak boleh lengah, memerankan seorang lelaki normal."
Pukul 09.30
Jam Istirahat datang, Misaki mendekati meja tempat Maulana dan dua orang lainnya menyantap makanan.
"Hai Taro, apa kabar?" tanya salah satu siswa
"Ehm iya, aku baik - baik saja." Misaki hanya bisa tertegun melihat dua orang yang nampak asing, dia pun berusaha untuk mengingat siapa saja orang yang harus dia temui selama di sekolah.
"Taguchi? Tanaka?" bisik Misaki
"Rio, biasanya kau memanggilku Rio." ucap Tanaka Rio, lelaki yang tadi menyapanya
"Apa - apaan ini, kau bersikap seperti orang lain saja." ujar Taguchi Yamada
Di hadapannya, Misaki sudah bertemu dengan tiga sahabat Taro di Sekolah.
"Kau ini sakit apa sih? sampai lupa dengan kami." ujar Taguchi
"Maaf ya, aku harus mengosongkan pikiranku saat mengunjungi psikater. Eh, malah keterusan." ucap Misaki meyakinkan Taguchi
"Tapi ada yang berbeda denganmu, aku bisa merasakannya." ujar Rio
"Apa lagi ini?" ucap Maulana agak kesal
"Bolehkah aku memegang tanganmu?" Pertanyaan bodoh akhirnya keluar dari mulut Rio
"Apa? kau ini bukan..." sebelum melanjutkan bicaranya, Rio langsung menutup Mulut Taguchi
"Aku pria normal bodoh! Tapi sungguh, aku melihat ada yang berbeda darimu. Boleh kan, aku menyentuh tanganmu?" Tanya lagi Rio kepada Misaki
"Ehmm, iya." Misaki memberikan kedua tangannya kepada Rio
Saat meraba - raba sedikit tangan Misaki, mata Rio mengeluarkan aura berwarna merah jambu. Hal ini terlihat dari bagaimana dia memandangi wajah Misaki, Taguchi yang melihat hal itu langsung menepuk bahu Rio.
"Hei, sudah cukup! Kau mengeluarkan aura pink? Jangan bilang kau jatuh hati pada Taro." ucap lagi Taguchi
"Ini pertama kalinya aku merasakan tangan seorang lelaki yang lembut layaknya tangan perempuan. Dan wajahmu mengeluarkan aura yang berbeda juga, Taro." ucapan itu membuat Misaki terkejut hingga membuat wajahnya memerah
"Ayolah tidak lucu Rio, jangan membuat Taro merasa dia perempuan." ucap Maulana agak kesal sedikit
"Aku kan hanya berkata jujur, ngomong - ngomong dia pasti melakukan perawatan kulit selama tidak ke sekolah." Pernyataan ini lebih mengejutkan Misaki
"Aku tidak melakukan itu kok, aku hanya bersantai di rumah." ucap Misaki agak malu
"Akan sangat aneh bagi Taro jika dia melakukan perawatan, lagipula dia kan anak lelaki." ucap Maulana
"Sudahlah, ayo kita fokus kepada makanan kita." ucap Taguchi yang membuat Susana kembali normal
Sementara di rumah...
Taro yang asli sedang sibuk menyiramin pohon yang ada di kebun, beberapa tanaman yang ia tanam bersama Misaki sejak SMP yang kini tumbuh.
"Anggap saja ini bagian dari pengobatanku." ucap Taro menenangkan diri
beberapa saat kemudian, seseorang melempar botol plastik ke arahnya. Seseorang itu mendekati Taro dengan jalan santainya, Taro sangat mengenali wajah itu.
"Selamat Pagi, Furuhashi-kun." ucap pria itu
"Kau?"
Yoshuke, Adik penguasa gangster sekolah Hoshizora, Yoshida.
"Kau masih belum berani keluar rumah rupanya, bagaimana kabarmu hah?" ucap Yoshuke mengejek Taro
"Apa yang kau inginkan? Aku sedang tidak menerima tamu." ucap Taro
"Kau berhutang padaku 10.000 💴, apa kau lupa?" Yoshuke ternyata memiliki Piutang yang besar dengan Taro, ini karena Taro kalah taruhan soal tim baseball yang ia dukung di Liga Australia
"Aku akan membayarnya nanti setelah aku ke sekolah, kau sendiri kenapa ada disini?" Taro hanya membuang muka, dan tidak mau menatap Yoshuke
"Kau tidak perlu tau, yang jelas aku akan menjadi orang kaya setelah ini. Ngomong - ngomong, dimana adikmu yang manis itu?" ucapan Yoshuke membuat Taro berbalik memandangnya, serta menunjukkan wajah amarah.
"Jangan menganggu adikku!" Taro mengancam Yoshuke dengan pisau rumput yang ia pegang sekarang
"Berani mengancamku?" Yoshuke membuat wajah intimidasi
"Jangan kau pikir adikku akan menjadi alat bayar hutang." Taro semakin mengancam Yoshuke
"Aku tidak takut dengan ancamanmu, cepat atau lambat dia akan menjadi milikku. MILIKKU!" Yoshuke akhirnya menjauh dari hadapan Taro, dia sama sekali tidak merasa bersalah telah berkata seperti itu.
"Kenapa aku harus bertemu dengannya, ini membuatku memikirkan Misaki lagi." Taro kembali menyiram tanaman di kebunnya, meski begitu perhatiannya terhadap Misaki tentu membuat fokusnya buyar.
Kembali ke sekolah...
Jam menunjukkan pukul 13.00, sebentar lagi Misaki akan pulang karena jam pelajaran terakhir akan selesai.
"Baiklah saya rasa cukup sampai disini pelajaran kita, sampai jumpa hari Kamis." ucap guru kesenian ibu Nami Uchida
Seluruh murid berdiri lalu membungkuk
"Terima Kasih Banyak." *ありがとうございました
Setelah ibu Nami, semua siswa langsung membereskan buku dan memasukannya ke dalam tas. Misaki hendak mendekati Taguchi atau Rio, namun Maulana menahannya.
"Ada yang ingin aku tanyakan padamu." Maulana menarik tangan Misaki lalu membawanya ke luar sekolah
beberapa meter dekat gerbang sekolah
Maulana akhirnya mempertanyakan Misaki soal seseorang.
"Apa kau baru saja bertemu Ryusei?" pertanyaan Maulana membuat Misaki bingung
"Ryusei?" Misaki kemudian mengingat kembali seseorang yang ia lihat tadi pagi
"Iya, Ryusei." Maulana melihat sosok Ryusei ketika Misaki melamun di depan pintu kelas
"Maksudmu orang dengan rambut tengah yang berdiri?" jawab Misaki yang membuat Maulana sedikit terkejut
"Hah? Iya maksudku orang itu, apa yang ia katakan?"
"Hmm tidak ada, dia hanya menatapku dengan tatapan yang aneh. Itu saja, memangnya kenapa?" Misaki Masih dengan rasa bingungnya
"Jangan pernah berurusan dengannya, atau kau akan mendapatkan masalah besar." Ucapan Maulana sekaligus membuat Misaki teringat pesan Taro mengenai Ryusei dan gangster sekolahnya
"Aku mengerti, terima kasih Maulana." Misaki menuruti permintaan Maulana mengenai Ryusei
"Ngomong - ngomong jalan pulang kita berbeda, kau kesana (menunjuk ke selatan dari gerbang sekolah) sedangkan aku ke sini (arah timur dari gerbang sekolah) kita berpisah disini ya, Taro." ucap Maulana
Misaki membungkuk sambil mengucapkan salam
"Terima Kasih, sampai jumpa besok." *ありがとうございました、じゃねえ
Misaki berjalan menyebrangi sekolah, sedangkan Maulana berjalan tepat di trotoar yang searah dengan gerbang sekolahnya.
Pertemuan yang singkat antara Misaki dengan Ryusei, Taro dengan Yoshuke. Akankah keduanya akan menemui masalah baru hari esok? Bagaimana Maulana-Rio-Taguchi bisa melindungi sosok Taro dan Misaki dimasa depan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments