Melviano tersenyum kemenangan saat Rista lebih memilih pulang dengan nya daripada bersama dengan Jeremy yang notabene nya masih kekasih nya.
Ada hal positif juga ternyata dari keributan antara Rista dan Jeremy kemarin, dia bisa menjadi dekat dengan Rista di depan Jeremy.
Pria itu pulang dengan tangan kosong dan kecewa, Melviano bisa melihat dari raut wajah Jeremy.
Dia menjadi satu langkah di depan Jeremy bukan. Mood Melviano menjadi sangat bagus sekarang.
Saat di perjalanan, Rista bingung karena Melviano malah menghentikan mobil nya padahal jelas-jelas mereka belum sampai dan masih jauh dari komplek rumah Rista.
"Eh-pak..ini masih jalan lagi kesana," ucap Rista dengan hati-hati.
Melviano melirik Rista sebentar lalu mematikan mesin mobil nya seraya membuka sealt bet nya.
"Saya laper mau makan dulu. Emang kamu tidak lapar?" tanya Melviano.
Jujur saja, Rista memang sudah menahan lapar sedari tadi. Tapi dia berencana untuk makan di rumah nya.
Tapi karena Melviano keliatan nya juga sudah sangat lapar dan pria itu juga sudah menghentikan mobil nya, Rista memutuskan untuk mengekor saja, tak enak jika dia langsung mengajak pulang, lagian posisi nya sekarang adalah menumpang dengan pria itu.
"Laper lah pak, Apalagi udah capek mikir, mana ada dosen nyebelin yang kasih banyak tugas lagi. Mikir kan juga butuh tenaga pak," sahut Rista menyindir orang yang sedang berada disampingnya.
"Bagus sekali, saya sangat suka semangat kamu, kalo begitu saya lain kali akan menambah tugas nya," ucap Melviano mengedipkan sebelah matanya. Pria itu tersenyum miring saat berhasil membuat Rista menjadi jengkel.
Entah kenapa raut wajah kesal milik Rista sangat lucu di mata nya. Melviano menyukai nya. Sangat. Dia menyukai semua yang ada pada Rista.
"Yaudah ayo makan, betah banget dimobil saya," ucap Melviano yang sudah turun duluan sedangkan Rista menatap Melviano dengan senyum yang di paksakan.
Dosen nya tersebut mengajak nya di depan warung tenda lele lele. Sontak Rista memasang wajah yang kaget.
Melviano yang melihat raut wajah Rista lantas bertanya," kenapa Rista? Apa kamu tidak suka dengan pecel lele? "
"EHH! ENGGAK PAKE! justru saya suka banget sama lele, malah saya kira bapak gak doyan makan yang kaya gini," seru Rista yang heboh sendiri.
"Tidak, justru saya suka makan di pinggir jalan kayak begini, porsi nya juga banyak serta bikin kenyang, saya sering makan di restoran giru tapi tetap lapar dan ujung-ujungnya makan lagi sampe kenyang," kekeh Melviano menceritakan kebiasaan nya yang satu itu.
"Bener sih kak udha gitu murah dan enak yakan," tambah Rista yang diangguki oleh Melviano.
Risra sebenernya sempat tertegun, dia berpikir jika modelan dosen ganteng dan tajir seperti pak Melvin akan seleksi makan di restoran yang elit elit gitu, eh ternyata sama saja seperti dirinya.
"Yaudah yuk masuk, bentar lagi bakalan rame orang yang datang," ujar Pak Melviano sembari masuk ke dalam tenda pecel lele yang belum ramai pembeli. Sedangkan Rista mengikuti langkah kaki pria itu dari belakang.
Setelah memilih tempat dimana mereka akan duduk. Pak Melviano segera memanggil bapak-bapak penjual nya.
"Bentar lagi rame? Bapak tau darimana? Lah berarti bapak udah sering makan disini dong?" tanya Rista dengan bingung.
"Emang," jawab Melviano dengan muka songong nya yang ingin sekali ditimpuk oleh Rista.
Rista mendecih pelan melihat nya.
"Saya yang seperti biasa ya pak," pinta Melviano dengan sopan.
Hah?
Kayak bisa? berarti bener nih dia udah sering makan disini. batin Rista.
"Rista, kok malah bengong?" ucap Melviano seraya melambaikan tangan nya di depan muka Rista.
"Eh maaf pak," Rista tersadar dari lamunan nya.
"Kamu mau pesan apa? " tanya Pak Melviano.
Rista mengetuk-ngetuk jari nya di meja seraya berpikir apa yang ingin dia makan.
"Ehm, samain kayak punya bapak aja deh kayaknya, kan bapak udah sering kesini otomatis udah tau yang enak yang mana aja." ucap Rista pada akhirnya.
TBc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments