part 6

"Rista, ayo cepetan bangun!" seru Eve pada putri nya yang masih berada dibawah selimut.

"Astaga ni anak kebo banget," decak Eve menarik selimut Rista sampai ke bawah.

"Aduh mah, aku masih ngantuk," protes Rista menarik Kemabli selimut nya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Kamu pasti nonton Drakor dulu kan , kebiasaan," geram Eve menarik selimutnya kembali.

"Kamu bukannya ada kelas pagi! tuh dibawah ada yang nungguin kamu,"

"Siapa? Citra?" tanya Rista yang masih menutup matanya.

"Bukan, citra mah mamah juga kenal kali, yang ini cowo loh katanya sih dosen kamu. Kok bisa sih Ris dosenmu jemput?" tanya Eve heran.

Rista yang mendengar hal itu terlonjak kaget dan langsung berdiri.

"Aduh, pala aku pusing banget mah. Darah rendah nih aku kayaknya," ucap Eve saat hendak ingin terjatuh untu g saja ada Eve yang menahannya.

"Siapa suruh begadang Mulu," ucap Rista yang tak habis pikir. Dia sudah lelah menegur Rista namun tak didengar kan oleh gadis itu. Benar-benar sangat keras kepala.

"Tapi mah seriusan dosen aku yang Dateng, pagi -pagi gini?" tanya Rista tak percaya. Bisa-bisanya Melviano benar-benar datang kerumahnya. Dia pikir ucapan pria itu semalam hanya kebohongan belaka saja.

"Iya, udah kamu cepetan siap-siap, mamah mau kebawah dulu. Gak enak ninggalin dosen kamu lama." ucap Eve lalu turun untuk menemui Melviano yang masih tengah menunggu di ruang makan.

"Astaga, tuh dosen ngebet banget sih," ucap Rista. Rista dengan asal kini memilih baju yang akan dipakainya hari ini. Dia tak mau berlama-lama, takut membuat Melviano kesal dan nilai nya yang akan menjadi taruhan. Melviano sangat suka mengancam diri entah mengapa pria itu seperti itu padanya.

"Oke Perfect," Ucap nya setelah memperhatikan dirinya di kaca setelah memoles wajahnya dengan make up yang tipis.

Rista lalu mengambil tasnya lalu menyusul untuk turun kebawah .

Dari tangga dia bisa melihat jika Melviano dan Mamahnya kini berada di meja makan dan seperti nya sedang bercanda gurau.

Rista tercengang melihatnya, bagaimana tidak. Dia baru pertama kali melihat seorang Melviano tertawa.

Rista sempat terpesona, karena Melviano yang biasanya berwajah datar dan cuek itu kini semakin tampan karena tersenyum dan tertawa seperti itu.

"Ekehem, asik banget sih. Aku kok gak diajak mah," ucap Rista duduk disamping Eve.

"Kamu yang lama," ucap Eve tak mau disalahkan.

"Udah, sekarang kita makan yah. Nak Melviano belum makan juga kan? tanya Eve dengan lembut.

"Iya mah," ucap Melviano tersenyum.

"Haha mamah?" cengo Rista. Bisa-bisanya dosen nya itu memanggil Eve dengan sebutan mamah. Pacarnya saja tak pernah berani dan lagi dia heran mengapa Mamah sangat welcome dengan Melviano.

"Kenapa, mama gak keberatan kok," ucap Melviano seraya tersenyum miring.

"Apa?" tanya Eve pada Rista yang menatap nya dan orang yang ditanya hanya bisa menggeleng kan kepalanya.

"Melviano suka sama sayur tidak? Rista ini kalo disuruh makan sayur sudah banget," sindir Eve sambil mengambil kan sayur untuk Melviano.

"Saya yang akan mengurus nya nanti mah, mamah gak usah khawatir saya akan pastikan dia akan menyukai sayur," ucap Melviano sambil menatap Rista yang tengah memakan makanannya.

"Wah terimakasih Melvin, semoga kamu bisa ya, dia keras kepala soalnya," kompor Eve.

"Ih apaan sih mah, gak usah bilang-bilang tentang aku ih, malu tau," bisik Rista pada Eve sedangkan Eve hanya tertawa kecil.

Eve mengernyit dahinya saat melihat Melviano yang beranjak dari kursi nya.

Pria itu kini memutar meja makan dan duduk tepat disebelah nya.

Posisi nya sekarang berada diantara Eve dan Melviano.

"Kenapa Melvin, kursinya tidak nyaman kah?" tanya Eve.

"Gak ko mah, pengen disini aja," sahut Melviano.

"Oh gitu, emang ya anak muda zaman sekarang," kekeh Eve.

"Ekhem, mamah udah selesai, kalian nanti berangkat nya hati- hati, mah ada urusan keluar sebentar,"

"Loh mah, kok cepet banget. Mama emang mau kemana. Biasanya kekantor jam 9 kok. Ini masih jam 7," ucap Rista terheran-heran. Tumben sekali Eve berangkat pagi seperti itu.

Eve emang memiliki toko bunga sendiri, dari hasil itu dia bisa menghidupi Rista dengan baik.

"Iya, mama mau ketemu sama teman mama dulu, dah," ucap Eve tak memperpanjang.

"Semangat Nak Melviano, mamah mendukung mu," ucap Eve.

"Mamah kenapa sih, aneh banget." gumam Rista yang bingung dengan tingkah mamahnya pagi ini.

Dan lagi, Eve juga pusing memikirkan bagaimana Mamah nya bisa langsung sedekat itu dengan Melviano.

Entah apa saja yang dibicarakan oleh kedua orang itu saat dibelakang nya.

"Makan, jangan melamun terus," ucap Melviano sambil menyendok sayur dan meletakkan nya di piring Rista.

"Waduh, pak! kok ditaruh sih, kenapa gak bapak aja yang makan, kan katanya suka sayur," protes Rista hendak memindahkan sayur tersebut ke piring milik Melviano yang sudah berisi banyak lauk.

"No, kamu tuh harus makan sayur biar sehat," ucap Melviano.

"Saya juga tau kali, ya tapi kalo gak suka gimana. Jangan paksa saya dong pak," ucap Rista yang mulai kesal. Dia tak suka jika disuruh untuk melakukan hal yang tak dia sukai.

"Maaf, nanti saya akan buatkan masakan sayur yang bervariasi dan tentunya enak," ucap Melviano dan mengambil sayur dipiring Rista kembali.

Akhirnya keduanya selesai sarapan dan Rista membersihkan piring nya sebelum mereka berangkat kerja.

"Kamu bisa nyuci piring?" tanya Melviano.

"Bisalah pak, gini doang mah gampang kali," ucap Rista yang membuat Melviano tersenyum tipis.

Dia pikir jika Rista hanyalah anak manja yang tak bisa melakukan apa - apa. Namun saat datang kerumah Rista, Melviano sama sekali tidak melihat adanya pelayan.

Dan dia sempat menanyakan hal itu pada Eve, dan ternyata mereka memang hanya tinggal berdua tanpa art dan mengurus rumah bersama - sama.

"Kamu sudah cocok menjadi seorang isteri," ucap Melviano tak mengalihkan pandangannya dari Rista yang tengah berkutat dengan piring yang sedang dia bersihkan.

"Hah? istri? masa iya sih, saya belum pernah kepikiran kesana pak. Ceper banget lagian saya kan masih muda," ucap Rista.

"Ya, masa kamu tidak memiliki rencana seperti itu,"

"Ada sih, tapi mamah gak setuju sama pacar saya pak, gak tau deh kelanjutan nya gimana." jelas Rista yang membuat Melviano kini terdiam saat Rista mengatakan pacar.

Entah mengapa hatinya langsung terasa mendidih mendengar nya.

"Pacar? kamu punya pacar?" tanya Melviano dengan nada sinis, kentara sekali jika Melviano tidak suka.

"Punya dong, emang bapak, udah umur 25 masih jomblo aja," tukas Rista.

Memang bukan rahasia umum lagi jika Melviano dikenal sebagai jomblo dikampus.

Bagaimana tidak, pria itu selalu menutup diri dari wanita yang mendekati nya, bahkan dosen-dosen muda yang memiliki prestasi dikampus nya juga tak membuat Melviano luluh.

"Siapa pacar kamu?" tanya Melviano datar.

"Bapak kepo banget deh," ucap Rista.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!