"Terimakasih pak untuk hari ini," ucap Rista lada Melviano. Dia cukup menikmati hari ini pasalnya setelah makan tadi Melviano tidak langsung mengantarkan nya pulang kerumah.
Dosennya itu malah menyempatkan diri untuk mengajak nya ke pasar malam dan menemaninya untuk menaiki berbagai macam wahana.
Pria itu juga bahkan membelikan nya jajanan.
Rista merasa senang hati itu. Hal itu berhasil membuat mood Rista menjadi sangat baik. Dia yang awalnya kesal pada dosennya tersebut menjadi mendadak suka pada Melviano.
Tapi sekarang kekesalannya seperti nya kembali lagi karena sikap datar dan galak Melviano perlahan kembali lagi.
"Hem," balas Melviano dengan singkat dan seperti biasa dengan wajah tanpa ekspresi khas dirinya.
Rista hanya tersenyum, mungkin memang seperti itulah sifat dari sang dosen. Tapi yang pasti, Rista sekarang mengetahui jika Melviano memiliki sisi hangat dan manis juga.
"Kamu tidak berniat mengajak saya untuk mampir?" taya Melviano menaikkan alisnya sambil mengantungi kedua tangan nya dalam saku celana.
"Bapak emang nya mau mampir kah?" tanya Rista balik membuat Melviano mendengus karena Rista malah bertanya balik kepada nya. Kenapa tidak langsung mengajak masuk saja pikir Melviano.
"Tidak, lain kali saja," ucap Melviano. Lagipula dia masih harus memeriksa tugas-tugas mahasiswa nya. Dia sudah banyak menghabiskan waktu nya hari ini membuat pekerjaan nya seperti menumpuk. Sepertinya malam ini Melviano akan kembali begadang.
"Ouh okedeh kalau begitu, hati - hati dijalan ya pak," ucap Rista pada Melviano.
Melviano mengangguk singkat dan masuk kedalam mobilnya.
Melviano membuka jendela mobilnya agar terlihat oleh Rista.
"Saya pamit dulu, sampaikan salam saya pada orang tua kamu," pamit Melviano.
Rista melambaikan tangan pada Melviano yang dibalas oleh dosennya tersebut.
Saat hendak masuk, Kening Rista mengernyit menyadari ada mobil lain yang terparkir di halaman rumah nya.
"Mama ada tamu kah?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Mamah, i'm home," seru Rista seraya melepaskan sepatu nya dan menggantinya dengan sandal rumahan.
"Akhirnya pulang juga, kok jadi lama pulangnya. Tadi katanya sorean eh ternyata nyampe malam toh. Ibu Devina nungguin kamu loh dari tadi," jelas Eve dan menatap tak enak pada Devina.
"Eh Bu, apa kabar Ibu. Maaf ya Bu aku gak tau ibu mau datang, jadi nunggu lama ibunya," ucap Rista yang juga tak enak.
"Tak apa sayang, lagian sambil ngobrol sama mama kamu juga jadi waktu nya gak berasa. Udah lama juga gak ngobrol bareng,"
Rista mengangguk mengerti lalu duduk disamping mamah nya.
"Kamu bersihin diri kamu dulu gih, bau asem kamu tuh," titah Eve pada Rista.
"Masa iya sih," ucap Rista menghirup aroma badan nya sendiri.
"Hehe tapi emang iya sih," cengir nya tanpa dosa saat tersadar.
Eve menggeleng geleng kepala nya sedangkan Devina tersenyum kecil.
Rista segera berlari ke kamar karena malu pada Devina.
"Maaf ya Vin, kelakuan anaknya emang begitu," kekeh Eve.
***
"Jadi begini sayang, kemarin Eve ngabarin sama ibu, katanya kamu nolak perjodohan nya ya," ucap Devina dengan nada yang sedih.
Rista refleks menoleh ke arah Mama nya yang dibalas senyuman oleh wanita yang dia cintai itu.
"Keputusan sepenuhnya ada ditangan kamu sayang, mama gak akan maksa Rista," ucap Eve dengan lembut.
"Em iya Bu, maaf. Rista masih pengen kuliah dan sejujurnya Rista belum siap buat nikah dan Rista belum ada rencana sama sekali untuk itu. Maaf Rista Bu, Rista gak bisa buat menuhin permintaan ibu," sesal Rista.
"Yah sayang sekali, tapi gapapa, Ibu juga gak bisa maksa kamu," ucap Devina yang terdengar kecewa.
Devina sebenarnya bisa saja mencari pengganti namun entah kenapa dia ingin sekali jika anak sahabat nya itu menjadi menantu nya. Devina merasa jika Rista bisa untuk mengambil hari Gabriel dan merawat sang cucu.
"Tapi, ibu bisa kan minta tolong buat bantu ibu jagain Gabriel pas Rafael kerja. Ibu gak percaya sama orang lain soalnya ibu takut. Kalo kamu kan ibu sudah kenal." Pinta Devina.
"Gapapa kan sayang," ucap Eve.
"Em boleh deh," ucap Rista tak enak. Apalagi dia tau jika Mama nya sudah lama bersahabat dengan Devina. Rista yakin jika Eve juga merasa tidak enak padahal Eve saat itu sudah menyetujui perjodohan itu.
***
"Huft,"
Rista langsung menghempas kan tubuh nya kekasur karena lelah. Untung saja Devina langsung segera pulang karena dia merasa lelah hari ini.
Rista masih memikirkan bagaimana caranya agar tidak terlalu terlibat dengan keluarga Devina. Pasalnya Gabriel tak begitu menyukai nya.
"Tuh bocil kan nyebelin banget, mana kek benci gitu sama gue lagi. Cara deketin dia gimana coba," frustasi Rista. Dia sama sekali tak memiliki pengalaman dalam menghadapi anak-anak.
Rista tak tahu bagaimana caranya untuk dekat dengan anak-anak, itu sama sekali bukanlah keahliannya.
Ting
Bunyi notif handphone Rista berbunyi membuat dia mengalihkan pandangannya.
"Waduh, ngapa ni dosen nge chat malem-malem. Kesambet apa dah,"
Dosen Galak nyebelin 😠
Kenapa belum tidur, ini sudah larut malam
Masih jam 11 juga pak
Centang biru, cepet juga pikir Rista. Dan sekarang sang dosen tengah mengetik balasan. Rista mengetuk-ngetuk jarinya menunggu.
Dosen Galak nyebelin 😠
Tidur, besok kamu ada kelas lagi kan? besok saya jemput kamu kerumah.
Rista mengernyit kan dahinya, darimana Melviano bisa tau jadwalnya untuk besok. Dan apa apan itu, menjemput? sudah seperti pasangan saja.
Apa yang akan dipikirkan oleh orang saat seorang dosen menjemput mahasiswa nya.
Terimakasih pak sebelumnya, tapi saya bisa berangkat sendiri pak
Usai mengatakan hal itu, Melviano tiba-tiba saja tidak aktif dan bahkan pesan nya tidak dibaca lagi.
Rista menunggu beberapa lama namun tak kunjung mendapat balasan. Akhirnya Rista mengedikkan bahunya masa bodoh. Mungkin Melviano hanya iseng saja.
Sebelum tidur Rista harus menonton terlebih dahulu karena dia tak bisa langsung tidur dengan cepat.
Rista iri dengan orang-orang yang bisa langsung tertidur setelah memejamkan mata. Sedangkan dirinya membutuhkan usaha agar bisa tertidur.
Ting
Saat hendak memilih drama yang akan ditonton nya. Bunyi notif handphone nya kembali berdering.
"Dari si galak," gumamnya membuka pesan dari Melviano.
Dosen Galak nyebelin 😠
Saya bilang tidur Rista!! kenapa masih online!
Belum ngantuk pak, bapak sendiri juga kenapa belum tidur
Panggilan video......Dosen Galak nyebelin 😠
"Buset, dia Vc cuy. Dia demen nih kayaknya ma gue," ucap Rista tersenyum geli.
Rista tak mengangkat, biarkan saja pikir nya. Dia tak punya kewajiban untuk mengangkat nya. Karena sekarang di luar rumah dan bukan kampus.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments