Pantai adalah salah satu tempat yang sangat disukai banyak orang tapi tidak dengan Rafael.
Pria itu sangat membenci pantai, karena disanalah istrinya meninggalkan dirinya dan putranya untuk selamanya di dunia.
Karena pantai dia harus jauh dan berbeda alam dari istrinya. Dia tak bisa lagi untuk berbicara dengan wanita yang sudah berada dalam hatinya itu. Tak ada lagi yang menemani dirinya, menunggunya saat pulang dari kerja.
Namu saat ini, Rafael harus memaksakan dirinya untuk ke pantai karena suatu alasan. Yaitu, menjemput sang calon istri yang telah dijodohkan oleh ibunya.
Pria itu mengeraskan rahangnya, gara-gara perempuan itu dia harus kembali ketempat yang dia tak suka, ini juga karena permintaan calon ibu mertuanya dan desakan ibunya padahal jelas sekali ibunya tau jika dia tak suka pantai karena insiden 4 tahun yang lalu.
Matanya memutar sekitar pantai ada banyak orang yang bersantai dan melihat sunset. Sampai akhirnya Rafael menemukan orang yang dicarinya duduk dipinggir pantai dengan kaki yang dipanjangkan hingga ombak menyentuh kakinya .
Ingatan kejadian masa lalu berputar di kepalanya saat istrinya yang terbawa ombak dan dia tak dapat menyelamatkan istrinya hingga istrinya tenggelam di bawa arus dan tak pernah ditemukan mayatnya.
Nafas Rafael mendadak tidak teratur ini menyesak kan Rafael tak sanggup harus berlama-lama ditempat ini rasanya sulit sekali untuk bernafas. kilasan masa lalu itu berputar - putar di otaknya.
Rafael semakin mempercepat langkah kakinya menghampiri perempuan yang merepotkan dirinya. Ingin sekali dia berteriak marah pada wanita itu.
Rafael menarik kuat tangan perempuan itu hingga berdiri dari duduknya. Terlihat wajah wanita itu marah tapi Rafael tak memperdulikan itu sama sekali.
"Apa yang anda lakukan, sangat tidak sopan," ucap Rista kasar.
Rista mendengus dia sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan alam yang sangat indah dan tiba-tiba pria dengan berbaju hijau loreng tersebut dengan seenak jidatnya menganggu kesenangan dirinya.
"Aku mau mati hah! kau tak liat ombaknya?" teriak Rafael dengan nada yang menggebu-gebu. Wajahnya nampak memerah akibat menahan amarah yang sedari tadi sudah ditahan nya.
Saat perempuan digegamannya hendak akan melakukan protes, Rafael langsung membawa Rista dari pantai karena dia tak bisa menatap terlalu lama ke arah pantai tersebut.
Rista tentu saja memberontak namun kekuatannya tak sebanding dengan Rafael yang tiap hari berolahraga.
Tangan besarnya membawa Rista ke arah mobilnya dan memasukkan perempuan itu kedalam mobilnya dan tak lupa menguncinya takut Rista akan nekat karena dia tau perempuan yang disampingnya ini adalah perempuan yang keras kepala.
Tak heran Rafael mengenal Rista karena mereka sudah beberapa kali bertemu untuk membicarakan perjodohan namun Rista yang selalu menolak membuat mereka harus melakukan beberapa pertemuan.
"Apa maumu?" tanya Rista.
"Bisakah kau tak merepotkan, jangan menjadi perempuan yang manja yang harus dijemput. Dan lagi harus kabur dari rumah? menghindari permasalahan begitu? kau pikir akan selesai dengan kabur. Kekanakan," desis Rafael menekankan kata kekanakan pada Rista .
"Aku tak pernah meminta anda untuk datang, lagipula siapa yang kabur. Aku hanya ingin menenangkan diri," balas Rista tak mau kalah.
Rafael diam tak menjawab kini pria itu mengendalikan setirnya dan melajukan mobilnya dengan sedikit cepat karena ingin segera menemui putranya.
"Hei tunggu, motorku bagaimana!" ucap Rista mengingat bagaimana motor nya yang dia tinggalkan di parkiran. Dia lupa jik dirinya kemari memakai motor.
Rafael meraih ponselnya dan menghubungi anak buahnya untuk menjemput motor Rista.
"Sudah beres, sekarang bisakah kau diam dan duduk dengan tenang. Aku ingin fokus menyetir," sentak Rafael membuat Rista mencibir dalam hati.
***
"Daddy," teriak putra Rafael saat dia sudah sampai di kawasan rumah orang tuanya.
Terlihat Gabriel meminta turun dari gendongan ibunya untuk menghampiri Rafael.
Bocah 6 tahun itu terlihat sedikit berlari membuat Rafael juga ikut berlari dan menghampiri putranya tak lupa memeluknya dan menciumi wajah putranya.
"Daddy, i Miss U," ucap Gabriel mencium pipi Rafael.
"Kita baru bertemu tadi boy, kau sudah merindukan Daddy heum," Rafael menggelitik perut Gabriel hingga anak itu tertawa Sampai mengeluarkan sedikit air matanya.
"Sudah dad, hahaha dad perutku sakit eung," ucap Gabriel yang membuat Rafael menghentikan aktivitas-nya.
Gabriel menoleh dan memiringkan kepalanya melihat seorang perempuan yang berdiri di dekat mobil daddynya.
"Dia siapa dad," bisik Gabriel sambil berbisik tepat di telinga Rafael.
Rafael menoleh dia melupakan keberadaan Rista begitu juga dengan ibunya yang langsung menghampiri Rista.
"Rista, kau datang sayang. Apa kabar," ucap sang ibunda. Wanita paruh baya itu memeluk Rista sebentar.
"Aku baik Bu, " ucap Rista.
"Ini calon mommy mu sayang, kamu belum pernah melihatnya kan," ucap Devina.
"Mommy"? cicit Gabriel menatap ke arah daddynya seakan meminta jawaban.
Rafael yang ditatap demikian tentu saja mengangguk. Rafael tau jika Gabriel sangat menginginkan kehadiran seorang mommy oleh karena itu dia menyetujui perjodohan itu.
"Aku tidak mau dia jadi mommy ku dad," rengek Gabriel menatap tak suka pada Rista.
"Why?"
"Mommy ku cuma satu dad, dan mommy sudah ada disurga tak ada yang boleh gantiin mommy. Aku tak suka dia suruh saja dia pulang dad aku tak mau mommy baru," pekik Gabriel meronta untuk turun dari gendongan Rafael.
Rafael yang panik tak mau anaknya jatuh akhirnya menurunkan bocah itu dan putranya langsung memasuki rumah tanpa menoleh ke arah mereka kembali.
Rafael mengehela nafas dia kira Gabriel akan senang dengan kehadiran seorang mommy tapi ternyata tidak. Rafael menoleh ke arah Rista yang menggigit bibirnya Rafael tak bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Rista.
"Eum, tak usah dipikirin dia masih kecil sayang, tolong mengerti ya," tutur Devina mengusap bahu Rista.
"Tak apa bu, aku mengerti," balas Rista yang tak tau apa yang harus dia lakukan lagi. Entah kenapa melihat kebencian di mata bocah bernama Gabriel tadi membuat harinya tersentil akan penolakan itu. Apa dia seburuk itu hingga anak itu tak menerima nya sama sekali bahkan mereka baru bertemu.
"Kau tak berpikir akan membatalkan perjodohan ini kan sayang, tolong ibu nak dia sangat membutuhkan kehadiran seorang mommy hanya butuh waktu untuk meluluhkan hatinya," ucap Devina memegang kedua tangan Rista.
"Aku.. aku tidak tau Bu," Rista meringis, ingin sekali dia berkata kasar tapi wanita didepannya ini sangat baik pada dirinya walaupun dia memang nakal dan keras kepala Rista tak pernah melawan orang yang lebih tua darinya , pernah sih sama ibunya karena perjodohan itu.
"Dia hanya butuh waktu, saya harap kamu bisa dekat dengannya, saya akan sangat berterima kasih." Ucap Rafael menatap dalam ke arah Rista.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments