Baby Girl
"Rista,"
Mendengar namanya dipanggil, dengan segera gadis bernama lengkap Rista Amora langsung menghampiri wanita paruh baya yang merupakan mamanya.
"Mah," Ucap nya sambil memeluk wanita yang sangat dia cintai itu.
"Sini, duduk disamping mamah, ucap Eve sambil menepuk kursi sofa yang kosong.
Rista menurut dan ikut duduk tepat disamping Eve yang kini menatapnya dengan intens.
"Kenapa sih mah, serius amat mukanya." ucap Rista mengernyit kan keningnya.
"Mama mau ngomong serius sama kamu sayang," ucap Eve memegang kedua tangan putrinya.
"Heum, oke, mama mau ngomong apa emang, Rista jadi kepo, jarang-jarang loh mama ngomong kayak begini."
"Em aku tau, mama mau nambahin uang jajan Rista ya," tebak Rista sambil terkekeh geli.
"Ck, kamu ini, duit terus yang dipikirin," ucap Eve sambil menabok pelan kepala Rista
"******, kan uang number one," girang Rista.
Eve mengehela nafas nya sebentar lalu kembali menatap Rista yang kini juga menatapnya penuh pertanyaan.
"Jadi, sebenarnya mamah pengen jodohin kamu sama Rafael." Ucap Eve dengan satu tarikan napas.
Terdiam, Rista tak menanggapi ucapan Eve karena masih mencerna apakah dia salah dengar atau tidak.
"Hah!"
"Mama pengen kamu nikah sama Rafael Rista!" tegas Eve.
"Rafael?" cicit Rista. Dia mengenal pria itu, beberapa kali dia bertemu dengan pria yang sudah duda tersebut karena Mama nya.
"What the hell, mama bercanda kan," ucap Rista.
"Gak, mama sedang tidak bercanda saat ini Rista, mama serius. Kamu pikir mama ngajak kamu selalu ketemu sama mama Rafael dan Rafael tanpa suatu alasan? No. Kami sudah membicarakan ini dari jauh-jauh hari!"
Rista speechless, dia menatap tak percaya ke arah Eve.
"Jadi, cuma Eve yang gak tau tentang ini? mah What's wrong with you. Aku masih kuliah," ucap Rista sambil berisi dari duduknya dan mengusap kepalanya kasar.
"Mama harap kamu bisa menerima nya sayang,"
"Aku tidak mau mah, bagaimana bisa aku harus menikah dengan orang yang tak aku cintai dan aku bahkan baru mengenalnya." Pekik Rista.
"Mau tidak mau kamu harus mau Rista! mama sudah cukup pusing dengan tingkah lakumu yang selalu pulang malam dan berkeliaran dengan pria tak jelas itu." bantah mamanya.
"Dia pacar aku mah, dia baik kok," ucap Rista mencoba membela sang kekasih yang memiliki image buruk di mata sang mama.
Wanita paruh baya itu terkekeh. "Baik katamu! pria baik mana yang yang membawa seorang gadis pergi ke club malam dan selalu pulang larut ," teriak mamahnya didepan mukanya.
Wanita paruh baya itu sudah kehilangan kesabaran saat beberapa kali sudah memperingati bahan menghukum anak gadis satu-satunya itu. Eve harus mengelus dadanya sabar menghadapi tingkah Rista.
Eve hanya tak mau anaknya semakin terjerumus lagi kedepannya.
"Aku sama dia gak pernah macam-macam mah, aku tau batasan kok. Aku juga butuh refreshing lagian bukan cuma aku teman-teman kuliah aku juga banyak," kekeh Rista.
"Itulah kamu, gak pernah dengerin mamah,lalu karena mereka kayak gitu kamu mau ikutan jadi cewe yang gak bener! iya! Hah?" bentak Eve.
"Mah ini tuh udah zaman milenial udah banyak kali mah jadi gak usah heran di zaman kegini banyak yang ke club' atau apalah," jelas Rista pada ibunya. Menurut nya gak itu sudah sangat biasa.
Eve semakin geram mendengar ucapan Rista kini dia sudah memutuskan agar Rista akan menikah dengan anak temannya semasa SMA dulu agar ada yang membimbing gadis itu.
"Terserah kamu mau bilang apa, mama gak peduli yang jelas keputusan mamah sudah bulat kamu akan tetap menikah dengannya. Dan putuskan pacarmu itu." ucap Eve menekankan kata putus pada anaknya lalu beranjak untuk memasuki kamarnya. Sepertinya Eve butuh istirahat setelah perdebatan tadi.
"Mah, gak bisa gitu dong, dia kan udah Duda mah mana udah punya anak lagi. What the hell apa kata orang mah," Rista mengikuti arah perginya mamanya. Sungguh dai tak rela mana dia sekarang masih kuliah please deh umurnya masih 21 tahun.
Dia masih ingin menikmati masa mudanya. Masih banyak yang dia mau capai. Anak? bahkan hal itu tak pernah terlintas dipikirannya.
Eve mengehentikan langkah kakinya lalu membalikkan badannya menatap sang putri. Sungguh dia menyayangi anaknya dia akan kesepian saat putrinya akan mengikuti suaminya nanti tapi Eve hanya ingin anaknya mendapatkan yang terbaik.
"Itu yang terbaik buat kamu Rista, "
"Baik apanya mah, yang mama pikirin baik untuk aku belum tentu baik buat aku mah. Mamah pernah mikirin gak kalo aku nikah masalah pernikahan itu lebih berat mah pasti bakal ada masalah-masalah lainnya lagian aku juga masih kuliah," lirih Rista.
Eve memandang mata sayu anaknya.
"Maafin mamah, tapi kamu harus tetap menikah dengan Rafael, dan soal masalah pernikahan semua orang pasti ada Masalah dengan itu mamah harap kamu bisa menjadi dewasa dan bertanggung jawab nantinya.'tegas
Eve.
"Mamah egois tau gak, " ucap Rista menitikkan air matanya lalu berlari sambil keluar rumah.
"Eve, Kembali kamu awas aja kalo kamu berbaik kabur mamah gak akan kasih sepeserpun harta mamah sama kamu," pekik Eve yang tak dihiraukan oleh Rista.
Kini Rista malah melajukan motor sportnya meninggalkan rumahnya. Rista butuh menenangkan diri.
"Rista," teriak Eve saat Rista melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Eve mengigit jarinya khawatir. Dia benar-benar khawatir saat Rista mengendari motor dengan keadaan marah takut anaknya kenapa-napa.
Wanita paruh baya itu kini menghubungi Rafael, anak dari sahabatnya yang akan menjadi menantunya nanti.
Meminta bantuan pada pria itu untuk mencari putrinya, akan semakin cepat karena Rafael adalah seroang tentara dan jabatan pria itu adalah kapten.
Eve yakin pasti putrinya itu akan pantai karena Rista sangat menyukai pantai hampir setiap sore putrinya akan pamit ke pantai untuk melihat sunset.
"Yang bener aja, sama duda lagi, mama ngadi-ngadi," teriak Eve sambil melajukan motornya dengan kecepatan yang sedang.
Dia tak mau seperti orang-orang yang jika ada masalah, membawa kendaraan seperti kesetanan di jalan raya umum.
Eve tak mau jika orang-orang disekitarnya kenapa-kenapa hanya karena dirinya dan lagi Eve masih menyayangi nyawanya.
Hingga tak beberapa lama, akhirnya Eve sampai juga di pantai yang sering kali dia kunjungi.
Eve memarkirkan motornya lalu pergi menuju ke arah pantai. Untung saja tidak terlalu banyak pengunjung membuat dia bisa lebih menikmati alam hari ini.
Eve tak sabar untuk melihat sunset, Eve begitu menyukainya, karena hal itu membuat dirinya tenang.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
May Yadi
tertukar antara ibu eve, sm rista
2022-11-21
0