Tangisan Kinar langsung pecah saat memeluk Martin.Tangan kanan Martin langsung menekan tombol kedap suara di ruangannya, lalu ia langsung membelas pelukan dari Kinar.
"Kenapa Kin?"
"Aku tidak mau kehilangan kamu. Hiks... Hiks..."
"Memangnya aku mau kemana Kin? Aku selalu ada untukmu Kinar sayang."
"Tapi aku yang akan pergi, aku yang akan meninggalkanmu. Hiks... Hiks..."
"Meninggalkan bagai mana?"
Martin langsung melepaskan pelukan Kinar, ia langsung melihat mata Kinar dengan tatapan bertanya.
"Karena aku ingin minta putus dari kamu Martin."
Kinar berbicara dengan satu tarikan nafas. Martin yang mendengar ucapan dari Kinar, jantungnya mendadak berhenti bedetak, entah apa kesalahan ia, tiba-tiba saja Kinar meminta mengundurkan diri dan meminta putus.
"Kamu serius Kin ingin mutusin aku?"
Mata Martin langsung memerah.
"Aku yakin, aku akan menikah dengan Arsen."
Kinar masih terus menangis. Sedangkan Martin merasa jantungnya berhenti berdetak untuk yang ke dua kalinya, ia tidak menyangka kalau Gadis yang ia cintai selama 5 tahun ini akan menikah dengan lelaki lain, apa lagi lelaki itu adalalah mantan Kinar sendiri, lebih tidak menyangka lagi hubungannya dan Kinar sudah 1 tahun ini, tapi Kinar memilih lelaki lain.
Lalu ia di anggap apa oleh Kinar selama 1 tahun ini? Apa Kinar sebatas kasian karena ia selalu saja menyatakan cintanya dengan Kinar selama ini? Martin mengusap wajahnya dengan kasar, ada rasa marah di hatinya saat kekasihnya memilih menikah dengan lelaki lain, jelas-jelas ia 1 bulan yang lalu sudah melamar Kinar, tapi Kinar belum siap untuk menikah, hingga sampai sekarang ia belum melamar langsung pada ke orang tua Kinar, karena Kinar masih belum siap untuk menikah.
"Bukan'kah Arsen sudah menikah?"
Martin sudah tau banyak kisah cinta awal mula Kinar menjalin hubungan bersama Arsen hingga Arsen memutuskan Kinar dan memilih wanita yang di jodohkan oleh orang tua Arsen.
"Aku akan di jadikan istri ke dua."
Tangisan Kinar masih tidak berhenti, ia sakit, bahkan lebih sakit saat melihat wajah kecewa dan marah dari kekasihnya.
"Lalu kamu anggap aku apa selama ini Kinar? Apa kamu selam ini hanya sebatas kasiahan menerimaku sebagai kekasihmu? Apa perhatian dan bukti cintaku selama 5 tahun ini masih belum bisa menyentuh hatimu?"
Tidak ada nada membentak di setiap ucapan Martin, ia memang kecewa pada kekasihnya, tapi ia tidak bisa membentak Gadis yang memutuskannya sepihak dan memilih lelaki lain, ia tidak tega, terlebih saat melihat tangisan kekasihnya, ia tidak bisa berbicara dengan suara tegas. Memang Martin kalau di luar pekerjaan ia akan selalu berbicara lemah lembut, berbeda kalau sedang di kantor, ia akan berbicara tegas dan lantang.
Kinar menggeleng kepalannya, ia memegang tangan kanan kekasihnya, namen sedetik kemudian kekasihnya menepis pelan tangan ia. Martin mudur satu langkah, nafasnya memburu, ia mengepalkan ke dua tangannya untuk menahan amarahnya.
"Aku mencintai kamu Martin, aku benar-benar mencintai kamu, aku tidak pernah menerimamu karena rasa kasihan. Hiks... Hiks..."
Martin menggeleng pelan, tidak ada orang yang bilang cinta, tapi rela melepaskan cintanya demi memilih lelaki lain, bagi ia kata-kata kekasihnya hanya sebuah kebohongan.
"Kenapa kamu harus menerimaku Kin?! Kenepa?!"
Suara Martin mulai tegas, matanya semakin memerah, kalau saja ia tidak malu, mungkin ia sudah menangis, rasanya begitu sakit saat tau kekasihnya masih mencintai lelaki lain dan mau menjadi istri ke dua.
"Karena aku mencintai kamu Martin, aku cinta kamu, tapi aku tidak bisa menolak permintaan Ayah. Maafkan aku Martin. Maaf."
Kinar langsung terduduk lemas, ia bukan hanya sedih melepaskan lelaki yang ia cintai, tapi ia lebih sedih saat melihat mata lelaki yang ia cintai akan menangis. Martin mendekati Kinar yang terduduk, ia duduk dengan posisi berjongkok.
"Maksud kamu apa?"
"Ayah ingin aku menikah dengannya karena mungkin tidak ingin berhutang budi, aku baru tau kalau Arsen bos Ayah di kantor. Arsen menginginkan punya keturunan, tapi istrinya tidak mau hamil."
"Jadi kamu menikah karena permintaan Ayahmu? Lalu bagai mana kalau sudah punya anak?"
"Aku akan meminta bercerai darinya, aku hanya ingin bersamamu."
Martin mengusap air mata Kinar dengan ke dua ibu jarinya.
"Tidak semudah itu kamu bisa bersamaku."
"Kenapa? Kamu tidak ingin bersamaku karena aku janda begitu?"
"Bukan itu, aku tetap menerima statusmu itu, tapi apa yakin Arsen akan melepaskan kamu begitu saja? Aku yakin kalau Arsen memilihmu karena ada alasan lain Kin, kamu adalah cinta pertamanya, aku takut kalau Arsen ingin memilikimu seutuhnya, bukan karena masalah keturunan saja."
"Aku tidak peduli, aku akan tetap.mencintaimu Martin, sampai kapan pun aku akan tetap mencintaimu, maaf karena aku dengan sengaja menorehkan luka di hatimu, sekali lagi maaf."
Martin langsung menarik Kinar dalam pelukannya, saat tau alasan Kinar akan menikah dengan Arsen karena permintaan dari Ayahnya.
"Tidak apa-apa Kin, aku juga sangat mencintaimu, hanya kamu satu-satunya wanita yang membuat aku jatuh cinta, jangan menangis, aku baik-baik saja."
"Bohong, aku tau kamu sedih dan ingin menangis."
Kinar mengaratkan pelukan dari kekasihnya, pelukan hangat yang selama 5 tahun ini ia rasakan, dan entah kapan ia akan merasakan lagi pelukan dari Martin, walau pun ia pernah mencintai Arsen, tapi pelukan Martin adalah pelukan terhangat selain pelukan dari Ayahnya.
"Martin, kamu harus janji kalau kamu tidak boleh memiliki kekasih, kamu harus menunggu aku hingga aku bercerai."
Martin mengecup kening Kinar sekilas.
"Aku tidak bisa janji Kinar, aku takut tidak bisa menepati janjiku, mungkin setelah ini aku akan kembali Australia, aku tidak bisa lagi tinggal di Bandung, aku takut tidak bisa berpikir normal, aku takut melakukan kejahatan untuk mendapatkanmu, aku tidak mau sampai berpikir buntu nantinya, dan lebih takut saat kamu bilang mencintai Arsen kembali, aku belum siap mendengar kata itu dari kamu."
Setelah mendengar jawaban dari kekasihnya, Kinar menangis semakin terisak, ia tidak sanggup kalau harus jauh dari Martin, ia takut pikirannya kacau dan kejadian 5 tahun lalu akan terulang lagi.
"Kinar, masalah apa pun yang kamu hadapi nanti, jangan pernah mengambil jalan pintas, kalau kamu mencintai aku, jangan pernah sampai berpikir akan bunuh diri, kita percayakan semuanya pada Allah, kalau kita memang di takdirkan untuk berjodoh, suatu saat kita akan di persatukan dengan ikatan pernikahan, hanya saja waktunya tidak tau kapan."
Kinar melepaskan pelukannya, ia menatap mata Martin dengan perasaan yang sangat bersalah.
"Apa pun yang terjadi nanti, aku akan tetap mencintaimu Martin."
"Tapi jika suatu saat aku pergi untuk selamanya? Kamu mau berjanji untuk melupakanku?"
Entah kenapa tiba-tiba saja mulut Martin mengucapkan kata itu, jelas-jelas ucapan itu sama sekali tidak ada dalam pikirannya sedikit pun.
"Aku tidak bisa janji, aku tidak mau kehilanganmu, apa yang mau kamu lakukan Martin?! Kalau kamu memang tidak bisa melepaskanku, aku akan memohon pada Ayah untuk tidak menerima pernikahan itu."
Air mata Kinar masih tidak mau berhenti, apa lagi saat mendengar permintaan dari kekasihnya yang menurut ia permintaan sangat konyol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lilik Juhariah
jgn pernah berkata ya pada orang lain tapi berkata tidak untuk diri sendiri , menyakitkan hiks hiks
2024-09-19
0
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2023-03-01
1
reedha
Maksudnya pergi selamanya apa Martin, pergi jauh dari Kinar dan tidak akan pernah kembali atau pergi dalam artian....
2022-11-29
3