Keesokan harinya mereka benar-benar pindah dari rumah itu, Ayah sudah meminta maaf berulang kali pada Ethan dan menyuruh supaya tetap tinggal di sini namun Ethan tidak mau karena ia tak tega dengan Ainsley yang diperlakukan buruk. Kenyamanan Ainsley juga merupakan kenyamanan bagi dirinya juga dan sebagai suami harus peka dalam hal itu. Kedua adiknya pun sudah berangkat bekerja sementara di rumah hanya ada Ayah dan Ibu.
"Ayah, Ibu, kami pergi dulu. Terima kasih sudah memberikan kami izin menginap di sini selama dua hari," ucap Ainsley.
" Ainsley, tolong bujuk suamimu,"
"Maaf Ayah, tapi Mas Ethan tidak mau," jawab Ainsley.
Ethan mulai menarik kopernya lalu membawa masuk ke dalam taksi, Ethan memang belum ada mobil di sini dan ia harus naik taksi untuk mengantar kepindahannya.
"Jadi jika keluarga Stella kesini bagaimana?" tanya Ibu.
"Aku akan datang dan mengambil barang-barang lamaranku yang kuberikan pada mereka dulu. Semua benda itu bisa dipakai Ainsley," jawab Ethan.
Ibu merasa kesal karena sepertinya Ainsley sudah mencuci otak Ethan apalagi Ainsley tak pernah terlihat membujuk Ethan saat sedang membantah ucapan orang tuanya. Semua koper sudah ada di bagasi mobil lalu Ethan dan Ainsley masuk ke dalam mobilnya.
"Ainsley, tunggu! Ibu sumpahi kamu supaya Ethan meninggalkanmu. Ibu tetap tidak rela jika Ethan menjalin rumah tangga dengan wanita idiot sepertimu," ucap Ibu.
"Sudah, bu! Jangan begitu! Ayo masuk ke dalam rumah!" ajak Ayah.
Ainsley terdiam sejenak sementara Ethan terus menggenggam tangan Ainsley yang bergetar hebat, bukan pertama kali ini Ainsley dikatai idiot oleh orang lain dan ia menjadi tidak percaya diri.
"Apa aku idiot?" tanya Ainsley.
"Tidak, kamu tidak idiot, kamu cerdas. Jangan pernah hiraukan ucapan orang lain!" jawab Ethan.
Ainsley mengangguk lega karena ada sang suami yang selalu membelanya, ia yakin Ethan adalah orang yang baik dan mampu membahagiakannya dengan baik. Sudah bertahun-tahun mereka saling mengenal bahkan Ethan dulu menganggapnya sebagai adik sendiri tapi semua tidak ada yang tahu jika mereka berjodoh.
Sesampainya di tempat kos.
Kos tersebut tak begitu besar namun cukup untuk mereka tinggal, Ethan langsung meletakkan semua barang-barangnya di lemari pakaian yang sudah tersedia sementara Ainsley membersihkan tempat tidur mereka supaya jauh lebih bersih.
"Rumahku perkiraan akan jadi sebulan lagi dan siap untuk dihuni, bisa 'kan tinggal di kos dulu?" tanya Ethan.
"Bisa, modelnya juga seperti apartemen," jawab Ainsley.
Ethan berdiri sambil melihat jam dinding, ia harus
pergi ke rumah sakit tempat dirinya akan bekerja. Ada beberapa hal yang harus ia urus di rumah sakit calon tempat dirinya bekerja itu.
"Kamu lanjutkan beres-beresnya, aku mau ke rumah sakit dulu dan nanti siang mungkin sudah pulang," ucap Ethan.
"Baiklah. Nanti mau makan apa?" tanya Ainsley.
"Kita makan saja di luar, hari ini tak perlu memasak dan kamu cukup istirahat saja."
Ainsley mengangguk, ia juga tak lupa mengecup tangan Ethan sebelum pria itu pergi.
"Aku berangkat ya?"
"Hati-hati, mas."
***
POV Ainsley.
Kedatangan Mas Ethan di hidupku cukup membuatku senang karena ia seperti Kak Darren yang baik. Mas Ethan juga sering memberikanku makanan yang enak seperti daging asap serta buah-buahan yang menurutku mahal untuk aku beli.
Tak terasa sudah seminggu aku ada di Jakarta dan menjadi istri sah dari Mas Ethan dan setiap malam kami melakukan percumbuan panas. Aku belajar melayani Mas Ethan dari video yang aku unduh di internet, walau aku sangat bingung namun entah mengapa saat praktek aku menjadi pandai.
Di sini aku tidak punya saudara satu pun jadi selain pergi ke rumah mertua aku hanya ada di kos saja. Walau Ibu mertua membenciku namun Ayah mertua malah baik padaku dan terus memohon supaya kami bisa tinggal di sana. Aku sudah membujuk Mas Ethan namun dia tidak mau dan ingin tetap tinggal di kos kecil ini.
Huh! Bekal yang sudah aku buat untuk Mas Ethan sudah siap, aku membuatkan ayam penyet seperti yang aku lihat resepnya di internet. Aku sudah lama tidak membuat makanan khas Indonesia, jangankan makanan, makan nasi saja sudah membuat perutku bergejolak. Ya, saat di Rusia aku tidak makan nasi melainkan kentang sebagai penggantinya.
Terkadang aku rindu dengan anak-anak yang pernah aku ajar di sana dan aku juga belum sempat mengatakan perpisahan pada mereka tapi aku janji akan ke sana lagi setelah ada uang sendiri.
Aku menyisir rambut berponiku serta memakai lipstick warna pink cukup cerah, kata Mas Ethan bibirku sangat indah jika memakai lipstick ini. Setiap ucapan Mas Ethan selalu aku turuti walau sekalipun aku tidak menyukainya.
Sudah! Penampilanku sudah cantik, aku langsung pergi ke rumah sakit tempat Mas Ethan berada. Mas Ethan sudah mulai bekerja beberapa hari ini karena sebelumnya ia sudah melamar pekerjaan di sana jauh hari. Aku berjalan keluar kos dan naik bus sampai ke rumah sakit yang jaraknya hanya 20 menit saja saat naik bus. Ini pertama kalinya aku datang ke tempat kerja suamiku sendiri dan hari ini aku akan memberinya kejutan akan kedatanganku.
Saat di dalam bus aku membayangkan reaksinya sambil tersenyum sendiri, orang-orang disekitarku menatapku lalu menjauhiku. Apa salahku? Kenapa mereka begitu? Huh! Sudahlah, aku memang tak memahahi jalan pikiran mereka.
Aku tersenyum sendiri lagi membayangkan betapa sayangnya Mas Ethan padaku, setiap malam dia membelai rambutku dan mengatakan tidak ingin kehilanganku. Rasanya aku ingin terbang melayang ketika ia mengatakan semua itu.
Eh, sudah hampir sampai. Aku harus turun dari bus, bus pun terhenti lalu aku lekas masuk ke gedung rumah sakit. Di sini ramai orang dan aku sudah tahu di mana ruangan Mas Ethan.
Aku berjalan melewati lorong, aku terus mengayunkan tas yang berisi kotak makan yang ada di tanganku. Saat sudah sampai di depan ruangannya aku mengintip dari jendela tapi apa yang aku lihat, aku melihat Mas Ethan memeluk perempuan lain sambil mengelus punggungnya. Perempuan itu terlihat menangis tersedu-sedu sementara suamiku menenangkannya. Hati ini mendadak ngilu bahkan air mata sudah membasahi pipiku.
Seketika aku menjatuhkan tas yang berisi kotak makan ke lantai sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Aku kaget dan langsung berlari dari sana sekencang mungkin bahkan orang-orang yang menghalangi jalanku bisa-bisanya aku tabrak.
"Dasar gila!" ucap mereka kepadaku.
POV Author.
Ethan melihat tas yang berisi kotak makan ada di depan ruangannya, dia membukanya lalu tahu siapa pemilik makanan itu.
"Ains?" ucap Ethan.
Ethan menengok ke seluruh penjuru arah namun dia tak melihat Ainsley sama sekali.
"Dokter Ethan, ada apa?" tanya wanita itu, ia ternyata adalah Stella yang sama-sama dokter di rumah sakit itu.
"Kamu harus tanggung jawab! Istriku salah paham padaku," ucap Ethan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kasihan Aisn, semoga Ethan tetap setia ya thour
2023-10-15
0
𝐈𝐬𝐭𝐲
kasihan ya ains...
2022-11-04
0