Sore hari.
Ethan dan Ainsley keluar dari dalam kamar dengan rambut yang sama-sama basah. Rumah orang tua Ethan sangat besar dan di dalamnya terdiri dari orang tua Ethan berserta dua adik perempuannya. Dua adik Ethan lebih tua dari Ainsley bahkan pekerjaan mereka juga sangat bagus yaitu seorang pengacara dan yang satu adalah seorang model.
Orang tua Ethan memang mendidik anak-anaknya dengan baik sampai mempunyai pekerjaan yang bagus, masalah jodoh pun mereka sudah mewanti-wanti untuk mendapat pasangan yang sepadan.
Ibu dan Ayah sedang bercengkrama di ruang keluarga, mereka melihat Ethan dan Ainsley berjalan ke arah mereka. Ibu langsung berdiri lalu berpamitan menuju ke dapur sedangkan Ayah hanya menatap Ethan saja tanpa menatap Ainsley.
"Keluarga Stella bilang jika kamu yang membatalkan pertunangan? Apa itu benar?" tanya Ayah.
"Itu fitnah, aku tidak pernah membatalkan pertunangan. Apa keluarganya sudah ke sini? Stella bilang mereka akan mengembalikan barang-barang lamaranku," tanya Ethan.
Ayah menggelengkan kepalanya. "Belum."
Ainsley hanya duduk di sebelah Ethan, ia menunduk merasa tidak enak karena tiba-tiba saja menikah dengan
anak beliau. Ayah memandang Ainsley, beliau cukup kecewa dengan pilihan Ethan karena akan menjatuhkan Ethan sendiri di depan keluarga Stella.
"Orang tuamu sudah meninggal?" tanya Ayah pada Ainsley.
Ainsley memberanikan diri menatap beliau. "Iya, orang tua saya sudah meninggal dan kakak saya baru meninggal seminggu."
"Jadi kamu di sini tidak punya kerabat?"
Ainsley mengangguk, tatapan Ayah mertuanya sangat tidak mengenakan sekali. Ethan langsung menggenggam tangannya.
"Aku harap kalian perlakukan Ainsley dengan baik. Ainsley walau punya keterbatasan namun dia seorang guru anak di SLB dan dia juga sering mengisi acara sebagai motivator. Aku tidak ingin kalian menyakiti Ainsley karena dia sudah menjadi pilihanku," jelas Ethan.
Ayah hanya diam saja karena ia tahu Ethan adalah orang yang tidak suka diatur-atur, Ainsley bangun dari tempat duduk untuk membuatkan minuman untuk suaminya, dia berjalan ke dapur lalu melihat sang Ibu mertua sedang berada di sana juga.
"Ibu, apa ada kopi? Dokter Ethan mau dibuatkan kopi," ucap Ainsley bertanya baik-baik.
"Biar Ibu buatkan saja, kamu lebih baik menyapu teras ini sudah sore," jawab ibu.
Ainsley menggelengkan kepalanya. "Ibu, Dokter Ethan memintaku untuk membuatkannya kopi bukan menyapu."
"Kamu mau membantah omongan Ibu mertuamu? Kopinya biar aku yang buat saja, kamu cukup menyapu halaman rumah saja. Biasakan jika sore menyapu dan jangan jadi pemalas!"
"Hoaaam..." Terdengar suara menguap yang ternyata adalah anak keduanya yang merupakan seorang pengacara. "Ibu, aku lapar."
"Duduklah, mau makan apa sayang?"
Ainsley masih berdiri di depan mereka, adik iparnya yang bernama Elina langsung menatapnya tajam. "Apa lihat-lihat?"
Ainsley menggelengkan kepalanya. Ainsley lantas keluar dari dapur lalu menuju ke halaman rumah, dia mencari sapu lalu menyapu dedaunan yang jatuh. Dia memang minim pengetahuan akan pernikahan namun kata kakaknya dulu menikah adalah ketika ia harus mengabdi kepada suaminya dengan baik. Dedaunan satu persatu terkumpul setelah mengapu lebih dari 15 menit lalu tak lama berselang iparnya yang lain datang dan langsung menendang dedaunan itu sehingga tercecer lagi.
"Kenapa kamu tendang?" tanya Ainsley.
"Sapu lagi yang bersih!" jawab Sonia sambil menjulurkan lidahnya.
Ainsley hanya diam, dia tak mau ambil pusing lalu memutuskan untuk mengumpulkan dedaunan itu ke dalam sampah. Keluarga Ethan tinggal di perumahan elit dan jarang ada interaksi dengan tetangga sekitar.
Ethan keluar dari rumah, dia kaget karena Ainsley malah menyapu padahal sudah ada pembantu.
"Ains, apa yang kamu lakukan? Siapa yang menyuruhmu menyapu?" tanya Ethan.
"Ibu yang menyuruh," jawab Ainsley dengan jujur.
Ethan menarik Ainsley masuk ke dalam rumahnya untuk menemui Ibu, Ethan tidak suka jika Ainsley diperlakukan seperti ini dengan mereka. Semua anggota keluarganya berkumpul di ruang keluarga sambil bercerita ke sana kemari.
"Ibu, kenapa Ibu menyuruh Ainsley menyapu?" tanya Ethan.
"Kenapa memangnya? Bukankah itu memang tugas perempuan apalagi dia orang baru yang harus mengambil hati kami dulu jika ingin direstui," jawab Ibu.
"Kakak lebay sekali, menyapu itu hal wajar, jika disuruh menguras sumur baru kakak boleh protes," sahut Elina.
Ainsley hanya diam saja tidak bisa berkata-kata karena dalam pikirannya ia tak salah mengatakan hal sejujurnya pada suaminya sendiri.
"Terus buat apa ada pembantu di rumah ini? Aku tahu kalian belum menyukai Ainsley namun jangan perlakukan istriku seperti pembantu," jawab Ethan.
"Ethan, jika kamu tidak terima istrimu disuruh ini dan itu, kalian bisa tinggal di tempat lain. Masalah menyapu saja sampai kamu seperti ini, kamu sudah berubah Ethan," ucap Ayah.
Ethan cukup tahu jika mereka diusir secara halus apalagi sejak kemarin perlakuan mereka kepada Ainsley seperti itu. Ethan tak ingin Ainsley merasa terbebani tinggal di sini lalu ia bertekad untuk segera pindah dan mencari tempat kos sementara.
"Oke, kami akan pindah besok. Karena hari ini sudah sore menjelang malam kami akan menginap semalam lagi," ucap Ethan.
"Ethan, Ayah tidak bermaksud seperti itu," jawab Ayah kaget dengan respon Ethan.
Ethan menarik tangan Ainsley untuk masuk ke dalam kamar, bagian intim Ainsley masih terasa nyeri karena siang pertama tadi sangat membuatnya kaget dan trauma apalagi ia baru pertama kali melakukannya. Setelah masuk di dalam kamar, mereka duduk bersebelahan di ranjang.
"Maafkan mereka ya? Mungkin mereka hanya kaget saja karena menantunya tiba-tiba berubah," ucap Ethan.
"Dokter tidak perlu seperti itu pada mereka. Aku tak masalah untuk melakukan pekerjaan rumah," jawab Ainsley.
"Aku hanya tidak mau kamu sampai kelelahan karena bisa-bisa kakakmu menghantuiku."
Ainsley tersenyum kecil, ia memeluk Ethan dari samping. Rasa kehilangan kakaknya sudah mulai berkurang karena ada Ethan sebagai penggantinya.
"Aku akan mencari tempat kos sementara untuk kita sambil menunggu rumahku selesai di renovasi," ucap Dokter Ethan.
Ainsley mengangguk dan mereka saling bertatapan wajah, mata Ainsley begitu sangat hangat untuk dipandang bahkan bibir mungilnya bisa mengalihkan dunia Dirgam yang sedang hancur berantakan karena mantan kekasihnya.
"Dokter..."
"Kenapa masih memanggilku dokter?"
"Kamu memang dokter lalu aku harus memanggilmu apa?"
Ethan berpikir sejenak, dulu mantan kekasihnya memanggil dengan sebutan sayang dan sepertinya Ethan sekarang anti sekali dengan panggilan itu.
"Panggil aku mas saja tidak apa-apa. Aku juga lebih tua darimu bahkan usia kita terpaut lebih dari 10 tahun," jawab Ethan.
"Baik, Mas Ethan," ucap Ainsley sambil tersenyum.
Dering telpon Ethan berbunyi yang ternyata dari Stella, ia membiarkannya begitu saja karena sudah merasa sakit hati kepadanya. Ainsley melihat nama kontak wanita tersebut dan langsung cemburu.
"Kenapa namanya masih Stella Sayang? Aku iri," ucap Ainsley sambil cemberut.
Ethan lekas mengganti nama kontak Stella dan juga mengganti nama kontak Ainsley menjadi Ainsley Sayang Selamanya.
"Sudah aku ganti," ucap Ethan.
"Janji ya selamanya?" tanya Ainsley sambil menyodorkan jari kelingkingnya seperti anak kecil.
Ethan mengangguk, dia juga menautkan jemarinya pada jari Ainsley.
"Janji," jawabnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Kasihan amat Ans, ya mau gimana lagi ya. org kaya ketemu anak yatim piatu😭😭😭
2023-10-15
0
𝐈𝐬𝐭𝐲
untung ethan masih baik selalu bela istrinya di depan keluarganya...
2022-11-04
0