"Kenapa mata dokter melotot?" tanya Ainsley bingung.
Ethan menelan ludahnya kasar, dia sempat berpikiran kotor namun untung saja imannya kuat.
"Kamu pakai bajuku saja," ucap Ethan.
Ethan melangkah menuju ke lemarinya lalu mengambilkan kemeja besar yang mungkin saja bisa menjadi rok bagi Ainsley. Tubuh gadis itu kecil dengan tinggi 158 cm saja, Ainsley jika di bandingkan orang-orang Rusia pasti dikira sangat mungil sekali dan faktanya memang paling pendek padahal di Indonesia tinggi tersebut sudah termasuk lumayan karena rata-rata tinggi orang Indonesia seperti itu.
Tak mau berpikir panjang karena kedinginan, Ainsley langsung mengambil kemeja biru muda tersebut lalu memakainya di dalam kamar mandi. Ethan menunggunya sambil berkirim pesan pada kekasihnya, ia masih berdebat dengan wanita itu sampai-sampai menyadari di depannya sudah berdiri Ainsley yang begitu imut memakai kemeja kebesarannya.
Kemeja itu benar-benar menjadi rok bagi Ainsley karena ia memakai kemeja milik pria dengan tinggi 185 cm.
"Dokter, aku lapar."
Ethan mendongak, ia kaget karena Ainsley sangat imut sekali menggunakan kemejanya.
"Kenapa melotot lagi?"
Ethan menggeleng. "Mataku memang seperti ini dan bukan melotot." Ludah Ethan tertelan dengan kasar. "Lapar? Mau makan apa? Kita pesan saja biar mudah."
Ainsley mengangguk, dia langsung duduk di depan meja makan dengan bawah kemeja yang terangkat naik sehingga menunjukan kaki mulusnya.
Astaga, imanmu memang sedang diuji, Ethan. Batin Ethan sambil mengusap matanya.
Sambil menunggu Ethan memesan makanan, Ainsley menghubungi rekan sesama guru di sebuah taman kanak-kanak. Dia meminta maaf karena sempat menghilang begitu saja. Permintaan maaf tentu saja dapat diterima namun Ainsley sudah dicoret dari daftar guru karena terbukti membolos selama seminggu.
Alasan apapun tak bisa dimaklumi jika Ainsley tak ada sepatah pun untuk izin tidak berangkat bekerja selama seminggu. Mereka juga tentunya menjadi bingung mencari guru pengganti dadakan.
Ainsley dipecat sepihak oleh mereka dan sudah ada guru penggantinya. Ini memang salah Ainsley yang seenaknya tidak berangkat bekerja. Air mata Ainsley menetes, ia sudah kehilangan kakaknya dan kini malah kehilangan pekerjaannya juga.
"Ains, makanan akan datang setengah jam lagi. Eh, kenapa kamu menangis?" tanya Ethan.
"Aku dipecat karena tidak mengajar seminggu. Mereka memecatku," jawab Ainsley sambil menangis.
"Sudahlah! Itu kabar bagus supaya kamu bisa pulang ke Jakarta tanpa mengurus ini dan itu lagi. Kamu bisa
mencari pekerjaan di Jakarta," ucap Ethan.
Ainsley mengangguk kecil, setengah jam kemudian makananpun datang. Mereka makan bersama-sama, Ethan masih saja berbalas pesan dengan kekasihnya. Dia tidak terima dikhianati seperti ini yang jelas wanita itu sudah merusak nama baik keluarganya yang sudah melamar baik-baik ke keluarga wanita itu.
Brak!
Ethan mendadak menggebrak meja membuat Ainsley kaget. Wanita itu melihat wajah Ethan yang marah, Ethan beranjak dari tempat duduknya lalu masuk ke kamar mandi. Ainsley merasa kasian dengannya karena ia sering bercerita tentang kekasih yang ia cintai ke Darren dan Ainsley selalu mengupingnya.
Ethan sudah ada di dalam kamar mandi, dia menyalakan shower air sehingga membasahi tubuhnya. Hubungan yang kini dia jaga dengan baik malah berakhir seperti ini saja karena kekasihnya lebih memilih pria lain.
***
Beberapa hari kemudian.
Berkas dan dokumen sudah siap, mereka bisa pulang ke Indonesia secepatnya. Ethan hanya menunggu Ainsley untuk menyelesaikan segala urusannya termasuk ikhlas untuk meninggalkan semua kenangannya di sini bersama kakaknya yang sudah tiada.
"Ains, kamu sudah siap ke Jakarta dan memulai hidup baru bersamaku?" tanya Ethan.
"Apa kakak akan baik-baik saja di sini? Siapa yang akan merawat makamnya?" tanya Ainsley dengan nada yang cepat ala penderita autis.
"Aku sudah menyuruh orang untuk selalu membersihkannya. Kamu jangan khawatir karena kakakmu akan dijaga dengan baik," jelas Ethan.
Mereka lantas pergi ke Indonesia yang memerlukan waktu belasan jam naik pesawat. Ainsley harus merelakan untuk berpisah dengan kakaknya dan merajut hidup baru dengan menjadi istri dari Ethan.
Sesampainya di Jakarta.
Keluarga Ethan kaget karena Ethan pulang membawa calon istri barunya apalagi Ainsley penyandang autisme yang menurut mereka tak pantas bersanding dengan dokter hebat seperti Ethan.
"Intinya aku akan menikahi Ainsley walau kalian tidak setuju. Lagi pula Stella sudah membatalkan pertunangan ini. Hatiku sakit, 8 tahun kami berpacaran dan hampir menikah malah menjadi seperti ini," ucap Ethan.
"Masalah Stella oke, itu bisa dimaklumi karena tak sepenuhnya kesalahanmu tapi kamu yakin menikahi wanita ini? Kamu hanya akan membuat nama keluarga kita jelek, Ethan," ucap Ibu.
"Ethan, Ayah setuju dengan Ibu kali ini. Ayah yakin jika kamu berniat menikahi wanita ini hanya untuk membalas dendam pada Stella 'kan?" tanya Ayah.
Ethan menggeleng. "Tidak, aku memang sudah mendapat amanah dari Darren untuk menikahi adiknya. Kalian tidak setuju pun maka aku akan tetap menikahi Ainsley."
Ainsley tersenyum ke arah Ibu mertuanya namun beliau
malah langsung pergi, sedangkan Ayah menatap Ainsley yang tak pantas dibanggakan sebagai menantu ke teman-teman perusahaannya.
"Terserah, Ethan! Kamu memang tak pernah mau menurut ucapan orang tua," ucap Ayah.
Akad nikah dilakukan keesokan harinya dengan sangat sederhana. Orang tua Ethan ikut menjadi saksi dan kedua adik perempuan Ethan juga ikut hadir di sana. Mereka semua tak menyukai Ainsley, mereka bingung sendiri kenapa selera Ethan dari Stella yang cantik dan seorang dokter malah turun menjadi Ainsley yang aneh.
Setelah akad nikah selesai, mereka bubar begitu saja sementara Ethan menatap wajah Ainsley yang sangat cantik dengan riasan sederhana.
Ainsley mencium tangan Ethan pertanda ia harus patuh pada suaminya.
Selepas itu mereka masuk ke dalam kamar Ethan, Ethan lega karena ia sudah menjalankan amanah dari Darren untuk menikahi Ainsley.
"Ains, sementara kita tinggal dengan Ayah dan Ibu dulu. Rumahku sedang di renovasi," ucap Ethan sambil melepaskan jasnya.
"Iya tak apa. Aku juga harus mencari pekerjaan," jawab Ainsley.
"Kamu tidak perlu bekerja. Ada aku suamimu yang siap menafkahi kamu. Paham?"
Ainsley menunduk sambil mengangguk, dia melepaskan sanggul dan kebayanya di depan Ethan. Lagi-lagi Ethan harus melihat wanita polos itu tidak memakai pakaian
bahkan berganti baju di depannya.
Ainsley akhir-akhir ini sudah belajar dari internet bagaimana menjadi menjadi istri yang baik termasuk di hari pernikahan mereka. Ethan menelan ludahnya kasar berkali-kali bahkan jakunnya juga ikut naik turun.
Ainsley sudah tak mengenakan sehelai pakaian satu pun, dia mengangkat pandangannya untuk menatap Ethan.
"Kenapa mata dokter melotot?" tanya Ainsley.
"Sudah kubilang mataku memang seperti ini tapi kenapa kamu tidak mengenakan pakaian di depanku?" tanya Ethan.
"Kata internet aku harus melayani suami dengan baik tapi setelah ini aku bingung apa yang harus dilakukan karena teorinya sangat susah sekali."
Ethan tersenyum kecil, dia menarik Ainsley lalu mendorongnya ke ranjang. Kini tubuh Ainsley ada di bawahnya.
"Tidak usah berteori, kita langsung praktek saja," ucap Ethan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-04
0