Happy Reading
Pesawat komersil yang di tumpangi oleh Illona dan paman Dodi mendarat dengan sempurna di halaman luas bandara. Butuh waktu beberapa jam lagi untuk mereka sampai di rumah nenek Ipoh. Itu di karenakan rumah nenek Ipoh berada di ujung pulau Jawa.
Baru saja Illona terlelap dalam tidur nya. Suara ponsel nya memenuhi isi kamar yang di tempati nya. Dengan malas Illona melihat layar ponsel nya, sebuah panggilan dari nomor tak di kenal. Karena merasa tak mengenal nomor itu, ia pun membiarkan saja panggilan itu hingga suara nya berhenti sendiri.
Illona pun kembali melanjutkan istirahat nya, perjalanan yang jauh membuat ia kelelahan. Namun baru saja ia kembali memejamkan mata nya, lagi lagi ponsel nya berbunyi dan itu dari nomor yang sama. Mau tak mau Illona pun menjawab panggilan masuk itu, mungkin saja panggilan itu penting karena sudah dua kali berusaha menghubunginya.
" Halo " Sapa Illona ketika ia menempelkan ponsel nya di telinga kiri nya
" Halo nak Lona, bagaimana kabar mu? " Suara lawan bicara nya bertanya
" Baik, maaf ini saya berbicara dengan siapa ya kalau boleh tahu ? " Illona mengerutkan dahi nya karena bingung, ia tak mengenali siapa pemilik suara itu.
Entah siapa yang tiba-tiba berbicara sok akrab pada nya. Dan basa basi menanyakan kabar nya.
" Ini kakek, Lona "
" Kakek? " Illona memutar bola mata nya berpikir
" Ya, kakek Jans " Seru nya
" Ooo ya, kakek Janshen. Maaf kek aku tidak mengingat kakek " Seru Illona
" Tidak masalah "
Illona dan kakek Janshen pun bercerita cukup lama. Kakek Janshen memberi tahu pada Illona jika sekarang ia sedang tidak baik baik saja. Ia meminta Illona untuk merawat nya, ia merasa senang dan cocok pada Illona. Padahal mereka baru saja berkenalan.
" Astaga kakek, kenapa banyak sekali penyakit dalam tubuh mu? Apa kamu tidak menjaga pola makan dan istirahat mu? " Omel Illona pada kakek Janshen dan kakek Janshen hanya tertawa mendengar Illona mengomeli nya. Hanya Illona saja orang asing yang berani mengomeli nya.
" Nama nya juga orang tua, nak. Wajar saja banyak penyakit yang menempel " Seru kakek Janshen sambil terkekeh
" Kakek mau kamu yang merawat kakek. Kakek rasa kamu banyak mengerti tentang kesehatan "
" Tapi, Lona bukan perawat kek " Tolak Illona dengan halus
Kakek Janshen bersih keras ingin Illona yang merawat nya. Illona juga bersih keras menolak. Jadilah kedua nya beradu argumen, dan sama-sama keras kepala. Walaupun mereka tidak ada hubungan darah namun, watak keras kepala mereka sama.
Dan pada akhirnya Illona mengalah pada yang lebih tua. Ia akan membantu merawat kakek Janshen, tapi ia bukan sebagai perawat. Ia hanya akan memantau kesehatan kakek Janshen ketika ia sempat dan ada waktu luang. Dengan begitu juga kakek Janshen sudah sangat senang.
Karena kesehatan kakek Janshen sedang tidak baik baik saja, Illona memutuskan untuk kembali ke jakarta. Ia akan mengambil penerbangan sore nanti. Illona pulang sendiri karena paman Dodi dan istrinya masih akan tinggal di sana hingga satu minggu ke depan.
Keesokan hari nya, pagi pagi sekali Illona sudah keluar dari rumah. Ia mengendarai motor bebek nya menuju alamat yang sebelumnya di kirim oleh kakek Janshen.
Illona tiba di kediaman Richards. Ia berhenti di depan pintu gerbang utama yang sangat tinggi dan megan. Ia pun bertanya pada satpam yang sedang berjaga.
" Maaf Pak, benar ini rumah nya kakek Janshen? " Tanya Illona pada pria bertubuh sedikit berisi dan berkumis tebal
Pria yang berseragam putih layak nya seorang satpam itu menelesik Illona dari atas hingga bawah. Ia bertanya-tanya dalam hati nya, siapakah gadis cupu ini? Kenapa ia memanggil tuan besar dengan sebutan kakek? Sedekat itu kan mereka? Tapi ia belum pernah melihat gadis ini sebelumnya.
" Ya, benar. Ada perlu apa ya? " Tanya nya penuh selidik
" Saya ingin bertemu beliau " Illona memberi tahu tujuan nya datang ke sana
" Apa sudah membuat janji sebelumnya dengan tuan besar? " Tanya nya lagi
" Sudah, saya di minta untuk datang ke sini ".
" Tunggu sebentar ya, saya harus bertanya dulu. Kalau boleh tahu dengan siapa ya ini? " Pria itu bertanya
Tak mau melakukan kesalahan, pria itu pun segera menghubungi bagian dalam rumah utama untuk menanyakan apa benar tuan besar mengenali gadis ini. Karena sekarang ini banyak modus penipuan, jadi ia harus menjaga kediaman tuan nya dengan ketat. Apa lagi akhir akhir ini banyak sekali gadis gadis yang datang ke rumah itu dengan alasan ingin bertemu tuan besar, Janshen.
" Baik lah, saya Lona " Seru Illona, ia tak masalah dengan sikap sang satpam. Wajar saja jika ia seperti itu. Itu adalah tugas nya, tanggung jawab nya menjaga kediaman majikan nya.
Lima menit kemudian, satpam itu membuka pintu gerbang dan mempersilahkan Illona untuk masuk. Ia juga mengantar Illona sampai pintu rumah.
Seorang pelayan wanita berisi setengah baya membuka pintu dan mempersilahkan Illona masuk. Pelayanan itu pun menuntun Illona ke meja makan. Ternyata semua sedang sarapan, di sana ada tiga orang yang sedang duduk menikmati sarapan nya.
Illona berhenti dan berdiri di samping kakek Janshen. Ketika sang pelayan mengantar nya dan kembali ke tempat nya untuk melanjutkan pekerjaan.
" Lona, terima kasih kamu sudah mau menerima penawaran kakek " Kakek Janshen tersenyum pada Illona
" Tidak masalah kek " Timpal Illona dengan senyuman juga
" Siapa gadis ini pa? " Tanya nyonya Emily, ia melihat Illona sama seperti sang satpam tadi di depan. Kemudian ia kembali melihat mertua nya meminta jawaban
" Dia Lona. Dia yang nanti nya akan merawat papa. Lona kenalkan ini menantu kakek Emily dan itu anak kakek Robert " Jawab kakek Janshen pada menantu nya Emily dan ia juga memperkenalkan mereka pada Illona
" Halo paman, bibi. Senang bisa bertemu kalian " Sapa Illona dengan ramah, tanpa berjabat tangan. Ia hanya menyapa dari tempat nya berdiri
Emily melihat ke arah suami nya. Ia merasa heran kenapa Illona memanggil nya dan suami nya dengan sebutan paman dan bibi. Bukan nya ia perawat, kenapa ia tidak memanggil nya dengan sebutan nyonya dan tuan seperti pekerja yang lain nya. Ia berpikir Illona sangat tidak sopan, tidak tahu status nya di rumah ini sebagai apa. Ia tak suka dengan sikap Illona yang sok akrab menurut nya, padahal mereka tidak saling kenal.
Sedangkan tuan Robert hanya tersenyum menanggapi sapaan Illona. Walaupun ia sedikit terkejut dengan Illona yang memanggil kakek Janshen dengan sebutan 'kakek'. Selama ini belum ada pekerja yang seperti Illona. Semua pekerja tunduk dan hormat pada mereka, apa lagi pada tuan besar Janshen.
✨✨✨✨✨
minta like nya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Memyr 67
looo, lona perawat istimewa. jadi punya hak istimewa
2023-04-04
0