Bab 2 - Menghilang

Tepat pukul sebelas malam, Winah pamit pulang. Bu Wanti segera berbenah, memasukkan semua pakaian dan barang-barang seadanya. Tetapi tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan panik Winah yang terdengar samar dari depan rumahnya.

"Tolong! tolong! darah! darah!" suara paniknya memekik keras.

Anindita dan ibunya setengah berlari, memburu pintu. Mereka berlari dalam gelap menuju kediaman Winah yang hanya beberapa ratus meter dari tempat tinggalnya. Beberapa tetangga pun berhamburan menuju rumah Winah.

"Tolong! darah! Murod!" suara Winah berteriak tersendat sendat sambil gemetar, wajahnya pucat pasi, sambil tetap melongo di depan pintu.

Ibu memburu dan memeluk menantu kesayanganya itu. Ditepuk-tepuk bahu Winah sambil dipeluknya sosok wanita yang rapuh itu.

“Anin, tolong ambilkan air buat kakakmu,” pintanya.

“Iya Bu,” bergegas Anindita menuju ke dalam rumah kakaknya itu.

Tiba-tiba wajahnya terkesiap memanas, rupanya benar berceceran darah segar di ruang tengah, terus tembus ke pintu belakang yang terbuka. Dia memberanikan diri menghampiri pintu belakang mengikuti jejak darah yang tercecer, sudut matanya mencari ke setiap sudut ruangan, mencari sosok yang mungkin terkapar. Tapi tidak ada siapapun disana.

"Anin!" suara Ibu beteriak, memanggilnya dari luar.

“Iya Bu, sebentar,” segera dia mengambil gelas kosong dalam rak dan mengisinya.

Berjalan cepat bahkan setengah berlari keluar, meninggalkan kondisi dalam rumah yang mencekam. Segera Ibu minumkan air bening yang diterimanya kepada Winah yang masih belum mampu bercerita apa- apa. Beberapa tetangga sudah merangsek masuk ke dalam rumah.

Beberapa laki-laki membantu pencarian, mereka menggunkan lampu senter seadanya, menelusuri lahan kosong dibelakang rumah Winah. Jejak darah segar itu bercecer tembus melewaati pintu belakang, percikannya tersisa pada jalan setapak di lahan kosong belakang rumah. Pencarian akhirnya terhenti karena jejaknya berakhir ditepi sungai. Sosok Murod tidak bisa ditemukan.

"Apa? Murod tidak ditemukan?" Suara Ibu Wanti memekik, wajahnya penuh kecemasan, bulir bening berderai, menangisi nasib putra angkatnya yang salah jalan.

Raut muka Winah sudah tidak bisa digambarkan, kusut, semrawut, tak ada lagi sinar kebahagiaan. Malam itu, duka kedua tak terelakkan menimpa. Kehilangan dua orang lelaki dalam silsilah keluarga. Sepertinya kepergian Ibu Wanti tertahan beberapa hari. Winah tidak bisa ditinggal sendirian dalam kondisi seperti ini. Dan bayi malang dalam kandungannya butuh ketenangan untuk berkembang dengan baik.

Bapak ketua RT menghampiri Winah yang terlihat masih begitu syok. Beberapa tetangga juga berkerumun dan mencoba menenangkan.

“Winah, apakah suamimu sedang terlibat masalah dengan orang lain?” Pak RT mencoba mendapatkan informasi.

“Masalah?” seolah Winah berbicara dengan dirinya sendiri, sementara itu pikirannya melayang mengingat-ingat kejadian hari itu. Murod terlalu banyak musuhnya di meja judi.

“Pernah beberapa pekan kebelakang, sekelompok orang mencarinya kesini pak RT, mereka menagih hutang judi, beruntung hari itu dia sedang pergi, dan hanya saya yang ada dirumah,” jawab Winah.

“Apakah dia dari geng Jagat Kampung?” lanjut pak RT.

“Saya tidak tahu, tetapi tampang mereka membuat Saya bergidik, tatapan matanya penuh aura membunuh. ” Tak terasa bulu kuduknya berdiri ketika membayangkan kelima orang tinggi besar yang berwajah sangar itu.

“Besok pencarian kita lanjutkan, kami akan membantu sebisanya, semoga orang-orang yang bermasalah dengan suamimu bukan dari geng itu, kalau iya, tipis harapan untuk kami menemukannya apalagi dalam keadaan hidup-hidup, "ujar Pak RT.

“Sekarang sudah terlalu larut, kami pulang dulu,” ujar Pak RT disusul beberapa warga juga berpamitan padanya.

Sudah seminggu warga kampung membantu mencari Murod, tetapi jejaknya lenyap bak ditelan bumi. Hanya kemejanya yang ditemukan terapung, tersangkut akar ditepi sungai. Tak ada jejak kehidupan yang ditinggalkannya, tidak juga tanda-tanda kematian. Semuanya akhirnya merelakan untuk menghentikan pencarian. Winah sudah belajar menerima keadaan jika dia harus menjaga dan merawat bayi yang dikandungnya sendirian.

Happy Reading...

Selalu LIKE, KOMEN dan VOTE nya ya 👍👍👍

Terpopuler

Comments

triana 13

triana 13

lanjut

2020-11-12

1

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

up up up.... 🎉🎉🎉

ijin promo thor 🍿🍿🍿


jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE",

kisah cinta beda agama 🍿🍿🍿


jgn lupa tinggalkan like and comment ya 🍿❤️❤️❤️

2020-10-16

1

💐 💞mier🌹❤️

💐 💞mier🌹❤️

sabar winah habis hujan pasti ada 🌈 pelangi💪💪💪

2020-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2 Bab 2 - Menghilang
3 Bab 3 - Menyambung Hidup
4 Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5 Bab 5 - Pekerjaan Baru
6 Bab 6 - Menjaga jarak
7 Bab 7 - Gundah
8 Bab 8 - Makan Malam
9 Bab 9 - Dokter Cantik
10 Bab 10 - Manager Baru
11 Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12 Bab 12 - Selesai
13 Bab 13 - Kampung Halaman
14 Bab 14 - Dilamar
15 Bab 15 - Menginap
16 Bab 16 - Permintaan Maaf
17 Bab 17 - Diterima
18 Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19 Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20 Bab 20 - Cokelat
21 Bab 21 - Nonton
22 Bab 22 - Customer Complain
23 Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24 Bab 24 - Makan Malam
25 Bab 25 - Pindah Rumah
26 Bab 26 - Cemburu
27 Bab 27 - Video Call
28 Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29 Bab 29 - Sierra
30 Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31 Bab 31 - Sosok Misterius
32 Bab 32 - Niat Jahat
33 Bab 33 - Salah Sasaran
34 Bab 34 - Pesta Pernikahan
35 Bab 35 - Kembalinya Murod
36 Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37 Bab 37 - Memastikan
38 Bab 38 - Pencarian
39 Bab 39 - Bertemu Saingan
40 Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41 Bab 41 - Kebaya Pengantin
42 Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43 Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44 Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45 Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46 Visual Versi Author
47 PTDC2 - Mandi
48 PTDC2 - Tidur
49 PTDC2 - Shubuh pertama
50 PTDC2 - Masa Lalu
51 PTDC2 - Dua Wanita
52 PTDC2 - Memberi Jalan
53 PTDC2 - Resepsi
54 PTDC 2 - Hamil
55 PTDC2 - Resign
56 PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2
Bab 2 - Menghilang
3
Bab 3 - Menyambung Hidup
4
Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5
Bab 5 - Pekerjaan Baru
6
Bab 6 - Menjaga jarak
7
Bab 7 - Gundah
8
Bab 8 - Makan Malam
9
Bab 9 - Dokter Cantik
10
Bab 10 - Manager Baru
11
Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12
Bab 12 - Selesai
13
Bab 13 - Kampung Halaman
14
Bab 14 - Dilamar
15
Bab 15 - Menginap
16
Bab 16 - Permintaan Maaf
17
Bab 17 - Diterima
18
Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19
Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20
Bab 20 - Cokelat
21
Bab 21 - Nonton
22
Bab 22 - Customer Complain
23
Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24
Bab 24 - Makan Malam
25
Bab 25 - Pindah Rumah
26
Bab 26 - Cemburu
27
Bab 27 - Video Call
28
Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29
Bab 29 - Sierra
30
Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31
Bab 31 - Sosok Misterius
32
Bab 32 - Niat Jahat
33
Bab 33 - Salah Sasaran
34
Bab 34 - Pesta Pernikahan
35
Bab 35 - Kembalinya Murod
36
Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37
Bab 37 - Memastikan
38
Bab 38 - Pencarian
39
Bab 39 - Bertemu Saingan
40
Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41
Bab 41 - Kebaya Pengantin
42
Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43
Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44
Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45
Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46
Visual Versi Author
47
PTDC2 - Mandi
48
PTDC2 - Tidur
49
PTDC2 - Shubuh pertama
50
PTDC2 - Masa Lalu
51
PTDC2 - Dua Wanita
52
PTDC2 - Memberi Jalan
53
PTDC2 - Resepsi
54
PTDC 2 - Hamil
55
PTDC2 - Resign
56
PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!