Perjalanan Dan Takdir Cinta

Perjalanan Dan Takdir Cinta

Bab 1 - Selamat Jalan Ayah

(Hai Hai Hai.... terimakasih sudah mampir dalam novel PTDC ini, jangan lupa klik icon ❤ untuk menjadikan novel ini dalam kategori favorit, jadi akan ada notifikasi kalo udah up, Happy reading 🥰 )

***

Suara melengking itu berasal dari atap rumah setengah reyot, membuyarkan kerumunan para tetangga yang mulai berdatangan. Terkejut setengah mati, jantung berdentum-dentum seketika, tangan gemetar, air mata masih berderai mengalir deras, gadis itu hanya mampu terduduk lemas dipojok pekarangan sambil menengadah ke atap rumah. Dia menangisi kakaknya yang jiwanya tengah terguncang, tersengat kenyataan. Murod masih tidak mau menerima kalau laki-laki tua yang sakit-sakitan itu sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.

“Abang turunlah!” Anindita melengis meminta sosok lelaki itu menghentikan perbuatan gilanya.

“Bapak! Bapak! Bapak!” suaranya melengking seraya matanya melotot kelangit lepas, dia sama sekali tidak menggubris permintaan adik perempuannya.

“Abang! ayo turunlah, sholatkan Bapak, malu sama tetangga Bang,” bujuk gadis belia itu lagi dengan suara parau.

Tetapi teriakannya makin menjadi-jadi, beberapa tetangga berbaik hati membantu menjemput paksa lelaki itu dari atap rumah. Suasana masih berkabung, tetapi kejadian ini harus diselesaikan. Ditangkapnya kaki Murod yang masih duduk berselonjor diatas retakan genting rumah yang sudah menghitam, tangannya sesekali memukul-mukul kepala. Penangkapan berlangsung tragis, genting-genting pecah berhamburan ke tanah. Hampir setengah jam, akhirnya Murod yang meronta-ronta bisa dipaksa turun.

Winah berlari memburu suaminya, para tetangga menyerahkan lelaki itu pada istrinya. Kemudian mereka Bergegas mengurusi pemakaman yang tertunda. Anindita bersimpuh di samping almarhum sambil menguatkan dirinya, membacakan doa-doa dan mengirimi Alfatihah. Suasana sudah sedikit kondusif, Murod sudah dibawa istrinya pulang.

Ketidakwarasan Murod bukanlah hal yang terjadi tiba-tiba atau tanpa sengaja. Mungkin dia masih tidak percaya, ayahnya meninggal disebabkan dirinya. Kelakuannya kerapkali membuat orang tua yang sedang sakit itu menitikkan airmata. Lelaki itu kerap memukul istrinya yang sedang hamil muda. Beberapa kali kepergok sedang berjudi dan main wanita. Terakhir yang membuat lelaki tua itu bertengkar dengannya, ketika Murod ketahuan menjual tanah yang ditinggali orang tuanya sehingga serangan jantung akhirnya membuat lelaki pekerja keras itu pergi untuk selamanya.

Upacara pemakaman berjalan lancar, perlahan tetangga-tetangga meninggalkan rumah duka. Murod, tak menampakkan lagi batang hidungnya, mungkin sudah diberikan obat penenang oleh Winah istrinya. Gadis belia itu menumpahkan segala beban dengan berurai airmata. Tersayat perih batinnya, mengingat rumah reyot itu harus ditinggalkan segera.

Ditengah sedu, seseorang muncul dari balik pintu. Winah datang kembali dengan mata sembab. Malang sekali wanita itu harus berjodoh dengan lelaki seperti Murod. Anak lelaki yang sudah dianggap seperti anak kandung sendiri oleh Bu Wanti dan suaminya. Seseorang yang ternyata tidak bertanggungjawab terhadap keluarganya.

Anindita, tak mampu berbuat banyak, hanya iba kepada wanita berparas jelita itu. Ternyata kebahagiaan tidak dijamin oleh tampang yang rupawan saja. Murod buktinya, kegagahan fisiknya tidak bisa menjadikan akhlaknya seindah wajahnya yang selagi lajang menjadi perhatian semua gadis desa.

"Gimana Murod Nah?" suara Ibu Wanti terdengar berat.

"Sudah winah kasih obat penenang Bu," jawab Winah.

"Maafkan suamimu Nah, semoga kandunganmu baik-baik saja," ujarnya sambil terisak.

Kedua wanita malang itu terus saling menguatkan, saling menasihati, saling mendukung. Betapa berat beban yang harus mereka pikul. Mulai hari ini, Bu Wanti harus kehilangan suami dan tempat tinggal. Sementara Winah, tanpa bapak mertua kesayangannya lagi, tak tahu siapa yang akan menolongnya dari amukan tangan besi suaminya itu.

Anindita sengaja memisahkan diri, masuk ke dalam bilik bambu, mengunci pintu rapat-rapat, butuh kejernihan pikiran untuk memulai lagi hidupnya. Kini, dia yatim. Tinggal satu semester lagi, sekolah menengah ini harus diselesaikannya.

“Winah, Bapak sudah ga ada, tanah dan rumah ini sudah suamimu jual, ibu tak punya pilihan lagi selain mengambil tawaran itu, ibu titip Anindita sampai sekolahnya selesai," suaranya begitu lemah.

“Ibu jadi mengambil tawaran menjadi pembantu rumah tangga di ibukota itu?” tanya Winah memastikan.

“Iya, selagi ada kesempatan, kemarin Ibu tolak tawaran itu karena masih mau menjaga bapak, tetapi, " kalimatnya tersendat, genangan itu kembali menganak sungai membasahi pipinya yang mulai keriput.

“Winah berjanji akan menjaga Anin, semampu Winah Bu." Wanita itu merangkul Bu Wanti.

“Ibu kapan berangkat? Anin sudah tahu?” tanya Winah.

“Sesegera mungkin setelah semuanya selesai, Ibu akan segera kasih tau adikmu itu,” jawabnya lirih.

Percakapan mereka berlanjut sampai larut, pada hari kematian lelaki tua yang disayanginya, mereka harus menelan luka yang bertubi-tubi. Dalam kondisi yang tidak memiliki tempat tinggal, Ibu Wanti akhirnya memutuskan untuk mengadu nasib di ibukota, mengumpulkan sepeser rupiah untuk menyambung hidupnya dan untuk menyelsaikan biaya sekolah Anindita yang sudah menunggak lama.

***

TERIMAKASIH SUDI MAMPIR DIMARIIIII

JANGAN LUPA KOMEN, LIKE DAN VOTE NYA...

TERUS PERGI KE HALAMAN DEPAN DAN BERIKAN BINTANGNYA YA... 😍😍😍

Terpopuler

Comments

Shalsyalala

Shalsyalala

aku baca part pertama, bagus.

2021-05-27

0

Molly123

Molly123

bagus kak. semangat ya 😊

2021-02-23

0

Putri Mangatun Utami

Putri Mangatun Utami

Apik

2020-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2 Bab 2 - Menghilang
3 Bab 3 - Menyambung Hidup
4 Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5 Bab 5 - Pekerjaan Baru
6 Bab 6 - Menjaga jarak
7 Bab 7 - Gundah
8 Bab 8 - Makan Malam
9 Bab 9 - Dokter Cantik
10 Bab 10 - Manager Baru
11 Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12 Bab 12 - Selesai
13 Bab 13 - Kampung Halaman
14 Bab 14 - Dilamar
15 Bab 15 - Menginap
16 Bab 16 - Permintaan Maaf
17 Bab 17 - Diterima
18 Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19 Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20 Bab 20 - Cokelat
21 Bab 21 - Nonton
22 Bab 22 - Customer Complain
23 Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24 Bab 24 - Makan Malam
25 Bab 25 - Pindah Rumah
26 Bab 26 - Cemburu
27 Bab 27 - Video Call
28 Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29 Bab 29 - Sierra
30 Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31 Bab 31 - Sosok Misterius
32 Bab 32 - Niat Jahat
33 Bab 33 - Salah Sasaran
34 Bab 34 - Pesta Pernikahan
35 Bab 35 - Kembalinya Murod
36 Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37 Bab 37 - Memastikan
38 Bab 38 - Pencarian
39 Bab 39 - Bertemu Saingan
40 Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41 Bab 41 - Kebaya Pengantin
42 Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43 Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44 Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45 Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46 Visual Versi Author
47 PTDC2 - Mandi
48 PTDC2 - Tidur
49 PTDC2 - Shubuh pertama
50 PTDC2 - Masa Lalu
51 PTDC2 - Dua Wanita
52 PTDC2 - Memberi Jalan
53 PTDC2 - Resepsi
54 PTDC 2 - Hamil
55 PTDC2 - Resign
56 PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2
Bab 2 - Menghilang
3
Bab 3 - Menyambung Hidup
4
Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5
Bab 5 - Pekerjaan Baru
6
Bab 6 - Menjaga jarak
7
Bab 7 - Gundah
8
Bab 8 - Makan Malam
9
Bab 9 - Dokter Cantik
10
Bab 10 - Manager Baru
11
Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12
Bab 12 - Selesai
13
Bab 13 - Kampung Halaman
14
Bab 14 - Dilamar
15
Bab 15 - Menginap
16
Bab 16 - Permintaan Maaf
17
Bab 17 - Diterima
18
Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19
Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20
Bab 20 - Cokelat
21
Bab 21 - Nonton
22
Bab 22 - Customer Complain
23
Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24
Bab 24 - Makan Malam
25
Bab 25 - Pindah Rumah
26
Bab 26 - Cemburu
27
Bab 27 - Video Call
28
Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29
Bab 29 - Sierra
30
Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31
Bab 31 - Sosok Misterius
32
Bab 32 - Niat Jahat
33
Bab 33 - Salah Sasaran
34
Bab 34 - Pesta Pernikahan
35
Bab 35 - Kembalinya Murod
36
Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37
Bab 37 - Memastikan
38
Bab 38 - Pencarian
39
Bab 39 - Bertemu Saingan
40
Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41
Bab 41 - Kebaya Pengantin
42
Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43
Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44
Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45
Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46
Visual Versi Author
47
PTDC2 - Mandi
48
PTDC2 - Tidur
49
PTDC2 - Shubuh pertama
50
PTDC2 - Masa Lalu
51
PTDC2 - Dua Wanita
52
PTDC2 - Memberi Jalan
53
PTDC2 - Resepsi
54
PTDC 2 - Hamil
55
PTDC2 - Resign
56
PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!