Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?

*Beberapa bulan kemudian*

Sesekali Anin menatap layar ponselnya yang tergeletak tak jauh dari tempatnya duduk. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika dering panggilan yang ditunggu belum juga masuk. Apakah kekecewaan akan kembali terulang. Perasaannya mulai tak karuan, memikirkan kenapa semakin kesini semakin jarang waktu untuk berduaan pada weekend seperti ini meskipun hanya dengan video call. Setelah beberapa menit berfikir, akhirnya dia memutuskan untuk melakukan panggilan video kepada pujaan hatinya tersebut.

“Hai,” bayangan wajah seseorang muncul di layar ponselnya. Terlihat Rio melambaikan tangan sambil memasang senyuman termanisnya.

“Kemana aja sih? ditungguin dari tadi juga.” Ucap Anin seraya mengerucutkan bibir imutnya.

“Hush, ngambek gitu, tar cantiknya ilang lho,” sambung Rio sambil terkekeh.

“Kamu dimana? kho rame banget kayaknya?” tanya Anin sambil memperhatikan background belakang Rio yang seperti di outdoor, beberapa cahaya lampu malam memantulkan dirinya.

“Aku lagi nongkrong di cafe dekat kampus, kebetulan Luna ulang tahun jadi dapat traktiran deh.” Jawab Rio sambil memutarkan camera ponselnya dan menangkap bayangan gadis cantik tersebut.

DEG

Tiba-tiba saja Anin kehabisan kata-kata, dalam sorotan kamera tersebut memang tidak hanya ada Luna, terlihat Renata dan beberapa pasang muda-mudi lainnya juga turut bergabung di meja Rio. Akan tetapi posisi duduk Luna bersebelahan dengan Rio yang membuat perasaannya bak dihempas ke lantai dasar dari puncak gedung tertinggi.

“Hei, hei, kho bengong,”Rio melambai-lambaikan tangannya dilayar kaca. Terdengar samar suara seseorang menggodanya.

“Habis ini kayaknya ada yang jadian nih,” dalam layar tersebut terlihat Rio yang sontak menurunkan layar ponselnya sebentar dan samar meminta teman-temannya untuk diam.

“Hmm, Rio udah dulu ya, aku mau istirahat ga enak badan, salam buat semuanya.” Akhirnya Anin mengakhiri kekacauan hatinya dengan menutup panggilan video secara sepihak.

Beberapa kali Rio melakukan panggilan balik, akan tetapi hatinya sudah tidak berselera untuk sekedar mendengar lelaki yang selalu dipujanya tersebut. Memang terasa begitu rumit menjalani sebuah hubungan jarak jauh. Perasaannya gampang sekali naik turun seperti naik histeria di dunia fantasi.

Dalam perasaan yang kacau, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan keluar kontrakan. Dipakainya sweater warna abu-abu untuk menutupi tubuhnya dari debu jalanan kota jakarta. Saat ini yang dituju yaitu sebuah pusat keramaian, dia menuju salah satu mall terdekat dengan kontrakannya. Begitu kebiasaan gadis itu, ketika hatinya sedang tidak karuan dia lebih baik menyibukkan diri dengan sesuatu yang bisa menghiburnya, melupakan penat di kepalanya.

Tak berapa lama, ojek online yang ditumpanginya tiba. Dia bergegas naik dan meluncur untuk menghabiskan sepertiga malam pertama. Setibanya disana, dia berjalan mondar-mandir menghabiskan waktu. Sebenarnya dia pun tidak tahu apa yang akan dia beli. Pikirannya kosong, masih terbayang sosok Rio yang sedang bersenang-senang dengan wanita-wanita cantik diseberang sana. Ini bukan kali pertama dia menangkap bayangan Luna berada bersama Rio. Dalam benaknya mulai muncul keraguan, apakah lelaki itu benar-benar layak untuk ditunggu, apakah dia setia dan menjaga perasaan yang dia bawa. Sementara sudah beberapa pekan terakhir bahkan Rio lupa untuk video call dengannya.

“Bruk”

“Prang”

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan sebuah benturan, tanpa sengaja dia menabrak tubuh seseorang. Pikirannya yang tidak sinkron membuatnya berjalan tanpa fokus. Wajah imutnya terkesiap ketika dia melihat sebuah guci kecil yang cantik sudah terpecah dan berserakan dilantai. Sudah bisa dipastikan itu harganya jutaan rupiah, dan lebih terkesiap lagi ketika dia menatap sosok yang ditabraknya.

“Pak Hadi, m maaf,” bergegas gadis itu berjongkok memunguti serpihan guci yang berserakan, beberapa SPG dan petugas yang sedang menunggu stand hanya menoleh memperhatikan mereka.

“Anin,kalau jalan pikirannya diajak dong, jangan ditinggal-tinggal." Seraya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala, kemudian lelaki itu berjongkok dan membantu mengambil sepihan-serpihan kaca sebelum kemudian seorang petugas kebersihan menghampiri mereka.

“Maaf Pak, i itu nanti saya ganti, tapi saya tidak bawa uang dan tidak bawa debit card sekarang, apa boleh nanti ganti di kantor?” Anindita begitu gugup, karena ternyata dia membuat masalah lagi.

“Ya udah gak apa-apa, tapi kamu harus anter saya nyari lagi yang baru, ini hadiah untuk ibu saya, tadi saja milihnya sampai setengah jam, saya tidak terlalu faham selera wanita.” Ujar Hadi dengan tersenyum, lesung pipitnya mengingatkan pada sosok seorang penyanyi ibukota terkenal yaitu Afgan.

“Baik pak, nanti saya bantu pilihkan, tapi Bapak yang bayar dulu ya.” Wajah Anin memelas, dengan ekspresi yang di imut-imutkan dia meminta kebijakan bos barunya itu.

Mereka akhirnya menuju ke tempat pernak-pernik untuk membelikan guci mini baru. Setelah beberapa lama memilah dan memilih akhirnya sebuah pilihan jatuh pada guci yang desainnya cukup unik dan menurut Anin itu berkarakter lembut dan elegan. Akhirnya Hadi setuju dan segera pergi ke kasir untuk membayar guci tersebut. Anin membuntutinya dari belakang, karena ada yang mau dia sampaikan. Setelah selesai membayar guci tersebut akhirnya Anin membuka suara sebelum berpamitan kepada atasan barunya tersebut.

“Emh, Pak, maaf itu, hmm,” kalimatnya terhenti ketika dua netra Hadi yang begitu berbinar berpaling dan menatap manik cokelatnya.

“Kenapa?” tanyanya sambil tersenyum.

“Apa boleh saya mencicilnya pak, guci itu bisa seharga tiga kali gaji saya.” Dengan malu-malu akhirnya dia menyampaikan maksud dan tujuannya.

“Hahaha, tidak usah Anin, memangnya siapa yang meminta kamu menggantinya?” Pemuda tampan itu tertawa gemas melihat tingkah gadis yang ada disampingnya tersebut.

“Emh, tapi saya tetap harus menggantinya pak, saya sudah dua kali berhutang kepada Bapak, saya tidak mau berhutang lebih banyak lagi nantinya.” Anindita tetap dengan pendiriannya.

“Hutang apa? Dua kali?" Kening Hadi berkerut mengingat-ingat.

“Waktu saya menabrak Bapak di Rumah Sakit Insani.” Jawab Anin sambil menunduk.

“Oh iya iya, saya baru ingat itu kamu ya? pantas saja merasa familiar banget waktu di kantor melihat kamu, baiklah kalau kamu mau dianggap impas, hmm temani saya makan yuck, saya lapar.” Ucapannya dengan begitu antusias.

“Pak, lain kali saja ya, saya traktir Bapak, saya betul-betul tidak bawa uang.” Anin melengis meminta belas kasihan.

“Saya ngajak kamu makan, bukan nyuruh kamu bayarin makan.” Ucapnya sambil menoleh kearah gadis yang ada disampinya itu.

“Kamu sendiri kan?" Tanyanya lagi memastikan.

“Hmm iya pak,” jawab gadis itu.

Akhirnya Anin hanya pasrah ketika Hadi menarik tangannya memasuki sebuah resto jepang yang berada didalam mall. Dengan perasaan bersalah dan tidak enak hati, dia duduk di kursi yang berseberangan dengan Hadi. Setelah beberapa saat membolak-balikan menu akhirnya Hadi memanggil waitress dan memesan beberapa makanan.

“Kamu mau pesan apa?" tanyanya pada gadis yang ada didepannya.

“Samain saja kaya menu Bapak, saya tidak pernah makan di resto jepang sebelumnya.” Jawab Anin sambil tersenyum malu karena kegaptekannnya.

“Baiklah, pesannya masing-masing dua porsi.” Hadi memesan kepada pelayan tersebut.

“Kalau diluar kantor ga usah panggil Bapak, saya belum tua Nin, panggilan yang kaya dulu sewaktu kita pertama ketemu saja.” Ucap lelaki itu sambil melirik gadis yang masih terlihat begitu canggung.

“Hmm baik Pak, eh M Mas.” Jawab Anin dengan senyum yang dipaksakan, dia tidak berani menatap pupil netra lelaki itu, ada sesuatu yang menghangat setiap kali bertatapan dengannya.

Akhirnya pesanan mereka datang, dan obrolan berlanjut menjadi lebih santai dan ringan. Sampai akhirnya waktu sudah semakin malam. Akhirnya mereka pulang. Perasaan Anin seperti lebih ringan, sedikit terlupakan bayangan Rio dengan teman-temannya tadi. Dia menunggu Hadi di Lobi dengan memegang guci harga belasan juta itu hati-hati. Sementara lelaki itu tengah mengambil mobilnya ke parkiran. Tak berapa lama mobil yang ditumpanginya sudah berada didepan Anindita dan membuat gadis itu bergegas membukakan pintunya dan masuk. Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang menatapnya tajam dari sebuah kendaraan di belakang mobil Hadi.

***

JANGAN LUPA LIKE, COMENT & VOTE YA JIKA KALIAN ADA MAMPIR KE NOVEL INI. TERUS KEMBALI KE GAMBAR SAMPUL DAN BERIKAN BINTANG LIMA UNTUK PERJALANAN TAKDIR DAN CINTA INI. Makasiiiihhhh 🥰

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Rio menggantungkan hubungan sama anin mau coba2 keberuntungan aja kalau di tolak dgn yg disini bisa jadian sama yg di sana, mau TTM man aja kali sama anin. Lebih baik lupakan rio anin krn berarti dia bukan pria baik, tidak tegas dan konsisten

2021-12-13

0

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

anin beruntung ya bertemu dgn cowok2 yg lembut dan baik 👍🌹

2020-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2 Bab 2 - Menghilang
3 Bab 3 - Menyambung Hidup
4 Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5 Bab 5 - Pekerjaan Baru
6 Bab 6 - Menjaga jarak
7 Bab 7 - Gundah
8 Bab 8 - Makan Malam
9 Bab 9 - Dokter Cantik
10 Bab 10 - Manager Baru
11 Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12 Bab 12 - Selesai
13 Bab 13 - Kampung Halaman
14 Bab 14 - Dilamar
15 Bab 15 - Menginap
16 Bab 16 - Permintaan Maaf
17 Bab 17 - Diterima
18 Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19 Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20 Bab 20 - Cokelat
21 Bab 21 - Nonton
22 Bab 22 - Customer Complain
23 Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24 Bab 24 - Makan Malam
25 Bab 25 - Pindah Rumah
26 Bab 26 - Cemburu
27 Bab 27 - Video Call
28 Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29 Bab 29 - Sierra
30 Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31 Bab 31 - Sosok Misterius
32 Bab 32 - Niat Jahat
33 Bab 33 - Salah Sasaran
34 Bab 34 - Pesta Pernikahan
35 Bab 35 - Kembalinya Murod
36 Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37 Bab 37 - Memastikan
38 Bab 38 - Pencarian
39 Bab 39 - Bertemu Saingan
40 Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41 Bab 41 - Kebaya Pengantin
42 Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43 Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44 Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45 Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46 Visual Versi Author
47 PTDC2 - Mandi
48 PTDC2 - Tidur
49 PTDC2 - Shubuh pertama
50 PTDC2 - Masa Lalu
51 PTDC2 - Dua Wanita
52 PTDC2 - Memberi Jalan
53 PTDC2 - Resepsi
54 PTDC 2 - Hamil
55 PTDC2 - Resign
56 PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2
Bab 2 - Menghilang
3
Bab 3 - Menyambung Hidup
4
Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5
Bab 5 - Pekerjaan Baru
6
Bab 6 - Menjaga jarak
7
Bab 7 - Gundah
8
Bab 8 - Makan Malam
9
Bab 9 - Dokter Cantik
10
Bab 10 - Manager Baru
11
Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12
Bab 12 - Selesai
13
Bab 13 - Kampung Halaman
14
Bab 14 - Dilamar
15
Bab 15 - Menginap
16
Bab 16 - Permintaan Maaf
17
Bab 17 - Diterima
18
Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19
Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20
Bab 20 - Cokelat
21
Bab 21 - Nonton
22
Bab 22 - Customer Complain
23
Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24
Bab 24 - Makan Malam
25
Bab 25 - Pindah Rumah
26
Bab 26 - Cemburu
27
Bab 27 - Video Call
28
Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29
Bab 29 - Sierra
30
Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31
Bab 31 - Sosok Misterius
32
Bab 32 - Niat Jahat
33
Bab 33 - Salah Sasaran
34
Bab 34 - Pesta Pernikahan
35
Bab 35 - Kembalinya Murod
36
Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37
Bab 37 - Memastikan
38
Bab 38 - Pencarian
39
Bab 39 - Bertemu Saingan
40
Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41
Bab 41 - Kebaya Pengantin
42
Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43
Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44
Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45
Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46
Visual Versi Author
47
PTDC2 - Mandi
48
PTDC2 - Tidur
49
PTDC2 - Shubuh pertama
50
PTDC2 - Masa Lalu
51
PTDC2 - Dua Wanita
52
PTDC2 - Memberi Jalan
53
PTDC2 - Resepsi
54
PTDC 2 - Hamil
55
PTDC2 - Resign
56
PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!