Bab 8 - Makan Malam

Bu Windarti dengan seksama memperhatikan putranya yang sedari tadi mondar-mandir seperti setrikaan. Faisal terlihat begitu gelisah, sesekali duduk di ruang tengah, masuk ke kamar, pergi ke taman belakang sambil berulang kali melihat jam ditangannya.

"Fay, kamu ada masalah apa? Mamah perhatikan seperti gelisah akut? " sambil duduk di sofa seberang putranya yang kali ini tengah membolak-balikan majalah diruang tengah

"Gak apa-apa kho Mah,"begitu enteng jawabannya sambil menoleh.

"Haish, ya sudah kalau ga mau cerita, oh iya, kemarin mamah sudah ketemu sama ibunya Dewinta, cuma kata ibunya Dewi masih belum ada waktu untuk pertemuan keluarga, maklumlah dokter muda." Bu Windarti berhasil membuat putranya menarik nafas panjang.

"Sudahlah Mah, Fay juga bisa kho nyari jodoh sendiri, bukan zaman siti Nurbaya lagi Mah, mamah tinggal dukung doa saja semoga usaha Fay ga sia-sia." Faisal bergegas berdiri hendak meninggalkan ibunya.

"Okey, kalau begitu Mamah butuh bukti, kalo sebelum masa pertemuan keluarga, kamu sudah berhasil membawa calon mantu Mamah kesini, Mamah berjanji tidak akan memaksakan dengan pilihan Mamah lagi, tapi kalau tidak, kamu harus tetap menikahi Dewinta," tegas Bu Windarti.

"Oke," sambil berlalu menuju kamarnya di lantai atas. Sementara Bu Windarti hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Faisal, mamah cuma takut jika umur mamah tidak cukup untuk menimang cucu kalau kamu masih belum memutuskan dari sekarang," gumamnya sambil berlalu menuju taman belakang.

Sementara di dalam kamar, Faisal tak henti-hentinya memeriksa benda pipih yang sedari tadi tidak lepas dari genggaman tangannya, sampai akhirnya pesan balasan diterimanya.

"Oke Bang, Anin ada waktu, jam berapa mau kesini? " Anindita.

"Jam 7 malam ya, ketemu di restoran A," Faisal.

"Ok, sampai ketemu," Anindita.

***

Anindita sudah bersiap-siap mengenakan setelan kemeja santai dengan celana jeans dibawah lutut yang terkesan sopan. Rambutnya diikat ekor kuda menyisakan bulu-bulu halus mengitari dahinya. Polesan make up tipis membuat wajahnya terlihat fresh dan tidak kentara kalau beberapa hari lalu dia dilanda demam. Bergegas memesan transportasi online untuk menepati janjinya menemui Faisal.

Perjalanan dari kontrakannya cukup tersendat. Apalagi ini sabtu malam dimana muda-mudi sedang hilir mudik menghabiskan waktu di malam weekend ini. Akhirnya gadis itu sampai ditempat yang ditujunya meskipun terlambat hampir dua puluh menit. Bergegas dia memasuki halaman restoran. Sepatu kets membuat langkahnya begitu cepat dan ringan. Sesekali dia mengecheck ponselnya menunggu kabar dari seseorang. Tadi dia baru saja mengabari Rio kalau sore ini tidak bisa video call karena harus bertemu teman. Cuma pesan tersebut masih belum berubah menjadi centang biru.

"Anin, udah sampai? " suara yang familiar menyapanya.

"Eh, Bang Faisal, udah lama? maaf ya tadi Anin kena macet." Gadis itu tersenyum begitu manis.

"Gak apa-apa kho, ayo!" Ajak Faisal sambil mempersilahkan gadis yang ada disampingnya menuju tempat saung-saung lesehan.

"Bang Faisal tumben banget mau ketemu Anin? jadi khawatir ada apa-apa, ibu Anin baik-baik saja kan Bang?" Ujar gadis itu sambil menjejeri langkah panjang Faisal.

"Bu Wanti baik-baik saja kho, malah mungkin akan lebih baik lagi kalau kamu temenin dia, masih banyak kamar yang kosong di rumah Abang Nin." Ujar Faisal sambil menyeringai menggoda Anin.

"Haish, bahas itu lagi," tangan Anin menepuk lengan Faisal sambil cemberut.

"Emh segitunya, disini saja duduknya Nin," Faisal melepas alas kakinya dan segera duduk diikuti gadis berambut ikal itu.

Gadis itu bergegas duduk. Faisal menyodorkan menu makanan padanya, sementara dia pun membolak balikan buku menu.

"Mau pesen apa Nin?" tanyanya.

"Boleh bebas pesen nih Bang? Anin mau pesen yang banyak lho kalo ditawarin kek gini," kelakar gadis itu sambil terkekeh.

"Asal dihabisin saja gak apa, boleh pesen sepuasnya," senyum Faisal.

"Becanda Bang, perut Anin bukan karung goni lah," ujar gadis itu seraya mengedik santai sambil tersenyum.

Tak berapa lama mereka memanggil waitress untuk memesan makanan yang sudah mereka pilih masing-masing. Sesekali terlihat mereka tertawa ditengah obrolan sambil menunggu makanan datang. Kalau dilihat dari jauh, mereka sudah seperti dua sejoli yang tengah berkencan di malam minggu. Meski umur Faisal sudah menginjak kepala tiga tetapi dari tampangnya tidak jauh berbeda dengan Anindita yang notabene masih berumur kepala dua.

Akhirnya makanan mereka datang. Terlihat gadis itu sudah sibuk menyantap makanannya, sambil terus menelisik alasan Faisal ngajak ketemuan malam ini.

"Sebenernya ada apaan sih Bang? " Untuk kesekian kalinya dalam obrolan mereka, Anindita dengan lugas melemparkan pertanyaan tersebut.

"Ceh, pertanyaan ke sepuluh yang sama, sekali lagi bertanya nanti dapat hadiah istimewa," ujar Faisal dengan santai. Sebentar jeda sambil terlihat berpikir kemudian dia melanjutkan lagi kalimatnya.

"Kalau Abang bilang, mau ngajak kamu kencan, kamu percaya? " sambungnya dengan ekspresi serius yang seketika membuat gadis itu terbelalak tak percaya. Dia terbatuk-batuk karena terkaget dengan jawaban dari lelaki yang ada didepannya. Faisal segera menyodorkan air minum untuk Anin sambil tertawa melihat tingkah konyol gadis itu.

"Tuh kan, baru bilang mau ajak kencan udah tersedak, gimana kalau bilang Abang mau ngelamar kamu," ujarnya sambil tertawa.

"Iiih, makin ngelantur jawabannya," gadis itu mencebik gemas mendengar jawaban yang seperti asal-asalan terlontar dari pemuda yang ada di depannya. Sama sekali tak terpikir kalau sebenarnya pernyataan itu merupakan pengakuan yang jujur dari seorang Faisal.

Pemuda itu hanya terkekeh, tak mungkin baginya untuk menyatakan perasaannya secara langsung pada gadis di depannya itu. Mengingat ini baru langkah pendekatan pertama setelah perubahan sikapnya sebelum kepergian Anindita untuk mengontrak, bersyukur kecuekan gadis itu membuat pertemuan pertama ini menjadi tidak canggung. Lagipula masih ada seseorang yang pastinya masih selalu ditunggu oleh gadis itu. Seseorang yang merupakan rivalnya dalam diam. Faisal sudah bertekad untuk merebut hati Anindita dari Mario. Pemuda yang saat ini sedang ditunggu balasan chatnya oleh gadis itu.

Trrrrtt trrrttt

Ponsel Anindita berbunyi, seketika nama Rio muncul pada layar panggilan video. Anindita bergegas menekan tombol hijau dan mengarahkan kamera itu ke wajahnya.

"Haiii," seseorang terdengar menyapanya.

"Haiii Rio!" dengan sumringah nya Anindita mengangkat panggilan video dari seseorang yang ditunggu nya. Tanpa dia sadari tatapan mata tidak suka sudah begitu menyala dari pemuda yang duduk didepannya.

***

JANGAN LUPA LIKE, COMENT & VOTE NYA YA GAESSS... Author mengucapkan terimakasih karena sudah mampir di cerita ini 😇😇😇

Terpopuler

Comments

___

___

hai kak, aku mampir nih bawa boom like8+rate5, mampir juga yu ke karya pertama novel ku judul nya "aku dan CEO tampanku " ditunggu ya kehadiran nya...

semangat👍

2020-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2 Bab 2 - Menghilang
3 Bab 3 - Menyambung Hidup
4 Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5 Bab 5 - Pekerjaan Baru
6 Bab 6 - Menjaga jarak
7 Bab 7 - Gundah
8 Bab 8 - Makan Malam
9 Bab 9 - Dokter Cantik
10 Bab 10 - Manager Baru
11 Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12 Bab 12 - Selesai
13 Bab 13 - Kampung Halaman
14 Bab 14 - Dilamar
15 Bab 15 - Menginap
16 Bab 16 - Permintaan Maaf
17 Bab 17 - Diterima
18 Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19 Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20 Bab 20 - Cokelat
21 Bab 21 - Nonton
22 Bab 22 - Customer Complain
23 Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24 Bab 24 - Makan Malam
25 Bab 25 - Pindah Rumah
26 Bab 26 - Cemburu
27 Bab 27 - Video Call
28 Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29 Bab 29 - Sierra
30 Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31 Bab 31 - Sosok Misterius
32 Bab 32 - Niat Jahat
33 Bab 33 - Salah Sasaran
34 Bab 34 - Pesta Pernikahan
35 Bab 35 - Kembalinya Murod
36 Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37 Bab 37 - Memastikan
38 Bab 38 - Pencarian
39 Bab 39 - Bertemu Saingan
40 Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41 Bab 41 - Kebaya Pengantin
42 Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43 Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44 Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45 Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46 Visual Versi Author
47 PTDC2 - Mandi
48 PTDC2 - Tidur
49 PTDC2 - Shubuh pertama
50 PTDC2 - Masa Lalu
51 PTDC2 - Dua Wanita
52 PTDC2 - Memberi Jalan
53 PTDC2 - Resepsi
54 PTDC 2 - Hamil
55 PTDC2 - Resign
56 PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Selamat Jalan Ayah
2
Bab 2 - Menghilang
3
Bab 3 - Menyambung Hidup
4
Bab 4 - Mencari Pekerjaan
5
Bab 5 - Pekerjaan Baru
6
Bab 6 - Menjaga jarak
7
Bab 7 - Gundah
8
Bab 8 - Makan Malam
9
Bab 9 - Dokter Cantik
10
Bab 10 - Manager Baru
11
Bab 11 - Apakah Layak Untuk Ditunggu?
12
Bab 12 - Selesai
13
Bab 13 - Kampung Halaman
14
Bab 14 - Dilamar
15
Bab 15 - Menginap
16
Bab 16 - Permintaan Maaf
17
Bab 17 - Diterima
18
Bab 18 - Kembali Ke Kantor
19
Bab 19 - Meeting Dengan Klien
20
Bab 20 - Cokelat
21
Bab 21 - Nonton
22
Bab 22 - Customer Complain
23
Bab 23 - Teh Lemon Hangat
24
Bab 24 - Makan Malam
25
Bab 25 - Pindah Rumah
26
Bab 26 - Cemburu
27
Bab 27 - Video Call
28
Bab 28 - Kunjungan Tak Terduga
29
Bab 29 - Sierra
30
Bab 30 - Meluruskan Kesalah Fahaman
31
Bab 31 - Sosok Misterius
32
Bab 32 - Niat Jahat
33
Bab 33 - Salah Sasaran
34
Bab 34 - Pesta Pernikahan
35
Bab 35 - Kembalinya Murod
36
Bab 36 - Fardan Andra Dinata
37
Bab 37 - Memastikan
38
Bab 38 - Pencarian
39
Bab 39 - Bertemu Saingan
40
Bab 40 - Menentukan Tanggal Pernikahan
41
Bab 41 - Kebaya Pengantin
42
Bab 42 - Mengetahui Kebenaran
43
Bab 43 - Mengetahui Kebenaran 2
44
Bab 44 - Menuju Hari Pernikahan
45
Bab 45 - Hari Pernikahan (Session 1 Selesai)
46
Visual Versi Author
47
PTDC2 - Mandi
48
PTDC2 - Tidur
49
PTDC2 - Shubuh pertama
50
PTDC2 - Masa Lalu
51
PTDC2 - Dua Wanita
52
PTDC2 - Memberi Jalan
53
PTDC2 - Resepsi
54
PTDC 2 - Hamil
55
PTDC2 - Resign
56
PTDC2 - Takdir dan Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!