We're not alone
Kita tidak sendirian
We share no stories
Kita tidak berbagi cerita
Just something in your eyes
Ada sesuatu didalam matamu
Don't be afraid
Jangan takut
The shadows know me
Bayangan itu mengenal ku
Let's leave the world behind
Ayo kita tinggalkan dunia dibelakang
Rain baru menyadari kalau dunia fantasy adalah dunia barunya yang di penuhi dengan tempat-tempat unik tapi indah.
Akan tetapi entah kenapa dia masih merasa kosong.
Ya jauh di hatinya yang dipenuhi dengan kasih sayang dan cinta dari orang-orang didunia barunya ini tapi dia sadar kalau jauh disisi hatinya masih ada tempat kosong entah apa itu dia tak pernah tau.
Apakah dia merindukan dunianya?
Tapi bukankah disini adalah rumahnya?
Puk!
Tepukan bahu menyadarkan Rain dari lamunannya.
Dia menoleh kebelakang dan ternyata itu ekor Garfield,naga itu lalu menariknya mendekat dengan ekornya.
Rain yang peka lalu memeluk naga itu.
'Ada apa?kenapa kau terlihat murung sejak tadi Rain?'
Tanya naga itu melewati telepati.
'Kenapa aku masih merasa kosong Garfield?padahal disini aku bisa merasakan bahagia karna kasih sayang mereka amat besar padaku.'
'Bagaimana pun perbuatan mereka padamu,mereka tetaplah keluargamu jika kau mau akan membawamu kembali untuk terakhir kalinya.'
Rain kembali merenungkan keputusannya,dia menatap mata naga itu.
Lalu melihat kearah teman-teman dan ayahnya yang sedang mengumpulkan buah-buahan segar,alasan Rain tak boleh ikut bergabung adalah takut anak itu kesasar nanti dan membuat mereka kelimpungan mencarinya, seperti awal pertama Rain menginjakkan kakinya ketempat ini dan mengejar seekor kupu-kupu untungnya Garfield membuntuti jika tidak anak beruang itu mungkin sudah di culik oleh induknya.
'Tapi apa aku akan kembali lagi kesini?'
'Tentu saja itu adalah janjiku untuk selalu disisimu.'
Kata-kata tulus sang naga membuatnya terharu.
Entah kenapa dia merasa mempunyai teman sejati dan itu adalah naganya Garfield.
"Baiklah,buat aku tidur dengan cepat karna aku tak mau membuat mereka khawatir."ucap Rain sambil mengelus kepala Garfield.
"Grrr..."
...
"Eugh..."Rain membuka matanya,hal pertama kali yang ia lihat adalah warna putih tapi dia baru sadar kalau dia masih berada diruangan putih itu dengan mengunakan alat-alat rumah sakit.
Entah apa yang terjadi pada tubuhnya,rasanya sangat lemas untuk mengangkat tangannya saja.
Dia berkedip beberapa kali untuk menghalau cahaya silau lampu dari matanya karna belum terbiasa.
Hingga sebuah suara familiar membuatnya terkejut.
"Adik kau...ayah ibu adik sudah sadar!"
Ah suara itu.
Suara kakaknya.
Sudah lama dia tak mendengarnya.
Memang berapa hari dia sudah tertidur?
Rain rasanya ingin tertawa karna mengira dirinya sudah mati dan dikubur dalam tanah.
Namun tampaknya tuhan masih berbaik hati,dan Garfield naga itu menjaganya dengan sangat baik.
"Syukurlah kau sudah bangun Aiden."ucap ayahnya sambil mengecup keningnya berkali-kali.
Tau perasaan Rain?
Kenapa kau tak pernah melakukan ini dari dulu padaku ayah?
Batinnya masih sakit,dan mungkin akan sulit baginya untuk terbuka pada keluarganya sendiri.
Diana menatap binggung kearah putra bungsunya yang baru sadar dari komanya.
Tatapan kosong itu mengingatkannya pada tatapan Aiden yang hampir meregang nyawa.
Diana segera menepis pikiran buruk itu,dia berusaha berpikir positif dan menyingkirkan apa yang ada dibenaknya.
Tidak mungkin kan...
Aiden berubah?
"Kau sudah tidur selama tiga minggu, apa tidurmu nyenyak sekali hm?sekarang kau boleh istirahat tetapi jangan tidur lama lagi oke."ucap Alvin dengan senyum hangatnya.
Untuk pertama kalinya Rain melihat senyuman itu dari ayahnya sendiri.
Dia hanya mengangguk tanpa bicara.
Karna didunia ini suara tak akan pernah ada.
Berbeda dengan dunia fantasy tempat untuk pulang ,dan rumahnya.
Karna baginya didunia yang ada keluarga aslinya dia tak mempunyai rumah.
Bertahun-tahun mereka mengacuhkan Rain dan tak menganggap keberadaannya.
Dan sekarang Rain akan membiarkan alur cerita berjalan semestinya,entah dia akan bangun dalam perubahan atau kesakitan lagi dia sudah tak peduli.
Karna dia bisa percaya Garfield akan membawanya kembali karna naga itu sudah berjanji.
Janji sahabat.
Janji keluarga.
Dan janji adalah sumpah.
Hidup dan mati.
"Aiden apa kau tak merindukan ayah?"tanya Alvin melihat putranya tampak sering melamun sekarang.
Rain menatap kearah Alvin,membuat pria itu tersentak karna tatapan Rain seolah tepat didalam matanya.
'Ayah, mengingatmu merupakan suatu hal yang mudah, dan aku telah melakukannya setiap hari. Merindukanmu adalah hal yang tersulit karena rasa sakit ini tidak pernah pergi.'
...
Sudah dari semalam kondisi Rain naik turun.
Anak itu tetap berada diranjangnya dan tak bis melakukan apapun,matanya selalu sayu seolah-olah akan menutup kapan saja.
Tapi Alvin dan Marcel terus mengajaknya berbicara walaupun memang Rain menanggapinya.
Diana,wanita itu kadang datang dan pergi,dia hanya akan datang saat Rain menutup matanya untuk tidur dan pergi saat mata biru itu terbuka.
Intinya Diana hanya mengecek keadaan putra bungsunya itu tanpa dia ketahui bahwa Rain tau tindakan kecilnya yang memberikannya sedikit perhatian tapi entah kenapa membuat sisi hati Rain kosong perlahan kembali terisi.
Keluarganya sudah berubah.
Bisakah dia kembali sekarang?
Garfield...
Aku tak mau mengecewakan mereka yang menungguku dan saat ini aku merasa bahagia dengan tindakan kecil dari keluarga asliku.
Mungkin ini adalah saat yang tepat.
Untuk pergi selamanya...
Bukankah Rain pernah memohon jika suatu hari dia benar-benar akan pergi dari dunia ini.
'Aku senang karna ayah,kakak dan ibu sudah menunjukkan kasih sayangnya padaku disaat aku terbaring lemah dan tak bisa memberikan senyuman tulus seperti biasa,sebelum aku pergi aku memberikan hadiah kecil pada mereka...
Yaitu biarkan aku bersuara untuk mengucapkan terima kasih.'
"A...."
"Aiden kau kenapa?"tanya Alvin heran karna melihat mulut putra bungsunya terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu.
Dan hal yang membuatnya terkejut adalah...
"Terima kasih dan selamat tinggal ayah..."setelahnya mata biru indah itu terpejam erat.
Deg!
Putranya yang selalu ia anggap cacat kini telak menamparnya dengan sangat keras.
Walau itu bukan fisik tapi rasa sakit itu membekas dihatinya.
Putranya baru saja mengatakan hal yang tak pernah mau ia dengar.
Dan ditengah keterkejutannya dunianya kembali runtuh saat mendengar suara Ekg yang berhenti dan menunjukkan garis lurus.
Putra bungsunya telah pergi untuk selamanya...
...
(Aku paling lemah kalo bikin cerita sedih,dan aku juga gak mau kalian nangis Bombay nanti,jadi alurnya mungkin agak cepet supaya gak bikin kalian greget juga sih...gak enak kalo digantungi tapi harus bersambung dulu buat nyari ide lagi.🤭)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Dunia fantasi memang begitu indah, tempat kita bisa merasakan hal yang tak bisa kita gapai saat berada dalam kenyataan.
2023-04-19
2
ℕℰℕᎶ ⅅℰᎯ
yah kok ninggalin ayangnya siiih kasian
2023-03-14
0
🅝ⓞⓝ🄰 𝓓𝓮𝓪
hus jangan ngomong gitu lagi ih nanti marah loh yang di ajak ngobrol
2023-03-14
0