Suasana pagi hari, sinar matahari yang indah dan menghangatkan badan di ujung timur sana, awan di atas sangat cerah, tumbuh-tumbuhan hijaupun tampak segar dan hijau terkena cahaya matahari, burung pun berterbangan diatas sana.
Suasana di rumah Nayla terlihat tidak seperti biasanya, sangat sepi dari luar rumah tak ada lagi Nayla yang menyiram tanamannya dengan riang sambil bernyanyi gembira melihat bunga-bunganya bermekaran, beranjak masuk kedalam rumah, tak ada lagi Nayla yang selalu membersihkan rumah sambil mengoceh tentang kelakuan kakaknya, semakin kedalam berjalan menuju dapur tempat favoritnya Nayla pun tak ada, ia yang biasanya lincah memasak di dapur bergulat dengan panci, kompor dan penggorengannya lalu meracik menu masakan untuk tiga kakak Dj nya sudah terlihat lagi .
Sudah dua hari berlalu setelah perdebatan dengan kakaknya tentang pernikahan dengan Aska, ia masih mengurung diri dikamar ia frustasi, pikirannya sangat kacau sama kacaunya dengan kondisi kamarnya yang berantakan, ia membuang buku dari lemari rak bukunya dan barang-barang yang ada di meja belajarnya berserakan semua dilantai, seprei, selimut, kasurpun tak beraturan. Sudah dua hari dia tidak makan, tidak memasak dan tidak melakukan apapun hanya menagisi nasib buruk dan takdirnya yang sudah tidak bisa dia ubah .
Ia duduk menekuk kakinya memeluk lututnya, kepalanya tertunduk ia teringat kenangan indahnya, dengan Aska bagai film yang terekam dan diputar ulang diotaknya bagaimana Aska menjaganya dan punya banyak andil membentuk karekternya dan menjadi guru untuk Nayla, karena diantara mereka bertiga Aska lah yang selalu membimbingnya.
"Aku akan menghajar dan menghancurkan siapapun yang mengganggu Nayla!!! kalian ingat itu!!! ." Kenang Nayla ketika Aska menjaga dan melindunginya saat ada yang menganggunya dan bahkan tak ada yang berani mendekatinya dan berteman dengannya hingga saat ini .
"Belajarlah Nay hanya ilmu yang bisa mengubah hidupmu " Kata itulah yang membuat Nayla menjadi rajin dan semangat belajar menjadikannya anak yang cerdas.
"Ini buku untukmu Nay, banyaklah membaca karena dengan ilmu kamu akan menggapai cita-citamu " Bahkan ia menjadi kutu-buku karena perkataannya dan cita-citanya ke Jerman.
"Dika hentikan dan turuti keinginan Nayla" kenang Nayla ketika Aska selalu memihaknya dan mengabulkan semua keinginannya saat berdebat dengan kakaknya.
"Ini hadiah untuk kamu " Kenangan ketika Aska selalu memberikannya barang mahal.
"Nay kakak uda kenyang Nay......jangan suapi kakak lagi....." Kenang Nayla saat Aska tidak suka makan makananan selain masakan Nayla
"Jangan lupa telepon kakak jika sekolah ada perubahan jam pulang, kakak akan segera menjemputmu " Kenang Nayla tentang Aska yang tak pernah sehari pun ia tidak mengantar dan menjemput Nayla ke sekolah. walaupun dia pulang dengan keadaan mabuk saat dini hari tapi setiap pagi dia pasti sudah siap mengantarkan Nayla kesekolah.
"Nay tangan kamu teiris pisau ya, kita panggil dokter!!! ,kamu jangan masak dulu tiga hari jangan cuci piring dulu nanti kakak yang cuci piringnya" Nayla tersenyum tipis mengingat kenangan ini ketika Aska panik padahal ia hanya teriris pisau dan luka itu pun tidak parah.
"Kamu sakit Nay, kita harus kerumah sakit kamu harus diinfus kamu harus cek darah, cek kesehatan "Padahal ia hanya deman flu biasa tapi khawatirnya seperti Nayla seorang yang sekarat menunggu kematiannya.
Itu semua kenangan indah yang ia lalui bersama Aska, dia akui Aska orang selalu perhatian padanya, menjaganya dan menuruti semua keinginannya dan memang betul kata kakaknya tak ada orang yang akan menjaga dan melindunginya sebaik Aska, Namun itu semua hanya hubungan antara kakak dan adik tidak akan pernah berlanjut menjadi cinta sampai kapanpun.
"aku sangat menyayangimu sebagai kakak, nay akui,kak Aska memang yang terbaik dalam hal menjagaku, mendukungku, menuruti semua keinginanku serta perhatianmu padaku, tapi hubungan ini hanya sebatas itu. perasaan ini tak akan berkembang menjadi cinta kita tak bisa hidup bersama selamanya ini hanya menyakiti kita berdua kita bagai bumi dan langit perbedaan kita sangat jauh. "air matanya menetes
lalu bayangan buruk juga menari-nari di otaknya bagaimana susahnya ia hidup dengan Aska pemabuk itu.
"Uweg......Uweg....." Kenangan ketika Aska mabuk dan muntah di teras rumannya.
"Kamu pendek banget sih Nay" kenangan ketika Nayla memeluknya membenamkan wajahnya di dada Aska saat dia senang ataupun sedih dia bahkan memanggilnya tiang listrik karena tinggi badan mereka yang berbeda.
"Aku ngak bisa hidup dengan pemuda pemabuk dan tak punya masa depan seperti dia, aku takkan sanggup hidup membersihkan muntahanya seumur hidupku, dia hidup tak normal malamnya menjadi siang, siangnya menjadi malam belum lagi dia hanya seorang Dj, belum lagi tinggi badannya, apa aku seumur hidupku aku akan mendongak mengangkat kepalaku hanya untuk melihatnya, orang akan mengejek kami ngak serasi dan hanya menggap kami kakak adik"
Nayla memandang sinis suara tangisannya mulai mengeras memikirkan rumah tangganya nanti jika ia menikah dengan Aska
"Tidak.....Aku tidak mungkin menikah dengannya aku akan kabur, aku harus pergi dari sini, sudah tak ada harapan disini aku akan pergi malam ini." tersenyum menyeringai
Nayla menangis sesugukan ia melempar bantalnya melempar apapun yang ada di dekatnya, menghapus air matanya lalu tak tiba-tiba tanganya menyentuh lehernya, ia meraba lehernya yang masih memakai kalung pemberian dari Aska hadiah kelulusannya, ia menarik kalung itu dari lehernya dengan keras hingga terlepas, ia memperhatikan sejenak kalung cantik itu lalu ia berjalan menuju jendela kamarnya ia ingin membuang kalung itu, ia benci semua yang berhubungan dengan Aska saat ini.
Dia sudah berdiri di depan jendela yang terbuka lebar,dia telah siap mengangakat tangannya mengambil ancang-ancang untuk melempar kalung itu sejauh mungkin, namun tiba-tiba ia berhenti ada sebuah pesan yang masuk dalam memori ingatanya tentang kalung ini kata kata Dika terniang.
"Nay kamu harus menjaga kalung itu,itu kalung mahal, satu buah kalung itu sama dengan harga satu buah sepeda motor" Tek ...Nayla teringat pesan Dika dia membatu, menghentikan tangannya ia kembali menurunkannya dan membuka genggaman tanganya memperhatikan kalung itu lalu menciumnya.
"Tidak.....aku tidak boleh membuang kalung ini, kalung ini bisa kujual untuk biaya aku kabur nanti,ini kalung mahal ini bisa membiayai hidupku nanti "nayla lalu menggengam kalung itu menaruh didadanya dengan perasaan sayang.
Nayla akan merencanakan untuk kabur malam ini ia akan pergi, ia telah menyusun strategi kepergiannya dengan matang ia akan pergi tengah malam, saat kakaknya pergi ke club malam, bersama Endy di sini rumahnya akan sepi hanya ada Nayla seorang diri disitulah ia akan memanfaatkan situasi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Mey-mey89
semangat thorrr
2023-03-20
1
Syinta Azmi
Nayla kamu harus tw satu hal bahwa tinggi mu akan bertambah aplgi stelah kelulusan mu...😅😅😅
minta tmbah tinggi mu Nay sma author....😆😆😆
2022-05-19
1
Lina Lina
nayla kamu mau kabur...tidak semudah itu perguso 😘😘😘
2022-04-24
1