Kita Yang Salah

"Aku tidak kecewa mama bukan orang yang melahirkan aku. Tapi, kenapa kami dipisahkan?" Rana menangis. Gea pun meneteskan air mata.

"Mama bilang papa meninggal, tapi nyatanya kalian bercerai dan papa bawa pergi saudaraku." Rana terus mencecar ibunya, tidak membiarkan mamanya itu mengatakan satu kata pun.

"Terima kasih karena selama ini merawatku dengan baik. Mah, aku pergi." Rana berbalik.

Melihat kepergian putrinya, Gea jatuh berlutut di lantai.

"Ran, kamu salah. Mama adalah wanita yang mengandungmu. Mama yang mengandung kalian berdua." Gea menangis. Namun, yang dikatakannya ini berhasil menahan langkah Rana. Terlihat ia kembali berbalik dan berjalan ke arah ibunya.

"Jangan coba menipuku, Mah. Aku sudah tahu bahwa aku ini berasal dari panti asuhan." Rana mengeluarkan sebuah foto, mungkin itu adalah moment saat mama dan papa menjemput Rana dan saudara kembarnya di panti.

Foto itu melayang di depan wajah mama Gea, betapa sedihnya Gea kembali mengingat masa itu.

Gea mulai bercerita sambil terisak mengingat masa lalu.

"Saat mama melahirkan dua anak kembar, waktu itu status mama belum menikah. Mama merahasiakan kelahiran kalian berdua. Tidak satu pun keluarga yang tahu. Waktu itu mama masih kuliah di Itali."

Gea mengulang kepedihan hatinya ketika mengirim kedua putra putrinya ke panti asuhan lalu kembali lagi ke Itali.

Namun, satu tahun kemudian, sang nenek mengetahui semuanya dan ia sangat marah kepada Gea. Sang pemilik Antami itu pun dengan mudahnya menemukan siapa ayah dari anak kembar milik Gea. Ia pun memaksa keduanya bertanggung jawab, menikah lalu menjemput kembali kedua anak mereka.

Rupanya pernikahan tidak bisa berjalan harmonis, hanya bertahan 6 bulan lamanya lalu keduanya bercerai dengan kesepakatan masing-masing mengurus satu anak.

Tangis Gea semakin pecah kala mengingat momen perpisahan dengan putranya. Ia raih foto yang masih berada dilantai lalu mengusapnya, mengusap wajah anak laki-laki dengan senyum manis itu, lalu memeluknya.

"Ransen, mama kangen..." semakin menjadi, air mata tidak bisa lagi berhenti.

"Jadi benar begitu?" Rana berusaha mempercayainya lalu kembali mengambil sesuatu dari tasnya. Wajahnya terlihat pucat pasi, menahan berbagai macam kenyataan. Kertas yang merupakan surat keterangan dokter yang sudah tampak usang. Rana merasa sangat hancur hati harus membahas hal ini dengan ibunya.

"Apa mama tahu hal ini? Andai saja mama tidak mengirim kami ke panti, aku yang masih bayi berusia delapan bulan tidak akan menerima perlakuan biadab sampai dilarikan ke rumah sakit."

Gea terkejut.

Rana tidak boleh tahu kepahitan ini. Gea menggeleng dan menghampiri putrinya.

"Tidak sayang, jangan mempercayai hal itu. Lupakan, jangan menyimpan peristiwa itu dalam pikiranmu."

"Mama, aku ini sudah ternoda sejak masih bayi. Bagaimana mungkin aku berhak hidup dengan penuh percaya diri selama ini?" Rana menangis dan Gea tak bisa memeluknya. Rana seperti tidak ingin disentuh. Keduanya menangis bersama.

Hidup memang tidak adil untuk Rana kecil. Biadabnya seorang lelaki, sampai tega melecehkan Rana yang saat itu berumur delapan bulan. Rana kecil mengalami pendarahan dari kemal*uannya sampai dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intens waktu itu.

Saat Gea kembali menjemput keduanya, disitulah ia mengetahui peristiwa pahit itu, yang jujur diceritakan oleh pihak panti. Namun saat itu Rana sudah sembuh.

Selama ini Gea mengubur peristiwa itu dan tidak ingin mengingatnya. Pengalaman pahit putrinya diusia yang begitu dini menjadi sebuah batu penyesalan yang sangat dalam di hati Gea Marlon. Tapi ia lupa keberadaan kertas keterangan dokter itu, sampai harus ditemukan oleh Rana dan sakitnya lagi, Rana harus mengkonfirmasi fakta dari surat itu dan mengetahui semuanya.

Dari pengalaman pahit yang menimpa Rana kecil ini, kalian mungkin berpikir bahwa Rana telah diperkosa. Tidak, pemerkosaan tidak sampai terjadi, tapi tetap saja berakibat sangat fatal.

Pria keji itu, dengan teganya menodai putri kecilnya. Tapi Gea harus apa? Bahkan jika ia memotong tangan yang telah melukai bagian inti milik putrinya, semua telah terjadi. Pria itu pun sudah mendapat hukumannya di penjara.

Gea tak bisa menyalahkan siapapun, ia menyalahkan dirinya sendiri, menyesali keputusannya terdahulu.

"Apa ... Erick Erlangga mempermasalahkan malam pertamamu? Hah? Apa dia mengatakan sesuatu dan merendahkanmu?"

Tentang Erick Erlangga, Rana tak ingin lagi dengar nama itu, tapi mama menyebutnya. Jelas saja Rana kembali mengingat saat ia menciptakan bercak darah, melukai tangannya hingga mengeluarkan darah, yang dia anggap sebagai noda malam pertamanya. Mengingat moment itu, Rana merasa malu dan jijik pada dirinya sendiri.

"Betapa palsunya aku ini. Pantas saja dia dengan mudah meninggalkan aku. Dia telah mengetahui bagaimana aku. Ma, dia orang yang baik. Kitalah yang jahat." Rana menyapu sisa-sisa air matanya.

"Sayang mau kemana? Jangan tinggalkan mama."

"Aku masih menyalahkan mama atas apa yang telah aku alami. Jadi aku memutuskan untuk berpisah dari mama. Jaga diri mama."

"Kau boleh melakukan apa yang kau inginkan. Melukis? Kau mau jadi pelukis, kan? Kau boleh lakukan asalkan tetap disisi mama. Sayang, mama janji tidak akan menghentikan apapun yang kau ingin lakukan." Gea berusaha untuk membujuk, namun sayangnya tidak berpengaruh pada Rana.

"Aku dan kak Erick akan proses cerai. Tante Megan mungkin akan menyodorkan sebagian kecil harta sebagai hadiah. Silakan mama terima itu dengan senang hati." Rana pergi setelah berhasil membuat ibunya itu terdiam.

Begitukah caramu menilaiku, Rana? Serendah itukah mama dimatamu? Gea hanya bisa menangis, menatap kepergian Terana.

.

.

Di kamarnya seorang diri, Rana duduk berhadapan dengan pose suaminya dalam lukisan.

Maafkan aku. Kau mungkin tidak ingin gagal dalam pernikahan, tapi aku ... aku tidak punya muka lagi untuk bertemu denganmu. Menahanmu, mengejarmu, tidak akan kulakukan lagi. Selamat tinggal, suamiku. Semoga ... kita tidak pernah bertemu lagi.

Rana menutup lukisan itu dengan kain.

Kopernya telah siap kemas. Rana kemudian pergi dari sana, pergi ke tempat tujuan yang hanya dirinya yang tahu.

.

.

Di sebuah acara yang menghadirkan Megan, terlihat wanita itu menggandeng seorang pria muda yang tidak lain adalah putranya, David Erlangga.

Mulai sudah bermunculan pria dan wanita muda yang berlenggang diatas catwalk.

Megan memperhatikan dengan seksama, sedangkan David hanya sibuk menscrool layar ponsel.

"Ya ampun, membosankan, kamu tuh, nunduk aja. Liat tuh, cewek-cewek di depan batang hidung."

Sama sekali tak tertarik, David terpaksa mengangkat wajah.

Mengerjap mata, David tercekat melihat sosok yang ikut muncul di atas catwalk.

Ini kan si penjual bunga? Dia merangkap menjadi model busana?

Megan tak sengaja menyadari bahwa putranya sedang terpana.

"Kenapa kau?" Megan mengikuti arah tatapan David. Sosok yang tengah ditatap oleh anak ini adalah seorang gadis yang merupakan seorang model pengganti, alias siap comot.

"Apa menurutmu dia terlihat kurang profesional?"

"Ya? Bagaimana Bunda Tahu yang aku pikirkan?" David tampak salah tingkah. Sungguh bukan hal itu yang ia pikirkan, tapi tentang gadis ini yang adalah si penjual bunga yang pernah menyerempet mobilnya.

Tak hanya peragaan busana, tapi beberapa perhiasan hasil rancangan dari Megan Berlian juga ditampilkan. Itu sebabnya Megan memiliki semua data resmi para model yang akan memperagakan hasil karyanya.

"Dia itu namanya Livy. Dia yang memohon ke bunda untuk pekerjaan ini. Tapi kamu tahu, dia itu seorang pramugari aktif yang sedang libur."

"Pramu...gari?" David merasa tak terima. "Tidak mungkin. Bunda pasti bercanda."

.

.

Bersambung bestie...

Terpopuler

Comments

Indra Lapiz

Indra Lapiz

gila sih ini.
aku merinding baca alinea ini, sedih banget.ada bayi yg menggemaskan malah di gituin. bener2 biadab.

2022-11-22

1

NENG IKA WULANDARI

NENG IKA WULANDARI

aduh terana, kalau erick tau bakalan semerasa bersalah apa dia pernah memperlakukan rana jahat

2022-11-15

2

Bebz Bee Queen

Bebz Bee Queen

Nasibmu sungguh tragis rana

2022-11-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!