Dimana Saudaraku?

Selama beberapa menit berinteraksi dengan petugas panti, Rana keluar membawa wajahnya yang begitu murung. Dua kenyataan pahit terpaksa ia terima dengan lapang dada hari ini, membuatnya terpukul sangat hebat.

Hujan mengguyur dengan derasnya.

Terlihat seperti gadis yang malang, Rana terus saja berjalan sendirian sambil terisak kencang. Air matanya jatuh tersapu begitu saja oleh air hujan.

Tiba di sebuah halte, Rana pun duduk disana, namun entah bus macam apa yang ia tunggu, ia hanya duduk tanpa bergerak, seolah tak peduli akan apapun. Tatapannya terlihat kosong, menggambarkan pribadi yang sedang kehilangan harapan.

.

.

Pencarian Rana sudah memakan waktu berhari-hari. Megan tidak percaya bagaimana mungkin orang-orang yang diandalkannya begitu tak berguna dalam hal ini.

Ponsel Rana sudah tidak aktif. Dilacak pun tidak bisa. Ia seperti sengaja menghilang, karena tahu bahwa Erick akan berusaha menemukannya.

Si Manja itu, dia sengaja main kucing-kucingan sekarang? Sungguh kekanakan..

Megan memijat pelipisnya merasa pusing. Hal ini sungguh menyita pikirannya. Bagaimana tidak, putra sulungnya yang biasa ramah dan memiliki aura yang hangat, kini berubah murung dan tak bersemangat lagi. Selera makannya pun menurun drastis dan ia kehilangan berat badan idealnya.

"Sayang," Morgan menghampiri istrinya yang tampak kacau.

"Emmm? Ada apa?"

"Mereka bukan anak-anak lagi. Mereka orang dewasa yang bisa mengatasi permasalahan. Kau jangan terlalu ambil pusing. Nanti Kau bisa sakit."

"Bagaimana aku tidak kepikiran? Erick kasihan. Dia sering melewatkan waktu makannya karena mencari Rana."

"Kalau berjodoh mereka pasti akan bertemu pada saatnya nanti."

"Iya tapi kapan itu? Putra kita sampai susah tidur, susah makan, bagaimana kalau dia jatuh sakit?" Morgan baru sadar, tak peduli hubungan Megan dengan kedua putranya yang awalnya hanya orang asing, tapi Megan memperlakukan mereka lebih istimewa dari perhiasan berharga.

Mereka milikku meski tidak kulahirkan. Komitmen itulah yang melekat pada hati Megan hingga kini. Morgan tidak bisa membayangkan jika bukan Megan yang dinikahinya, hidup kedua putranya itu tidak akn seberuntung sekarang ini.

Tapi ... tapi, Morgan tidak bisa membiarkan istrinya kesulitan memikirkan masalah yang menimpa leluarga baru anak mereka. "Kita pikirkan cara lain, sayang."

.

.

Di suatu pagi...

Rana terbangun. Baru saja membuka mata, Rana menyadari bahwa dirinya berada di tempat asing.

Aku dimana? Mengerjap, penglihatannya tidak juga berubah.

Matanya menyisir seluruh ruangan. Tembok yang full kaca membuatnya bisa melihat keluar dengan jelas. Bangunan ini dikelilingi banyak pohon, persis seperti berada di tengah hutan.

Gugup, ketika netranya bertemu dengan wajah seseorang yang sangat familiar. Wajah ini, milik pria tampan yang pernah ia gambar melalui karya lukisnya. Ezralia, Rana seketika mengingat sahabatnya itu.

Rana memeriksa tubuhnya yang rupanya telah berganti pakaian. Tentu hal ini menambah perasaan gugup yang menghantui.

Pria itu tersenyum lalu beranjak dari duduknya.

"Si-siapa kamu?"

"Hai, panggil aku Themas. Maaf, sudah lancang membawamu kemari. Dua hari lalu Kau pingsan di hatle dan aku adalah orang yang menolongmu."

"Menolong? Kau yakin hanya menolongku?"

"Apa yang Kau pikirkan? Tenang saja, aku sama sekali tidak tertarik dengan wanita hamil."

Hamil? Rana tampak bingung.

Pria yang bernama Themas itu kemudian keluar dari kamar.

Tak lama kemudian ia kembali muncul bersama dua orang wanita yang mengenakan celemek yang membawa nampan berisi buah dan makanan lain.

"Mereka adalah orang yang membantumu mengganti pakaian. Jangan berpikir aku telah mempretelimu."

Lega... Rana harus mempercayai orang ini. Bila tidak, dirinya sendirilah akan ketakutan memikirkan yang tidak-tidak.

"Makanlah sebelum kau pulang." melihat ketulusan pria ini, Rana pun menyantap tanpa penolakan.

setelah makanan habis ia lahap, Rana pun berpamitan untuk pergi. Dengan baik hati pula Themas meminta supir mengantar Rana.

"Terima kasih atas kebaikanmu, Themas."

"Sama - sama. Sampai jumpa lagi."

Ezra yang benar saja, mana mungkin pria yang memiliki segalanya seperti pria ini, dengan rela bekerja di Park Fashion sebagai pegawai biasa. Kecuali dia ... sedang menjalankan misi tersembunyi.

Rana segera menggeleng menyadarkan pikiran jahatnya. Ia pun mengklaim bahwa Themas adalah orang yang baik.

Masuk kedalam mobil, Rana menoleh kearah Themas dan sekali lagi mengangguk pamit. Tak lupa Rana tersenyum.

Themas memiliki senyum yang manis. Pantas saja jika Ezra yang berhati dingin pun menyukainya. Rana sekali lagi memandangi bangun villa bergaya Eropa yang berdiri kokoh itu sebelum benar-benar hilang dari pandangan.

Dokter pribadiku mengatakan bahwa kau harus memeriksakan kehamilanmu ke dokter kandungan. Lagi-lagi kalimat itu berkeliaran di ingatan Rana.

Hamil? Cobaan apa lagi ini? Disaat aku sedang berjuang untuk melupakan, apa aku harus dinyatakan hamil tanpa sosok suami? Tidak - tidak. Belum tentu benar.

Tak ingin menebak-nebak, Rana minta diantar ke sebuah klinik kandungan.

Tiba gilirannya untuk masuk ke ruangan dokter, Rana menarik napas dalam-dalam.

.

.

Di tempat lain

Sebuah kamar dengan suasana redup.

David mendatangi kamar abangnya atas titah dari sang bunda. benarlah, bang E dalam keadaan mabuk berat dan hanya berbaring di lantai dingin.

"Kak, sudahlah, mau sampai kapan kau begini?" David dengan kesalnya membopong tubuh Erick ke atas tempat tidur.

"Rana-ku... Cari dia. Temukan. Bawa pulang, Rana-ku." bicara ngelantur sambil menunjuk ke sembarang arah.

"Siapa yang suruh, punya istri tapi dicampakkan. Cari aja sendiri." David membereskan botol dan gelas minuman yang tergeletak merusak pemandangan kamar abangnya ini.

"Daviiiid, cari Rana-ku, temukan dia."

Mengabaikan kakaknya, David keluar dari kamar.

"Bunda, perintah bunda sudah aku kerjakan. Kakak sudah kupindahkan ke tempat tidur." David melapor bahwa telah mengerjakn tugas dengan baik. Sungguh menyebalkan, masa cutinya hanya dihabiskan untuk membantu Erick mencari Rana.

"Sayang, tolong luangkan waktumu besok, temani bunda  ke acara fashion show."

"Hmmm. baiklah,"

"Semangat dong sayang, bunda janji, besok kau bisa cuci mata." Megan membayangkan betapa banyaknya  gadis bertebaran di acara itu dan mungkin saja David bisa berkenalan dan mendapatkan gebetan.

Mendengar kata 'cuci mata' membuat David tertawa dalam hati. Memangnya kurang mempesona apa para pramugari yang biasa ia bawa terbang kemana-mana? Hanya saja tidak ada satu pun dari mereka yang mampu membuatnya terpana.

.

.

Beralih ke mama Gea.

"Ra-Rana, sa-sayang? Akhirnya kamu pulang, Nak." dengan lutut bergetar Gea menghampiri putrinya. Ia memeluknya dengan erat.

Sama seperti Erick, Gea tak kalah putus asa. Setiap hari ia mengirim pesan melalui ponselnya, tapi tidak satu pun terbaca. Hanya centang satu yang terlihat. Tapi Rana tiba-tiba saja muncul dengan sendirinya sekarang.

"sayang, kau pasti kelaparan dan sangat lelah bersembunyi, kan?" Gea mengusap rambut putrinya yang tampak kusut, menatap wajah itu sepenuh hati.

Tapi kemana wajah ceria putrinya itu? Kemana sikap manja yang selalu terlihat? Rana yang ada di hadapannya ini, bukanlah seperti Terana yang biasanya. Tatapannya begitu kosong, terkesan dingin. Baik, tak apa. Yang terpenting bagi Gea, Terana sudah pulang.

"Sayangku, ayo kita makan, Nak," Gea mengusap air matanya karena tidak lagi ingin bersedih.

"Aku kesini bukan untuk Makan. Ma, dimana saudaraku? Satu-satunya keluarga kandung yang aku miliki, kenapa memisahkan kami?"

"Ha? Ran, Ran, Ap-apa maksudmu, sayang?"

.

.

Abis dulu ya,....

Terpopuler

Comments

Ketutsupriyanto

Ketutsupriyanto

waach sungguh kejam seorang Gea Uda serakah trus apalagi masak Gea ibu yg kejam

2022-11-14

1

RahaYulia

RahaYulia

mungkin dia ikut bapakmu Rana🤔

2022-11-14

1

RahaYulia

RahaYulia

hooh David kmu jgn spt kk mu ya nnti sama pasangan. Biarkan dia terana-rana merana sendiri😤😅💔💔💔

2022-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!