Akan Memberimu Pelajaran

"Bi...! Bi ...!" Rana menuruni tangga dengan kaki bergegas. ia membawa gulungan besar bed cover untuk dicuci oleh pertugas ART. Sikap kekanakannya ini mampu membuat mata kedua mertuanya mengerjap cepat, termasuk adik iparnya, Mervi.

"Rana, kenapa kau harus memanggil dengan nyaring?"

"Maaf Bunda," Rana menghampiri meja makan untuk bergabung menikmati sarapan bersama.

Megan bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mungkin Rana tidak mengajak suaminya untuk sarapan bersama. Ah tapi sudahlah, tidak baik terlalu ikut campur.

Erick Erlangga pun muncul setelah sepuluh menit. Benar, ia mengenakan pakaian yang disiapkan Rana. Pria tampan satu ini sudah fresh dan wangi pula.

"Ran, siapkan sarapan suamimu." suruh Megan. Rana menyendok sedikit nasi goreng ke piring bekas makannya barusan.

Terlihat ibu mertuanya menggeleng malas. Dia saja tidak pernah memberi makan putranya dengan piring bekes. "Ran, Erick tidak makan nasi di pagi hari. Buatkan roti bakar isi coklat sayang."

Rana mengeryit dengan dahi mengerut. Roti bakar? Apa harus aku yang membuatnya?

"Sudahlah, Ran, aku akan makan nasi goreng saja." Erick berusaha menghargai yang yang diberikan oleh istrinya. Kalau begini, memangnya Megan bisa apa, hanya saja, menantu perempuannya ini benar-benar perlu banyak bimbingan. Tapi okelah, sebelas dua belas dengan Megan dulunya, jadi sadar diri saja.

.

.

Menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam, Erick rupanya membawa Rana ke suatu tempat.

"Kak, tempat apa ini?" sebuah bangunan nampaknya masih dalam pengerjaan.

"Ran, kau tahu, ini adalah dimana rumah masa depan kita berdua nanti. Aku sendiri yang merancangnya. Apa kau suka?" Rana sedang larut dalam perasaan kagumnya menatap ke depan.

"Waw! Kak Erick, Kau suami yabg luar biasa." pujinya.

Erick merangkul Rana. Berdiri di sebelah mobil, hanya dari balik kaca mata gelap keduanya menonton pengerjaan bangunan istana masa depan mereka.

"Jadi Rana, istriku yang pengertian, karena kita berdua harus memikirkan masa depan bersama anak-anak kita, jatah shopingmu akan aku kasih limit per bulan. Bagaimana? Apa kau tidak keberatan?"

Rana menoleh dengan setengah menengadah menatap wajah suaminya. Ia tersenyum. "tidak shopping juga tak apa. Tenang saja, aku ini sangat penurut, Kak."

Sudah Erick duga. Tidak perlu membujuk Rana mati-matian. Dia akan dengan mudah menuruti.

Shopping adalah sebagian kecil dari cara membahagiakan seorang wanita. Belanja memang menyenangkan, tapi tidak harus membeli semua yang diinginkan saat itu juga.

Syukurlah Rana tidak sulit untuk patuh. Kita lihat saja nanti bagaimana wanita itu menahan keinginan belanjanya.

Rasanya sedikit sedih sih, ketika hal yang disukainya disinggung oleh suami sendiri, tapi Rana cukup terampil dalam menyembunyikan perasaannya.

Malam ini mama Gea akan kembali ke Panama. Untuk itu, Rana meminta Erick mengantarnya pulang ke panthous agar bisa menemani mama berkemas. Juga, besok Rana dan Erick akan terbang ke Jerman untuk menikmati kehidupan baru mereka berdua disana.

"Sore Maaa!"

"Hei sayang," Gea tampak senang menyambut kedatangan anak dan menantunya.

Tampaknya ... Mereka berdua cukup dekat. Ah, syukurlah.

"Duduk Rick, Rana, mama akan membuat jus untuk kalian berdua."

Sehabis berbincang sambil meminum jus buah yang dihidangkan ibu mertuanya, Erick pun pamit kepada keduanya. Biarlah Rana menghabiskan banyak waktu dengan ibunya sebelum berpisah, pikirnya.

"Kak, tunggu."

Rana menyusul untuk mengantar suaminya ke depan pintu.

"Pergi tanpaku, matamu jangan nakal, ya ..."

"ceshh.. Kau ada - ada saja. Tenang, aku akan jaga mataku." Erick sempatkan mengecup kening Rana dengan singkat. "aku tunggu telponmu ya, aku akan menjemputmu."

Rana mengangguk.

Selepas kepergian Erick, Rana kembali menutup pintu.

"Ma ... Ayo ke kamarku ada sesuatu yang mau aku kasi ke mama."

"Wah, apa itu? Mungkinkah suatu hadiah?" Mama Gea mulai menebak-nebak.

Melihat beberapa tas belanja di kamar Rana, Gea ternganga ketika membaca nama-nama dari merk kenamaan tertera di masing-masing paperbag.

"Ma, minggu lalu sebelum pernikahan, aku dan kak Erick pergi berbelanja. Mama tahu, aku menghabiskan hampir 6 milyar dan Kak Erick bersedia membayar semua ini untukku. Ma, dia memang laki-laki yang baik dan murah hati." Rana menjelaskan dengan semangat menggebu.

"Rana, benarkah ini? Ini adalah tas incaran mama yang tidak sanggup mama beli." Gea begitu antusias saat tas dengan limited edition dari brand LV ini ada di depan matanya.

Rana tersenyum melihat kebahagiaan di wajah ibunya.

"Itu buat mama. Boleh, kok."

"Ya Tuhan, Rana, inilah yang mama maksudkan. Saat kita berhasil dapatkan Erick Erlangga maka brand-brand kenamaan ini dengan mudah kita genggam."

Kembali Rana tersenyum. "Iya, mama memang benar."

"Sayang, mama mau bilang sama kamu, kau dan Erick harus segera mendapatkan momongan. Kalau diantara kalian berdua hadir seorang anak, Erick yang penyayang itu akan dengan mudah memberikan apapun yang kau inginkan, sayang."

.

Di tempat lain.

GUBRAK!

Seorang wanita cantik yang tatapannya tampak dingin menghentak meja kerjanya.

Megan Berlian.

Dia baru saja melihat rekaman langsung dari kamar Rana di apartemen ibunya.

Oke, baru-baru ini Megan melakukan tindakan nekat dengan memyuruh orangnya untuk memasang penyadap suara dan kamera tersembunyi di beberapa titik ruangan tempat tinggal kakak sepupunya itu. Entahlah, Megan merasa dirinya harus melakukan hal ini.

Sialan! Berani-beraninya kalian berdua mencurangi putraku.

Megan telah menikahkan Erick yang begitu disayanginya seperti anak kandung sendiri hanya dengan sampah tak ternilai seperti Rana.

Hanya demi uang dan harta incaran kalian, aku telah gegabah. Tunggulah, kalian berdua akan mendapatkan akibatnya. Kebusukan akan ketahuan pada saatnya. Dan aku pastikan, kalian berdua tidak akan mendapatkan apa-apa nantinya. Megan merasa sangat geram.

.

Kembali ke panthaouse. Erick keluar dari sana dengan perasaan sedikit sesak.

Ya, dia baru saja keluar setelah tadi kembali untuk mengantar ponsel Rana yang terbawa di dalam tasnya. Tapi apa yang terjadi? Ia malah dibuat syok saat tak sengaja mendapati perbincangan sang istri dan ibu mertua.

Terana, jadi kau menikahi aku hanya demi kebebasan finansial? Apa kau semiskin itu? Rana, kenapa kau harus menipuku begini?

Jelas saja Erick merasa sedang tertipu. Ia mengira bahwa Rana adalah sosok yang dikirim Tuhan untuk menjadi pendamping terbaiknya. Tapi, apa yang baru ia dengar dan saksikan dengan mata dan telinganya, mampu mengubah cara pandang dia terhadap Rana.

Erick melaju dengan kecepatan tinggi.

Apa aku harus beritahukan hal ini ke ayah bunda? Ah! Tidak, mereka tidak perlu tahu secepat ini. Aku akan beri tahu mereka nanti saat hatiku sudah tenang.

Erick tiba di dalam kamarnya. Sengaja ia matikan ponsel agar Rana tidak menghubunginya.

Erick meneguk beberapa gelas wine. Hatinya yang masih panas membuatnya harus mengkonsumsi sedikit alkohol agar bisa segera tidur.

Bukannya tertidur, tapi Erick malah terisak, menangis sendirian. Ia merasa kasihan pada dirinya sendiri yang begitu mudahnya dibodohi.

"Rana, aku akan memberimu pelajaran agar kau bisa belajar cara menjadi orang baik."

Terpopuler

Comments

Putri Nunggal

Putri Nunggal

gak perlu kasih tau bundamu malah dah curiga sejak dulu ya kamu nya aja yang ngeyel keukeuh rana dan sekarang sudah dapat buktinya,

2023-04-27

1

Putri Nunggal

Putri Nunggal

gimana rasanya ditipu sama orang yang ngakunya menyukai mu erick

2023-04-27

1

❤️⃟Wᵃf🕊️⃝ᥴͨᏼᷛAna

❤️⃟Wᵃf🕊️⃝ᥴͨᏼᷛAna

rana cuma diperalat sama gea🙄🙄

2022-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!