Noda Buatan

Saat yang dinanti-nantikan telah tiba. Rana benar - benar akan dipersunting hari ini oleh pujaan hatinya.

Begitu banyak tamu yang hadir. Pernikahan ini terselenggara dengan begitu meriah dan penuh persiapan. Dekorasi yang begitu mewah bernuansa gold white ini dipilih oleh bunda Megan sendiri sebagai orang tua pengantin pria. Yea, apa yang menjadi selera ibunya tidak mungkin ditolak oleh Erick, apa lagi Rana yang memang menyukai kemewahan.

Erick dan Rana saling berhadapan untuk menyemat cicin pernikahan.

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Wanita cantik ini, adalah istriku. Aku akan menerima semua kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Aku berjanji, akan membahagiakan wanita ini.

Rana tersenyum bahagia begitu cincin pernikahan melingkar di jari manisnya. Cincin yang begitu indah, seindah kisah cinta mereka kelak.

Giliran Rana untuk melakukan hal serupa. Ditangannya ia memegang cincin yang akan ia sematkan di jari manis Erick Erlangga.

Aku berjanji, akan benar-benar mencintai kamu, memelihara hati dan tubuhku hanya untuk kamu. Aku akan bersamamu kemanapun kamu pergi. Kita berdua, tidak akan pernah terpisahkan mulai detik ini.

Terlihat mama Gea mengusap air mata harunya disana. Berbeda lagi ekspresi yang ditunjukkan oleh Megan, wanita itu menarik napas panjang.

Hadir disana teman-teman dari masing-masing kedua pengantin yang sangat antusias untuk mengucapkan selamat.

Tak lupa juga ada David Erlangga yang super sibuk dengan penerbangannya namun memyempatkan hadir di hari bahagia sang kakak.

Tak ketinggalan, pimpinan tertinggi Antami Group yaitu Robian. Dalam moment ini tentu Bian kembali bertemu dengan David. Keduanya terlibat obrolan ringan, seperti menanyakan kabar dan tentang pekerjaan. Soal gandengan? Baik Robian maupun David tidak memiliki gandengan malam ini. Dari dulu hingga sekarang, hanya satu nama wanita yang selalu muncul dalam perbincangan keduanya yang tak lain ialah Keisya. Tapi dimana gadis itu? Entahlah, dia belum muncul di bab ini.

Berakhirnya acara resepsi, mengharuskan kedua pengantin pulang ke tempat tujuan yang sama malam ini.

Padahal sudah sering bertemu, tapi pasangan baru ini kelihatan canggung hanya berdua saja di dalam kamar.

"Aku akan mandi," Erick menghilang di balik pintu kamar mandinya.

Sekarang aku adalah suami. Rana adalah istriku. Sebisa mungkin aku akan membuat dia sadar betapa pentingnya memikirkan masa depan kami berdua. Aku harus mengajari dia untuk menahan diri dari yang namanya belanja berlebihan. Bukan memikirkan malam pertama, Erick lebih bersemangat memikirkan cara bicara dengan Rana agar tidak menyinggung wanita itu tentang cara mengatur uang dengan bijak.

Sementara di atas tempat tidur, Rana tak habis-habisnya tersenyum bahagia.

Ini terasa seperti mimpi yang sangat indah. Aku, sangat bahagia menikahi kak Erick. Rana, pikirkan tentang apa yang harus kau lakukan sebagai istri yang baik.

Erick keluar dari kamar mandi.

Ups... Rana terperanga melihat tubuh suaminya dalam keadaan setengah telanj*ng. Pikirannya mulai membayangkan bagaimana rasanya menyentuh otot-otot yang selama ini tersembunyi tapi kini dengan bebas ia bisa melihatnya. Kesukaan banyak wanita. Betapa beruntungnya dirinya bisa melihat langsung tubuh idaman ini.

"Kenapa? Kau lupa berkedip?"

"Oh, iya kah? hah, aku tidak menyangka tubuhmu sekeren ini." Rana mengitari Erick tanpa berani menyentuhnya.

Astaga, istriku ini bisa juga bertingkah imut.

"Rana, mandi lah."

"Tidak mau, aku tidak terbiasa mandi malam."

"Oh, kalau begitu langsung aja."

"Ya? Langsung? Kamu serius?" Rana terlihat berbinar senang.

"Langsung tidur. Memangnya apa yang Kau pikirkan?"

"Apa? Enak aja tidur. Ini malam pertama kita. Bukankah seharusnya kita ... Kita ..."

"Kalau begitu aku tidak perlu mengenakan pakaianku." Erick berjalan kearah nakas lalu membuka tutup botol anggur yang ada disana.

"Ayo minum segelas dulu untuk pemanasan." ajaknya pada Rana.

"Baik," Rana pun meneguk gelas kecil berisi minuman penghangat itu.

"Silakan Kau yang mulai."

"Apa? Aku? Kak Erick, bukankah laki-laki yang harus memulai? Kau ini yang benar saja."

Erick memgambil remote control dan mematikan penerangan.

Erick memulai permainan malam pertama. Rana mengikutinya.

Keduanya masih malu-malu. Maklumlah, pemula.

"Yang aku dengar, malam pertama terasa sakit untuk wanita, bahkan sampai berdarah. Jadi Kau, terus terang saja kalau tidak tahan." mendengar ini, Rana merasakan bulu kuduknya merinding, meskipun ia juga tahu akan hal itu. Bukan karena pernah melakukannya, tapi Rana pernah membacanya dari internet.

"Tidak masalah. Istri orang lain bisa, maka aku juga pasti bisa melakukannya."

Malam pertama pun sudah terjadi sesuai keinginan hingga keduanya terlelap dalam perasaan bahagia.

Tapi ...

Saat bangun keesokan paginya. Rana membuka mata lebih dulu. Erick masih terlelap dalam tidurnya. Betapa bahagianya Rana ketika bisa melihat sosok pria yang dicintainya ini saat bangun pagi.

Tak sengaja selimut tersibak.

Tunggu, Rana tidak melihat adanya noda merah.

Bukankah gadis perawan akan berdarah di malam pertama? Rana seketika panik.

Aku belum pernah disentuh satu pria pun. Tapi apa yang telah terjadi dengan tubuhku?

Tidak mau Erick menyadari hal ini, Rana meraih bross miliknya. Tak terduga, Rana melukai tangannya menggunakan peniti bross tersebut hingga meneteskan darah yang sengaja ia teteskan di atas tempat tidur. .

Rana mengatup mulutnya, air mata berurai keluar. Bukan karena sakitnya tusukan jarum, tapi ia merasa sedih karena melakukan hal serendah ini.

Maafkan aku, aku tidak ingin kau kebingungan karena aku pun tidak tahu bagaimana menjawabnya.

"Bang E, kakak Rana, sudah bangun belum?" Mervi bersuara sambil mengetuk. Tentu saja Rana terkaget dan segera berlari ke kamar mandi.

"Sudah bunda bilang pengantin baru tidak boleh diganggu, tapi aku tidak percaya. Mungkin bunda benar, mereka akan bangun kesiangan." Mervi pergi setelah bergumam sendirian.

Erick mulai bergerak, meraba dengan tangan kirinya ingin kembali memeluk Rana. Tapi sayang, hanya sebuah guling yang ada di sampingnya.

Tidak, mungkin ada sebagian wanita yang mengalami hal serupa denganku. Aku harus positif. Rana, ini hanya malam pertama. Kau tidak perlu sedih. Rana menangis dibawah gemericik air shower.

"Rana, Rana! Apa Kau di dalam?" Erick terdengar memanggil. Rana menghembus napas panjang lalu menjawabnya.

"Iya, Kak."

"Ran, Kau baik-baik saja, kan?" nampaknya pria ini khawatir. Erick melihat ada noda merah bahkan tetsannya ada di atas lantai. Mungkinkah Rana kesakitan setelah ia lukai semalam?

"Kak, Kau buru - buru?" Erick masih dengan wajahnya yang sedikit bingung. "Apa Kau masih sakit?" Erick menangkup wajah istrinya, memberi perhatian yang lembut, sungguh membuat Rana merasa bersalah tak tahu kenapa.

"Kak, mandilah. Aku akan siapkan pakaianmu." Rana menyingkir pelan.

"Oke, hari ini aku mau berkencan lagi denganmu. Kau juga bersiap-siap ya," Rana mengangguk.

Cup.

Sempat-sempatnya Erick mengecup bibir istrinya. Ia terlihat begitu bahagia dengan senyum tampannya itu.

Di dalam kamar mandi, tubuh Erick kembali diguyur hujanan air shower.

Aneh, semalam dia memang menjerit sampai bergetar saat aku melakukannya, tapi aku tidak merasakan ada semacam darah. Kenapa tiba-tiba ada noda merah pagi ini?

Erick menggeleng menyadarkan pikirannya.

.

.

Besok lagi🥰

Terpopuler

Comments

nctzen💋

nctzen💋

aku gak ngerti sama part ini maaf ya kk author🙏🙏

2022-11-04

2

ajiu jiu

ajiu jiu

MP ny macam ap it 🥴🥴🥴🥴

2022-11-04

2

Grendly Sinciho

Grendly Sinciho

aku penasaran Thor KLanjutannya

2022-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!