Hotel Z
Sesampainya di kamar yang ditempati bersama Rana, putrinya, Mama Gea menghempas tas jinjingnya saat melihat Rana tengah asik menikmati mie seduh.
"Hanya ini yang bisa kau lakukan?" Gea merasa geram. Rana selalu saja seperti ini, jika sedang merasa sedih atau gagal, mie instan adalah tempat pelarian terbaik dari pada meratap dalam tangis.
"Mama jangan nekad. Kak Erick punya pacar. Harusnya mama selidiki dulu."
"Punya pacar atau tidak, dia harus jadi milikmu! Rana, jangan menyerah seperti ini! Ayo ikut mama keluar."
"Aku tidak mau. Tidak boleh mengambil milik orang."
"Rana! Dari mana kau mempelajari omong kosong itu? Kau harus merampas apa yang kau inginkan, itu baru benar!" muak dengan sisi lemah yang baru kali ini Rana tunjukkan, Gea menariknya paksa.
...----------------...
"Nona Rere, terima kasih atas bantuanmu malam ini."
"Sama-sama, Bu Megan, ini sudah tugas saya."
Megan dan Rere saling melempar senyum hangat. Kehadiran Rere malam ini bersama Erick rupanya tidak lepas dari campur tangan Megan yang sengaja membuat Erick terlihat memiliki kekasih di depan Rana.
Bagai mana tidak, di usia yang sudah matang memasuki 28 tahun, Erick masih setia menjomblo membuat Megan ketar ketir. Sebisa mungkin ia mencegah agar Erick dan Rana tidak lagi bertemu dalam situasi masih sendiri.
Gadis manapun boleh, asal jangan si Rana. Megan merasa horor kalau harus berbesanan dengan kakak sepupunya, Gea.
....
Erick Erlangga merasa kesulitan untuk memejamkan mata. Untuk itu, ia menikmati sebotol wine sebagai pengantar tidurnya.
Terana. Aku tidak menyangka bisa bertemu orang itu setelah sekian lama. Kukira ... anak itu sudah tertelan bumi. Tapi ... apa ini? Jantungku lagi-lagi berdegup kencang saat memikirkan dia. Apa aku masih menyukai orang ini?
Sudahlah, lupakan. Erick Erlangga, jangan macam-macam atau kau hanya akan mengecewakan bunda.
Drrrt drrrt drrt.
Baby M, memanggil. Erick menjawabnya segera.
[Bang E! ... Kenapa belum pulang? Bang E dimana?] bang E adalah panggilan sayang dari Mervi untuk kakak sulungnya ini.
Erick menjelaskan dengan santai pada adik bungsunya bahwa dirinya ingin enak-enakkan tinggal di hotel malam ini, dengan teganya meminta sang adik menahan rindu.
...----------------...
"Gara-gara mama, aku jadi sedikit pusing." Rana berjalan agak sempoyongan kembali ke bilik hotel setelah menghabiskan tiga gelas bir lalu cecok dengan ibunya. "mama tega banget sih, di mana ada orang tua yang memgajari anaknya melakukan yang jahat? Haha, cuma aku yang punya mama seperti itu."
Bicara yang ngelantur kemana-mana, pikiran sedikit kosong. "Sayangnya ... yang menjadikan aku kesayangan hanya mama. Mamaku sayang."
Sudah hampir tengah malam. Rana berjalan menyusuri keremangan di lorong seorang diri. Merasa kakinya sedikit pegal, Rana berjongkok melepas heels dari kakinya.
"Terana,"
Rana mendongak. Setelah itu menggeleng, memanggil kesadarannya untuk kembali penuh. Bisa-bisanya disituasi kurangnya pencahayaan, wajah Erick Erlangga tersuguhkan dengan jelas dihadapannya. "Hehehe ... Kak Erick ada dimana-mana." kembali ia menunduk
"Rana, biar aku membantumu."
Kondisi Rana yang sedikit kacau tentu membuat Erick berinisiatif karena prihatin.
Kiri dan kanan tangannya Rana menenteng kedua hellsnya. Ia tersenyum lebar. Ini bukan senyuman menggoda seperti yang diajarkan mamanya, hanya senyuman manis yang membuatnya terlihat sangat imut dimata Erick.
"Dimana kamarmu? Apa kau menginap di hotel ini?"
Rana mengangguk. Anggukan orang mabuk. "Kamarku disini." dengan berani menyentuh dada Erick. "Aku tinggal di hati kak Erick."
Bukan main. Baru kali ini Erick digombal oleh orang mabuk. Tapi kenapa terasa benar? Erick kebingungan dengan perasaannya.
"Ran, ini bukan waktunya main-main. Aku tahu kau sedang mabuk."
"Kakak, aku menyukaimu. Kau bagaimana?" Rana mendekat. Ia kalungkan kedua tangan melingkari leher Erick. Aneh, Erick tidak menolaknya.
"Rana, kau sengaja datang untuk menggodaku?"
"Bibir ini, yang pernah aku makan 11 tahun lalu. Apa kakak masih ingat rasanya? Ciuman pertama ku ada disini." Rana menatap intens bibir sexy milik pria yang ia sukai ini dari jarak yang begitu dekat.
"Kalau begitu, kau lakukan yang kedua dengan siapa?"
Erick benar-benar kesal membayangkan pertanyaan yang keluar dari mulutnya ini.
Rana menggeleng. "Akan kulakukan dengan orang yang sama."
Sial! Kenapa aku merasa senang? Apa aku tergoda olehnya?
"Lupakan sekertarismu malam ini, bagaimana? Ayo bersenang-seenang denganku saja."
Dengan kesadaran penuh, Erick menolak Rana dalam hatinya. Ini tidak benar. Rana mungkin akan menyesali kegilaannya ini jika sadar nanti.
"Kakak, samapai kapan aku harus menunggumu? Aku terus memikirkanmu. Apa kau tidak kasihan padaku?"
"Rana, kau sesuka itu padaku?"
Rana memgangguk manja.
Tak bisa dibohongi, Erick merasakan sekujur tubuhnya bergejolak. Ia sadar bahwa hatinya pun menyukai Rana. Tak lagi mengindahkan nasihat bundanya, Erick meraih pinggang Rana.
Dalam sekali gerakan ia melahap bibir cantik yang terus menggodanya.
Sorry bunda, aku memang menyukai orang ini.
Panasnya cium*an yang saling membalas terjadi begitu lama. Erick menuntun Rana menuju kamar yang ditempatinya sambil terus melahap seperti irang kelaparan.
Rana, aku juga hanya akan melakukan ini denganmu. Dengan atau tanpa restu.
.
.
Jreng...
Sore lagi ya bestie...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Putri Nunggal
dasar ibu gak punya akhlak masa nyuruh anaknya merampas milik orang lain
2023-04-27
0
Putri Nunggal
Napa ngotot banget pengen jd besan sepupu padahal kalian sudah dijamin hidupnya sama Megan
2023-04-27
0
Sariatun Aini
korban keegoisan emak2
2022-10-29
3