Bab 8

Aira & Abian____08

Siang itu pun Aira dan Abian berkemas untuk pergi ke rumah yang sudah Abian siapkan sebelumnya. Sebenarnya Abian merasa tidak enak karena sudah mengajak Aira pergi dari rumahnya, Abian tahu bagaimana dekatnya Aira dengan orang tuanya dan juga kakaknya, namun ia terlihat tidak keberatan dengan ajakan Abian. Padahal sebelumnya Abian tidak membicarakan dulu hal itu pada Aira. Namun Aira setuju-setuju saja. Apa ia terpaksa atau bagaimana. Sebaiknya Abian bicarakan kembali pada Aira, Abian tidak mau menyiksa batin anak orang. Meskipun anak mertuanya itu sudah mengacak-acak hatinya, Abian kan orang baik begitu pikirnya.

"Aira...." panggil Abian. Aira yang sedang membereskan pakaiannya pun sejenak menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Abian.

"Kenapa Kak...." jawabnya sambil menatap Abian.

" Apa kau tidak keberatan ikut denganku ?" Tanya Abian.

"Maksud Kak Abi ?" Tanya Aira lagi.

"Maksudku apa kau tidak masalah jika nanti kau tinggal bersama ku dan kau juga harus meninggalkan orang tuamu ?" Tanya Abian lagi untuk memastikannya.

"Aku tidak masalah, lagi pula nanti kan aku bisa kesini, kita kan tidak pindah ke luar negeri. Jadi masih bisa kesini kapan saja aku mau. Anggap saja jika nanti aku menginap di rumahmu Kak...." jawabnya.

"Apa tidak terbalik jika nanti kita akan menginap di sini dan tinggal di rumah ku " ucap Abian

"Begitu ya .... tapi tidak masalah yang penting aku bisa tidur. Nanti di sana aku juga bisa bebas. Jika di sini ibu pasti akan sering berteriak jika aku tidak membantunya" jawab Aira sambil tertawa.

"Bukankah di rumahku kau juga harus melakukan semuanya sendiri ?" Tanya Abian.

"Ah....iya ya, ya ampun.....aku senang sekali. Aduh aku jadi tidak sabar ingin cepat tinggal bersamamu di sana " ucapnya dengan riang. Abian langsung menghela nafas kasar. Sia-sia ia sudah mengkhawatirkan istrinya ini.Ternyata dia sama sekali tidak merasa terbebani dengan apa yang Abian putuskan. Ia malah menerimanya dengan senang hati.

"Ya sudah, kalau sudah beres beritahu aku...." ucap Abian, kemudian ia pun kembali ke ruang depan untuk bersantai sambil memainkan ponselnya. "Harusnya aku tidak usah khawatir, makhluk langka itu pasti punya cara sendiri untuk mengatasi semuanya " gumam Abian.

Tidak lama setelah itu, Aira pun keluar dari kamarnya sambil membawa barang-barangnya. Abian yang melihatnya pun langsung membantu Aira.

"Terima kasih Kak..." ucap Aira, Abian hanya mengangguk saja menanggapinya. Abian pun dengan segera membawa barang-barang Aira ke mobilnya. Orang tua Aira dan juga Angga mereka sudah ada di depan dan mengantarkan Aira dan juga Abian.

"Ayah, ibu aku dan Kak Abi pamit ya...Kak Angga aki pamit ya..." ucap Aira.

"Iya hati-hati ya...." jawab Ayah Aira.

"Jaga diri baik-baik, juga jadi istri yang baik. Sering-sering main kesini " ucap Ibu Aira.

"Jangan membuat temanku pusing, kasihan dia" ucap Angga sambil memeluk adiknya

"Kak Abian tidak pernah merasa pusing olehku, dia sangat baik dan tidak cerewet sepertimu. Iya kan Kak Abi " ucap Aira.

"Iya...." jawab Abi.

"Kau justru membuatku sangat pusing karena berbicara denganmu membuatku jadi berangan yang tidak-tidak" gumam Abian dalam hati. Abian belum sanggup untuk jujur karena terlalu malu untuk mengungkapkannya. Jika pikirannya selalu menjurus tentang ehem-ehem dengan Aira. Ingin memulai tapi tidak berani mengatakannya. Ingin langsung pada pokoknya, ia takut Aira berteriak.Ahh sudahlah nasib gagang sapu Abian memang kurang beruntung. Setelah halal pun ia masih belum bisa mencoba untuk bermain cilukba dengan istrinya.

" Kami berangkat dulu Ayah, Ibu, Angga...." pamit Abian.

"Baiklah adik ipar, hati-hati dan jaga adikku...." ucap Angga terbahak.

"Baiklah Kakak ipar..." jawab Angga yang juga tertawa mendengarnya. Rasanya sangat aneh sekali jika ia mereka saling memanggil seperti itu.

*

*

*

Abian dan Aira pun sampai di rumah yang sudah Abian siapkan. Rumahnya tidak terlalu besar tapi tampilannya sangat elegan , Aira suka dengan rumahnya.

"Jadi ini rumah Kak Abi....?" Tanya Aira

"Iya... sebelumnya aku tinggal di apartement tapi karena aku sudah menikah jadi aku memutuskan untuk membeli rumah saja." jawab Abi.

"Oh ya ampun....gajimu pasti sangat besar hingga bisa membeli rumah...." ucap Aira berdecak kagum.

"Gaji....aku bahkan yang menggaji semua pekerjaku termasuk Kakakmu dan juga Ayahmu" gumam Abian.

" Waah..... aku suka sekali rumahnya aku sangat suka Kak Abi, aku ingin segera melihat kamar kita " Ajak Aira dengan semangat.

"K-kamar kita ?" Tanya Abian gugup tapi senang, sepertinya tak lama lagi acara main cilukba akan bisa dilaksanakan. Abian pikir jika Aira akan meminta pisah kamar, nyatanya Aira ingin satu kamar dengannya.

"Iya....aku sudah tidak sabar ingin melihatnya" ucap Aira.

"Aku juga sudah tidak sabar ingin mencobanya, jiaaahhh..." hati Abian bersorak senang, karena membayangkan surga dunia sudah ada di depan mata.

"Ayo Kak Abi....." Ajak Aira.

"Baiklah....."jawab Abi sok kalem namun yang sebenarnya hati Abian sudah seperti pop corn yang baru matang.

"Aduh kenapa jadi aku yang berdebar-debar, apa karena aku akan melakukan ritual siang pertama dengan Aira" Abi cekikikan sambil berjalan mengikuti Aira dari belakang. Pikirannya sudah bertraveling kemana-mana membayangkan tentang acara bermain kuda-kudaan di siang hari.

*

*

*

Ya ampun kok jadi A Abi yang baper ya.....😆😂😂😂 moga aja Airanya ngerti kalo gagang sapu Abi ngajak main 🤣

Aku bikin gc di aplikasi nihh, kali aja ada yang mau gabung 🤭😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***