Bab 5

Aira & Abian___05

Suasana di kantor Sandi mendadak heboh karena pemilik perusahaan tempat mereka bekerja katanya hari ini menikah. Meskipun sebenarnya mereka belum pernah bertemu langsung dengan pemilik perusahaan itu karena pemilik perusahaan itu tidak suka langsung berinteraksi dengan orang lain dan lebih senang mempercayakan semuanya pada orang kepercayaannya.

Yang mereka tahu Bos mereka seorang yang masih muda dan juga sederhana, ada desas-desus jika sebenarnya Bos mereka itu menyamar menjadi salah satu karyawan agar bisa melihat kinerja mereka langsung.

Namun mereka semua tidak tahu siapa sebenarnya Bos mereka itu. Tapi menurut orang kepercayaannya Pak William atau biasa di sebut Pak Wil, hanya dia yang tahu siapa sebenarnya pemilik perusahaan besar milik Bimastra Group.

Namun hari ini Pak Wiliam memberi kabar jika pemilik perusahaan mereka menikah ,namun acaranya diadakan secara sederhana. Bos mereka lebih senang uangnya dibagikan kepada karyawannya sebagai bonus untuk mereka, karena sudah bekerja dengan baik.

Semua karyawan dan staf sangat bahagia mendengar kabar itu, biarpun mereka tidak di undang dan juga tidak tahu siapa Bos mereka sebenarnya namun saat bonus tiba-tiba mengalir begitu saja membuat mereka sangat bahagia. Banyak sekali doa yang mereka panjatkan untuk sang pemilik perusahaan. Dan doa-doa indah terpanjat serta di aamiinkan oleh mereka.

Sandi pun merasa bahagia sama seperti karyawan lainnya yang juga mendapatkan bonus. Ia langsung menyimpan bonus itu di tabungannya, karena ia ingin sekali membeli sebuah mobil baru. Makhluk pelit memang selalu ingin terlihat keren di mata semua orang apalagi dihadapan seorang gadis.

Sambil bersantai Sandi membuka aplikasi sosial media, ia terkejut melihat sang mantan tengah berpose dengan cantiknya, dengan seorang pria tampan yang berada di Mall waktu itu. Dan tentu saja Sandi mengenalnya jika ia adalah Abian sahabat dari Kakaknya Aira, Angga.

Sandi melihat caption yang Aira tulis dan Sandi tahu jika yang di maksud kepiting pelit itu adalah dirinya. Sandi kesal bukan main, harga dirinya yang baru tumbuh karena sempat terkikis kemarin kini luntur kembali karena ucapan Aira.

"Dasar gadis menyebalkan, lihat saja aku juga akan menikah dengan perempuan yang jauh lebih cantik dan seksi darimu " gumam Sandi.

Sandi berpikir apa ia akan mengajak Melisa menikah saja, Melisa itu cantik dan seksi tapi sayang cantiknya Melisa karena polesan saja. Karena saat Sandi bermain ke rumah Melisa sambil mengantarnya pulang. Sandi melihat Melisa yang saat itu sedang menghapus make up nya.

Astaga Sandi baru tahu jika bedak yang Melisa pakai sebanyak itu, kenapa tidak pakai tepung saja sekalian pikir Sandi. Belum lagi alis matanya yang tidak ada, entah Melisa kemanakan alisnya itu. Hingga Melisa terlihat sangat seram jika tidak sedang memakai make up nya. Sangat berbeda dengan Aira. Ia tidak pernah memakai apa pun selain skincare di wajahnya. Tapi tetap terlihat cantik walaupun saat baru bangun tidur.

Bibirnya pink alami, wajahnya sangat mulus, hanya saja tubuhnya mungil dan kurang berisi menurut Sandi. Tapi bukankah itu semua bisa di proses nanti setelah menikah.

Astaga kenapa Sandi mendadak galau saat ini, kenapa ia jadi tidak rela Aira menikah dengan Abian.

Pesta pernikahan pun selesai, semua orang merasa sangat lelah. Abian dan Aira pun masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Aira mulai terlihat membuka semua aksesoris yang menempel ditubuhnya. Abian hanya diam saja menatapnya, ia bingung harus melakukan apa. Jujur saja ia merasa grogi satu kamar dengan perempuan. Itu karena jika ia satu kamar dengan perempuan maka pikirannya akan bertraveling kemana-mana.

Abian tidak salah, karena ia pria normal. Wajar saja jika ia juga ingin kikuk-kikuk dengan seorang wanita. Tapi ini Aira, Aira sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Bagaimana bisa ia menyentuhnya. Bahkan gagang sapunya saja malu-malu saat ia bersama Aira. Terbukti dari gagang sapunya yang selalu menunduk saat melihat Aira.

"Kak Abi...." panggil Aira

" Hemm...." jawabnya malas kemudian ia berbaring di tempat tidur Aira yang sempit itu.

"Kak Abi ngantuk ?" Tanya Aira.

"Lumayan, tapi aku tidak bisa tidur. Kasurmu kecil sekali dan terasa sangat sempit, kalau kita tidur pasti terasa berdesakan " ucap Abian yang sedang membolak-balikan tubuhnya mencari kenyamanan.