BAB 5

Tidak untuk ditiru

Flash back

Gadis yang bernama Siska itu adalah tunangan pria yang bernama Arya Sheta. Arya Sheta merupakan putera tunggal dari pasangan Bambang Sudjatmiko dan Sri Widiyana yang memiliki usaha pertambangan Batubara di beberapa propinsi di Indonesia.

Dua bulan lalu, Arya Sheta yang baru saja di angkat menjadi CEO di perusahaan Ayahnya dipaksa bertunangan dengan anak rekan bisnis Ayahnya oleh Ibunya sendiri.

Gadis yang ditunangkan dengan Arya Sheta itu bernama Siska,seorang gadis yang suka hidup glamor dan berpesta pora.Kehidupan gadis ini tidak jauh dari yang namanya bersenang-senang.

Diam-diam Siska sebenarnya sudah mempunyai seorang kekasih.

Siska juga terpaksa bertunangan dengan Arya karena dipaksa oleh kedua orang tuanya demi memenuhi keinginan istri dari rekan bisnisnya yaitu Nyonya Sri Widiyana, istri dari Tuan Bambang Sudjatmiko.

Wanita itu sangat menyukai Siska karena Siska sangat mirip seperti dirinya saat masih muda dulu.Gaya bicara dan juga cara bergaul gadis itu menurutnya sangat cocok untuk menjadi menantunya dan sangat tepat kalau bersanding dengan putranya Arya.

Semula keduanya sama-sama menolak untuk dijodohkan, karena Arya sama sekali tak mencintai Siska dan dia juga tidak tertarik dengan gadis yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.

Tapi Karena Mamanya terus saja memaksa, maka akhirnya dia pun setuju. Begitu juga Siska,karena dia sudah punya kekasih yang ia cintai,Siska sempat menolak pertunangan itu. Tapi Papa nya mengancam akan mencabut semua fasilitas nya, jadi dia menurut saja,asalkan dia bisa tetap hidup enak dan sesuka hati membelanjakan uang dari Papa Mamanya.

Terlebih lagi, setelah mereka bertunangan. Siska diberikan sebuah Kartu Kredit oleh calon Ibu mertuanya itu.

Uang yang ia dapat bukanlah dipergunakan oleh dirinya saja, dia juga membiayai kebutuhan pacarnya yang numpang hidup dengannya.Cinta buta Siska pada kekasihnya yang bernama Ringgo Saputera akhirnya terendus oleh Arya Sheta.

Dua bulan setelah pertunangan mereka,Arya mendapatkan kabar dari sahabatnya yang bernama Varel bahwa Siska sedang bersama seorang pria di klub malam Black Night dan keduanya sangat romantis, berciuman dimuka umum dan bercumbu tidak tahu tempat.

Mendengar kabar dari Sahabatnya itu,Arya sengaja pergi untuk memergoki kelakuan Siska dan akan mengumpulkan bukti kongkrit untuk mengadukannya pada sang Mama agar pertunangannya dan Siska dibatalkan.

Namun sayangnya,saat Arya sampai di klub itu,Arya justru bernasib naas.

Ketika Arya ingin merekam aksi Siska dan kekasihnya Ringgo yang sedang bermesraan layaknya suami istri di sebuah kamar yang ada di klub itu, Arya ketahuan.

Siska yang takut kalau perilakunya dilaporkan oleh Arya kepada kedua orang tuanya dan juga kedua calon mertuanya merasa mereka harus melenyapkan Arya.

Arya dan Ringgo terlibat perkelahian sengit dan hampir saja Arya bisa melumpuhkan Ringgo, namun naas tak bisa di hindari.

Siska yang tidak mau kekasihnya itu kenapa-napa, tanpa pikir panjang langsung mengambil vas bunga di atas nakas kamar hotel tersebut dan memukulkan nya berkali-kali pada kepala Arya.

Setelah Arya bersimbah darah dan tak sadarkan diri,barulah Siska merasa ketakutan.

"Sayang, bagaimana ini?. " tanyanya pada Ringgo.

"Aku juga tidak tau,kita harus segera menyingkirkan dia dari sini."jawab Ringgo yang tak kalah Kalut nya.

"Apa dia sudah mati?." tanya Siska.

Dia ingin sekali memastikan kalau tunangannya itu benar-benar sudah tak bernyawa.

"Darah dikepalanya sudah sederas itu, pasti sekarang dia benar-benar akan mati. Kita harus segera membawanya keluar dari sini. " ujar Ringgo.

Pria itu menutupi kepala Arya dengan jaket yang Arya pakai,setelah itu Ringgo dan Siska menggunakan kaos yang dipakai Ringgo untuk mengelap bekas darah Arya yang berceceran dilantai.

Siska juga memastikan tidak ada darah yang tersisa dengan mengelap kembali lantai itu dengan tisu.

"Sayang, bagaimana ini tisu nya?. " Siska sangat ketakutan melihat darah.

"Bawa aja, masukin dalam plastik makanan itu." Tunjuk Ringgo Pada plastik sisa makanan yang mereka bawa dari luar.

Siska menurut saja apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu.

Ringgo mengenakan jaketnya sendiri dan memasang resletingnya. Lalu pria itu membawa tubuh Arya dari pintu belakang Klub itu.

Kebetulan sekali dia sudah sering datang ke tempat itu, jadi dia sudah tau kalau ada pintu belakang yang langsung menuju ke parkiran.

Siska si pelaku mengikuti kekasihnya itu dari belakang dan memastikan tidak ada orang yang tau tentang kejadian ini.

Sesampainya di parkiran,Siska merogoh tasnya.Tapi ternyata kunci mobilnya tidak ada. Dia baru ingat kalau kunci mobilnya tertinggal di nakas kamar yang tadi.

"Sayang,kunci mobilku tertinggal di dalam. " ujar Siska.

"Lalu bagaimana kita bisa membawanya?. " tanya Ringgo sambil melirik kearah Arya yang ada di sampingnya.

"Itu, di saku celananya Arya ada kunci mobilnya.Ayo pakai mobilnya saja. " Ujar Siska.

"Yang mana mobilnya Arya?. " tanya Ringgo.

"Yang itu, yang berwarna putih. " Ujar Siska.

Dia hafal betul mobil Arya, soalnya dia juga sudah pernah menaikinya.

"Ayo kamu buka pintunya dulu biar aku masukkan dia ke bangku belakang. " ujar Ringgo .

Siska yang takut aksi mereka ketauan segera memencet kunci mobil Arya dan segera membuka pintu bagian belakang.

Setelah Tubuh Arya yang bersimbah darah itu dimasukkan, keduanya juga ikut masuk.Ringgo mengemudikan mobil Arya jauh kearah luar kota dan menuju ke tepian laut yang berdekatan dengan gugusan kepulauan seribu.

"Apa kita akan meninggalkannya di sini? " tanya Siska ragu.

"Tidak mungkin kan kalau kita akan membawanya kerumah sakit?. " jawab Ringgo kesal.

Malam ini merupakan hari tersialnya, karena harus terlibat kasus pembunuhan tunangan kekasihnya.

"Harusnya tadi kamu bikin dia pingsan saja, tapi kamu malah menghajarnya Habis-habisan. " Ujar Ringgo kesal.

Ringgo pun turun dari mobil itu dan melihat-lihat ke sekitar. Jalanan itu terletak di pinggir tebing yang langsung menuju ke laut.Bisa disebut juga dengan jurang yang sangat tinggi dari permukaan laut.

"Aku rasa kita harus melemparnya ke laut, agar jejaknya tak ditemukan. Kalau orang menemukan mobilnya disini,Pasti mereka akan mengira kalau si Arya sialan itu sudah bunuh diri." jelas Ringgo pada kekasihnya itu.

"Tapi bagaimana kalau mayatnya ditemukan?." tanya Siska.

"Paling mereka akan mengira kepala Bima terbentur batu karang dibawah sana." ujar ringgo dengan yakin.

"Oke,ayo cepatlah. "

Siska membantu Ringgo untuk mengangkat dan melemparkan tubuh Arya yang masih tak sadarkan diri ke laut.

"Maafkan aku Mas Arya. " ujar Siska lirih.

Walaupun mereka tak saling mencintai,namun selama ini Arya selalu memperlakukannya dengan sangat baik.

Tak pernah sekalipun Arya menyakiti nya secara fisik ataupun psikis.

"Kita pastikan dulu tidak ada jejak sidik jari kita di mobil ini. "ujar Ringgo.

" Iya Yang, ayo aku bantu membersihkannya. "

Siska Membersihkan sidik jari dan juga tetesan darah di kursi belakang mobil dan Ringgo membersihkan bagian setirnya.

Tak lupa Siska juga membuang plastik yang berisi tisu bekas membersihkan sisa darah Arya di kamar tadi ke Laut🌊.

Lalu keduanya berjalan agak jauh dari sana dan mereka kemudian memesan taksi🚕. agar tidak ada yang tau kalau mereka tadi juga dari mobil yang terparkir di pinggir jurang.

Dompet,ponsel,dan juga Identitas Arya mereka tinggalkan didalam mobil Arya.Kinci mobil mereka biarkan menempel di tempatnya dan mereka juga tak menutup pintu bagian kemudi.

😌

Adegan diatas ditulis untuk memperjelas kronologis ceritanya saja ya, jadi bijaklah dalam membaca. Disini Thor cuma ingin mempresentasikan bagaimana Arya bisa terdampar di pulau tersebut. 🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!