DMS 16

Disaat para karyawan sedang sibuk bekerja, sang bos malah meninggalkan pekerjaannya demi melihat seseorang. Bukan hanya sekedar melihat, lebih tepatnya, memperhatikan setiap gerak gerak wanita pemilik hatinya.

Hanya melihat dari jauh saja, tapi sudah membuat hati berbunga bunga. Senyum tak pernah lekang dari bibirnya. Setelah membaca cv Mila, gegas Elgar mencari tahu dibagian mana wanita itu bekerja.

Milanya sudah benar benar berubah. Wanita yang dulu familiar dengan seragam ob. Menjelma menjadi wanita karier yang sangat elegan. Saat bertemu dihotel kemarin, penampilan Mila acak acakan, meski tetap cantik dimana Elgar. Tapi hari ini, wanita itu jauh lebih cantik lagi.

"Permisi Pak."

Elgar terkejut saat seorang karyawan menyapanya.

"Ada yang bisa dibantu?" Sejak tadi dia melihat Elgar berdiri didekat jendela. Karena itu dia memutuskan untuk memberanikan diri bertanya. Sedikit cari muka siapa tahu bos sedang butuh bantuan.

"Tidak ada." Jawab Elgar sambil berlalu dari tempat itu dan kembali keruangannya.

Sesampainya diruangan, Elgar kembali memperharikan cv Mila. Status disana, tertera jika Mila masih lajang. Itu artinya Mila belum menikah lagi meski sudah 7 tahun bercerai dengannya. Status Mila memang lajang karena pernikahannya dengan Elgar dulu hanya siri sehingga tak ada yang berubah distatus kependudukannya.

Apa ini saatnya Mil? Saatnya aku memperjuangkanmu.

Rasanya, sudah waktunya Elgar lepas dari jerat pernikahan menyedihkan ini. Pak Rendra sudah kehilangan taringnya. Dia juga sudah punya beberapa bukti tentang bisnis haram Pak Rendra. Pria tua itu tak kan mampu menekannya seperti dulu menekan papanya. Salsa, sudah banyak sekali bukti perselingkuhannya yang akan membuat hakim tak ragu lagi untuk mengetuk palu putusan perceraian.

Elgar menelepon Aden, memintanya untuk mengantarkan kesuatu tempat.

"Mau kemana Pak?" Tanya Aden saat mobil yang mereka tumpangi keluar dari area kantor.

"Barber shop."

Terkejut juga Aden mendengarnya. Bosnya meninggalkan kantor dijam kerja untuk ke barber shop, rasanya sungguh aneh.

Elgar tertawa sendiri saat memperhatikan penampilannya di center mirror. Rambut yang sudah lumayan gondrong. Jambang yang lama tak dicukur, serta kumis yang menggelikan. Sepertinya dia memang sudah terlalu lama tak memperhatikan penampilan. Membuatnya terlihat lebih tua dari usianya.

"Barber shop mana Pak?" Tanya Aden ragu ragu. Dia memang tak tahu dimana barber shop langganan Elgar.

"Yang terbaik dikota ini."

Citt

Saking kagetnya, Aden sampai mengerem mendadak. Pasalnya setahu dia bos nya itu paling cuek untuk urusan penampilan, jika sekarang ingin ke berber shop terbaik, jelas ada sesuatu.

Elgar mengumpat karena kaget serta kepala yang hampir terhantuk.

"Apa kau tak bisa menyetir?" Seru Elgar sambil memelototi Aden yang saat ini menoleh kearahnya.

"Ma, maaf Pak." Sahut Aden sambil nyengir. Untung jalanan lagi sepi, jadi dia tak membahayakan pengguna jalan lain.

Aden kembali menatap jalan lalu melajukan mobilnya. Meskipun begitu, dia tak bisa fokus seratus persen. Kepalanya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan, ada apa dengan Pak Elgar?

Aden memperhatikan bos yang duduk dibelakang itu melalui kaca spion. Bos yang jarang senyum itu, terlihat senyum senyum sendiri. Makin bingung lagi Aden dibuatnya.

"Apa Bu Salsa mau pulang Pak?" Aden memberanikan diri bertanya. Mungkin saja bos nya itu baru kepentok tembok hingga akhirnya sadar jika punya istri cantik. Makanya sekarang ingin merubah penampilan agar istrinya tak lagi selingkuh.

"Tidak tahu." Jawab Elgar datar.

Aden mengerutkan kening. Kalau memang alasannya bukan karena istrinya yang mau pulang, terus apa?

"Den, apa menurutmu, wajahku tampak kusam? Apa sebaiknya aku melakukan perawatan wajah agar lebih segar?"

Kali ini, Aden sampai menelan ludahnya susah payah. Dia kembali memperhatikan Elgar dari spion tengah. Perasaannya makin tidak enak. Jangan jangan bos nya kerasukan setan. Baru beberapa jam yang lalu bad mood dan mukanya tegang terus, kenapa sekarang tampak good mood dan senyum senyum terus.

Sesampainya dibarber shop, Elgar menyuruh Aden pulang. Selain ingin ganti model rambut, dia juga ingin perawatan wajah. Dia ingin kembali seperti Elgar yang dulu, dimana Mila sangat tergila gila padanya. Mila sudah bertransformasi menjadi wanita karier yang cantik dan berkelas. Meski dia CEO, tapi dengan penampilan seperti ini, dia tak percaya diri berhadapan dengan Mila.

...----------------...

Sementara di kantor, perasaan Mila tak karuan. Tak tahu kenapa, tiba tiba dia dipanggil ke ruangan HRD. Semoga saja tak ada masalah berarti. Belum genap seminggu bekerja, kalau sampai udah kena masalah, akan buruk akibatnya.

"Silakan duduk Karmila." Nora, salah satu staf HRD mempersilakan.

Mila mengangguk lalu duduk dihadapan Nora dengan perasaan campur aduk.

"Kamu sebelumnya pernah menjadi sekretariskan?"

"Benar." Jawab Mila sambil menunduk sopan.

"Mulai besok, kamu dipindah tugaskan."

"Ma, maksudnya?" Mila kurang paham. Apa maksudnya dia akan dipindah ke anak perusahaan?

"Mulai besok, kamu jadi sekretaris CEO."

Mata Mila membulat sempurna. Jadi sekretaris CEO, apa dia tidak salah dengar.

"Karena kamu sudah berpengalaman jadi sekretaris, saya rasa tak ada masalah lagi. Tapi nanti, tetap saja akan ada yang membimbing kamu. Jadi jangan khawatir."

Setelah Nora menyampaikan semuanya, Mila kembali ketempat kerjanya. Dia duduk sambil termenung. Dia sudah nyaman ditempat ini. Atasan dan seniornya baik baik. Tapi kenapa mendadak dia dipindah. Gajinya memang lebih tinggi, tapi sejujurnya, dia masih trauma gara gara kejadian dengan Pak Raka. Sekretaris, pekerjaan itu terdengar bagai momok yang menakutkan bagi Mila.

Billi sudah menunggu didepan tempat Mila bekerja begitu jam kerja usai. Hari ini, dia memang nebeng pada Mila karena motornya masuk bengkel.

"Kenapa kamu, muka kok kusut gitu?" Tanya Billi saat mereka berjalan keluar dari kantor.

"Besok, aku dipindahkan Bil."

"Pindah? pindah gimana?"

"Besok, aku jadi sekretaris CEO."

"SEKRETARIS C!"

Mila buru buru membungkam mulut Billi dengan telapak tangannya. Pasalnya pria itu terlalu keras saat mengucapkan hingga menarik perhatian para karyawan yang sedang mengantri di lift.

"Dasar, buah jatuh gak jauh dari pohonnya," ledek Mila.

"Kamu jadi sekretaris bos mulai besok?"

Mila megangguk.

"Bagus dong Mil. Jabatan itu inceran banyak orang. Dan hanya orang yang kompeten saja bisa dapetinnya."

Mila menghela nafas. Mungkin jabatan itu terdengar bagus bagi kebanyakan orang, tapi tidak baginya. Sungguh, dia tak berminat menjadi sekretaris. Kemana mana harus mendampingi bos, bahkan kalau ada urusan di luar kota. Tidak, dia tak mau kejadian seperti waktu itu terulang kembali. Dia hanya ingin hidup tenang bersama Saga dan ibunya saat ini.

Mila memberikan kunci mobilnya pada Billi. Saat ini, pikirannya sedang kacau, dia sedang tak ingin menyetir.

"Kamu itu aneh Mil, harusnya seneng dong jadi sekretaris bos. Lah ini, kok malah kayak gak suka gitu." Ujar Billi saat mobil yang mereka tumpangi mulai merayap dijalanan yang padat.

"Aku takut Bil." Mila lalu menceritakan kejadian yang menimpanya di Bandung beberapa waktu lalu. Billi tampak syok, dia tak menyangka jika alasan Mila resign adalah karena pelecehan.

"Apa aku mengundurkan diri saja ya Bil?"

Billi menggeleng cepat. Kali ini, dia tak setuju dengan Mila.

"Aku beberapa kali ketemu bos, dia kelihatan kayak pria baik baik kok. Gak pernah tuh terdengar ada yang bilang dia itu mata keranjang atau apa? Dia itu orangnya dingin, tak banyak bicara, tapi tegas. Lagian dia udah nikah, istrinya cantik banget. Percaya sama aku Mil, bos gak kayak bajingan ditempat kerjamu sebelumnya. Jangan hanya karena satu orang, kamu langsung menilai jika semua bos itu gak bener, gak gitu Mila."

Mila membenarkan ucapan Billi. Rasanya keterlaluan jika dia mengecap semua bos sama hanya karena kelakuan salah satu oknum.

"Jangan negatif thinking dulu. Sebaiknya persiapkan diri kamu baik baik. Tidur cepat malam ini, dan jangan sampai terlambat besok. Yang aku dengar, bos itu orangnya galak."

"Mending galak daripada mesum," Celetukan Mila membuat Billi langsung terkekeh.

...----------------...

Pagi ini, SE Corp mendadak riuh. Bukan karena isu pengurangan karyawan atau mau demo karena gaji yang tertunda. Melainkan karena penampilan baru bos mereka yang membuat hampir semua kaum hawa berdecak kagum. Bos yang biasanya tampak dingin, galak dan sedikit sangar. Hari ini mendadak terlihat hangat, sering tersenyum. Dan yang paling menonjol, penampilanya yang terlihat muda dan sangat tampan.

Bagi yang dulu bekerja di Dirgantara Group, mungkin tak begitu merasa aneh. Pasalnya dulu Elgar adalah pria tertampan disana. Tapi bagi pegawai baru atau yang berasal dari Rendratama group, ini pertama kalinya dia melihat penampilan spektakuler sang bos. Karena sejak memimpin SE corp yang berdiri sejak 6 tahun lalu, Elgar sudah tak mempedulikan penampilan.

"Pagi Pak." Begitu banyak karyawati yang menyapa sambil menatap tanpa kedip.

"Itu beneran Pak Elgar? Sumpah, cakep banget." Ujar lainnya dengan muka mupeng.

"Ku tunggu dudamu Pak Elgar."

"Jadi istri kedua aku juga gak keberatan.

"Jangan salahkan pelakor kalau lakinya kayak gini. Udah ganteng maksimal, dompel tebel full abis."

Dan masih banyak lagi kalimata kalimat pujian dari karyawati yang membuat karyawan pria geleng geleng.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BUKTI2 SALSA SEKINGKUH DN BERZINAH LO JDIKN VIDEO, LO KIRIM KE RENDRA, BIAR DIA SYOK DN CPT MATI .

2024-04-05

2

Alanna Th

Alanna Th

waduuuh, kacian tuh asprinya el, dptin rival kls kakap nie

2024-03-28

1

zero🌱

zero🌱

jiiaaaahhhhhh😍😍😍

2024-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!