Setengah jam kemudian...
Angin sore mengantarkan seorang pria berjas hitam menuju apartemennya. Pria itu tampak duduk di kursi belakang mobil sambil menerima teleponnya. Ia tampak berbincang serius dengan seseorang di seberang sana. Sedang sang supir tampak memerhatikannya dari kaca tengah. Pria itu terlihat mengusap kepalanya.
"Ya. Besok aku libur. Tolong sampaikan jika ada yang menanyaiku," katanya memberi tahu.
Pria itu adalah Taka Nomura. Seorang CEO asal Jepang yang baru satu bulan pindah ke kota ini. Ia tampak serius berbincang sambil sesekali melihat jam di tangannya. Tak lama kemudian ia pun memutuskan sambungan teleponnya.
"Hah ...." Ia mengembuskan napasnya yang lelah.
"Tuan, maaf. Anda terlihat begitu kelelahan. Dua minggu terakhir Anda terlalu bekerja keras." Sang supir berempati padanya.
Taka mengangguk. Tatapan matanya yang tajam tiba-tiba berubah menjadi lemah. Ia memang lelah akhir-akhir ini.
"Aku sudah minta libur. Dua minggu tidak libur rasanya cukup menguras tenaga." Taka menanggapi.
"Tuan ingin berekreasi? Saya bisa mengantarkan," terang supir itu.
Taka menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Kau libur saja besok. Pasti juga lelah karena kemanapun selalu ikut denganku. Biar aku menyetir mobil sendiri jika ingin berpergian." Taka menerangkan.
Sang supir pun tampak mengerti. "Baik, Tuan." Ia memenuhi permintaan bosnya.
Taka baru satu bulan berada di provinsi ini. Dan selama dua minggu terakhir, ia amat sibuk sampai tidak sempat libur. Namun, hari esok ia akan mengambil libur untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Karena Taka juga membutuhkannya.
Mobil yang ditumpangi Taka pun melintasi jalan dua arah yang berada di depan lapangan besar. Taka melihat-lihat keadaan sepanjang jalan yang tampak mulai ramai. Saat itu juga ia melihat seorang gadis berjaket merah tengah ingin menyeberang. Taka pun memerhatikan gadis itu.
Dia?!
Mobil Taka terus melaju sehingga ia harus memutar tubuh ke belakang untuk melihat gadis itu kembali. Sosok gadis yang selalu dilihatnya beberapa minggu ini. Namun, Taka mengabaikannya. Hingga akhirnya ia kembali melihatnya lagi.
Siapa dia?
Taka pun memikirkan gadis itu. Baginya tidak mungkin selalu dipertemukan jika tidak ada pertanda. Taka pun mencoba menepiskannya. Ia tidak ingin memikirkannya lagi.
"Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya sang supir yang melihat Taka termenung di kursi mobilnya.
"Em, tak apa." Taka pun menjawabnya segera.
Sang supir seolah mengerti apa yang Taka pikirkan. "Gadis berjaket merah itu pegawai mini market, Tuan. Saya pernah berjumpa dengannya." Sang supir seolah tahu apa yang Taka pikirkan.
"Pegawai mini market?" Taka tampak terheran.
"Ya, benar. Dia bekerja dua shift. Dan saat ini dapat shift pagi. Sehingga kita bisa melihatnya lagi." Sang supir tampak mengerti.
Taka mengangguk. Ia tidak ingin banyak bicara. Baginya, ia ingin melupakan hal yang dilihatnya tadi. Taka juga tidak mengenal siapa gadis itu. Walau tak dapat dipungkiri selama beberapa minggu terakhir ia selalu melihatnya di jalan yang sama.
Ini aneh. Aku seringkali melihatnya. Apakah ada pertanda untukku?
Taka pun mencoba menepiskan pemikirannya. Ia tidak ingin terbawa hal-hal yang mengganggu pikirannya. Taka tidak ingin mengingatnya lagi.
Gadis itu adalah Rara Alya. Yang mana ia baru saja turun dari angkot selepas bekerja di tokonya. Ia berniat menyeberangi jalan untuk sampai ke rumahnya. Rara pun menyeberangi jalan itu setelah tampak sepi dari pengendara. Ia ingin segera beristirahat di rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
mungkin Taka dan Rara berjodoh
2022-12-10
0
nickname
aneh juga supirnya tau banget
2022-11-16
0
Ratna Whynegar
mungkin taka langsung mikirnya jodoh..
2022-10-29
0