Cinta Tulus Untuk Aliyah (Pengkhianatan Dan Penyesalan)

Cinta Tulus Untuk Aliyah (Pengkhianatan Dan Penyesalan)

Hanya Aliyah, Tidak Ada Bunga yang Lain!

"Aliyah Sayang!" Bisik Hafiz sembari memeluk Aliyah dari belakang.

Aliyah terperanjat mendapat pelukan dari Sang suami. Kepalanya sedikit menoleh ke kanan sembari mendongak ke atas karena tunggi badan suaminya 15 cm di atasnya.

"Mas, Aliyah kaget!" Gerutu Aliyah sambil memanyunkan bibir.

"Kaget kenapa, Sayang?" tanya Hafiz sambil mengeratkan pelukannya ke Aliyah.

Kedua tangannya melingkar sempurna di perut istrinya yang langsing. Sesekali Hafiz mengecup kepala Aliyah yang tertutupi rambut.

"Tiba-tiba Mas Hafiz peluk. Gimana coba kalau tiba-tiba Aliyah jantungan?" jawab Aliyah dengan sebal.

"Tapi suka kan dipeluk gini?" tanya Hafiz sembari tersenyum.

Bibir Aliyah langsung melengkung ke atas.

"Suka lah!" jawabnya dengan menggemaskan.

Kepala Aliyah kembali menghadap lurus ke depan. Aliyah sangat menikmati pelukan dari suami tercintanya.

"Mas Hafiz romantis deh!" ucap Aliyah sambil memfokuskan matanya ke meja makan yang disulap menjadi tempat dinner romantis oleh Hafiz.

Di atas meja tersebut adalah beberapa menu makanan favorit Aliyah.

Ada ayam panggang, nasi yang menjadi hal wajib bagi Aliyah, tempe goreng tepung, kubis dan kacang panjang yang sudah direbus, dan tidak lupa sambal.

"Kamu suka nggak sama menunya?" tanya Hafiz.

Aliyah terkekeh. "Suka banget lah. Mas Hafiz kan tahu sendiri kalau itu makanan favorit Aliyah. Hanya saja----," Aliyah menghentikan ucapannya.

"Apa Sayang?" tanya Hafiz dengan khawatir karena takut Aliyah tidak puas dengan apa yang ada di depannya.

Aliyah melepaskan dirinya dari pelukan Hafiz. Dia menghadap Hafiz sembari memanyunkan bibirnya.

"Mas Hafiz kalau ngasih Aliyah makanan kayak gitu, nanti dinner nya nggak so sweet. Aliyah nggak mungkin bisa makan dengan anggun. Mas Hafiz kan tahu kalau Aliyah bakalan kalap kalau tahu makanan kayak gitu!!" jelasnya dengan sangat menggemaskan menurut Hafiz.

Hafiz tidak bisa menahan tawanya lagi. Hafiz mencubit pipi tembam Aliyah dengan gemas.

"Istrinya Mas Hafiz yang cantik, manis, menggemaskan, lucu, kayak anak kucing. Lagian siapa yang nyuruh kamu buat makan dengan anggun? Mas Hafiz mau Aliyah makan makanan kesukaan Aliyah dengan nyaman dan kalap. Biar nanti perutnya kenyang, hatinya senang, Aliyah bisa bobo cantik dengan tenang dan nyenyak!" jelas Hafiz diakhiri dengan mengecup kening istrinya.

Aliyah tersenyum sumringah dan langsung menghamburkan diri ke pelukan suaminya.

Setelah puas memeluk suaminya. Aliyah yang masih berasa di pelukan Hafiz mendongakkan kepalanya.

"Happy Anniversary yang ke-3 ya, Sayang!" ucap Aliyah dengan senyum yang manis.

Hafiz yang menunduk melihat wajah istrinya juga tersenyum. Dengan segera ia mengecup bibir istrinya.

"Happy Anniversary, Sayang!" ucapnya juga.

Hafiz ini memang bukan tipe orang yang romantis. Namun, yang Aliyah sukai adalah Hafiz selalu mencoba untuk romantis walaupun pada akhirnya ya tetap saja kurang romantis.

Akan tetapi, yang Aliyah sukai lagi adalah sejak mereka menjadi pengantin baru sampai detik ini diusia pernikahan mereka yang ketiga tahun, Hafiz selalu memperlakukan Aliyah dengan baik, lembut, tidak pernah membentak Aliyah, dan selalu mengalah.

Sosok suami yang sempurna bagi Aliyah.

"Dinner buat Anniversary pakainya piyama ya, Mas?" tanya Aliyah sambil terkekeh.

"Ini lebih so sweet, Sayang. Lagian piyama kita kan couple an!" jawab Hafiz sambil menuntun Aliyah untuk duduk di kursi.

Mereka memang menggunakan piyama couple atasan lengan pendek dan celana panjang bermotif polkadot warna hitam putih.

Di meja makan minimalis yang dilengkapi dengan empat kursi itu memang tidak ada yang berubah.

Hiasan bunga di atas meja tetap saja hiasan bunga hidup sejak kemarin. Aliyah memang suka meletakkan bunga potong Lily berwarna putih di beberapa tempat yang ia ganti seminggu sekali, termasuk salah satunya di atas meja makan.

Aliyah tersenyum saat melihat bunga tersebut.

"Tidak ada tambahan bunga lain, Mas? Siapa tahu dinner nya kan spesial jadi ada tambahan potongan bunga lain?" tanya Aliyah kepada Hafiz yang duduk berhadapan dengan dirinya.

Hafiz tersenyum sembari menggeleng. "Sejak pacaran sama kamu, Lily juga jadi bunga favoritku, Sayang!"

Aliyah mencibikan bibir. "Masa sih?" tanyanya.

Hafiz tetap tersenyum sembari mengangguk.

"Iya. Dari dulu kamu selalu minta antar buat beli Lily. Apa-apa Lily, ini itu Lily. Jadi, semakin lama aku jadi suka sama Lily. Lagipula, kalau dilihat-lihat, Lily memang cantik. Sama cantiknya seperti kamu!" ucap Hafiz sembari melihat Aliyah dengan tatapan penuh cinta.

"Hilih!" jawab Aliyah dengan cepat sembari tertawa.

"Janji loh cuma ada Lily di sini, nggak ada bunga lain!" lanjutnya dengan tatapan serius kepada Hafiz.

Hafiz terkekeh. Dia meraih kedua tangan Aliyah, membawanya dalam genggaman yang begitu hangat.

"Janji, Sayang. Hanya ada Lily di sini, tidak ada bunga lain. Hanya ada Aliyah di sini, tidak akan ada wanita lain!" ucap Hafiz dengan penuh keyakinan.

Aliyah tersipu malu. Iya percaya, Aliyah sangat percaya jika hanya ada Aliyah di hati Hafiz. Begitu pula di hati Aliyah, hanya ada Hafiz seorang.

Aliyah dan Hafiz dulu berpacaran sejak semester satu di bangku kuliah. Setelah wisuda, mereka memutuskan untuk langsung menikah.

Rumah tangga mereka yang berusia tiga tahun, yang masih seumur jagung juga tidak luput dari masalah. Namun, sejauh ini hanya masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan cara diskusi.

"Nggak ada buket bunga, Mas?" tanya Aliyah.

"Kamu mau buket bunga?" tanya Hafiz.

"Ya maulah. Biar romantis!" jawab Aliyah.

Hafiz melepas genggaman tangannya kepada Aliyah. Hafiz tampak berpikir dan bingung.

Aliyah tersenyum. "Ya udah, kalau nggak ada ya gapapa, Mas. Lagian ada makanan ini aja Aliyah seneng banget!" Aliyah mengerti jika suaminya pasti tidak punya buket bunga untuknya. Mau mengingat ulang tahun pernikahan mereka saja Aliyah sangat senang. Sudah disiapkan makanan favorit Aliyah seperti ini, hm, Aliyah sangatlah bahagia.

"Hmm, enak banget baunya ya, Mas!" ujar Aliyah sambil mengendus aroma ayam panggang di depannya.

"Aliyah, kalau buket bunga aku nggak punya. Tapi kalau buket yang lainnya aku punya." celetuk Hafiz.

Aliyah langsung melihat suaminya dengan bingung. "Maksudnya?" tanya Aliyah.

Hafiz tersenyum. Dia berdiri dari duduknya.

"Sebentar, tunggu ya!" pintanya kepada Aliyah.

Hafiz berjalan menuju kamar tamu. Aliyah mengerutkan dahi kenapa suaminya pergi ke tempat tersebut.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu Hafiz kembali ke meja makan, karena jarak antara kamar tamu dan meja makan sangatlah dekat.

Saat Hafiz keluar dari kamar tamu, Aliyah terkejut sampai melongo. Refleks dia juga berdiri.

"Kamu suka?" tanya Hafiz yang masih berdiri di depan pintu kamar tamu.

Aliyah mengangguk sembari tertawa.

"Aliyah memang suka buket bunga, Mas. Tapi kalau yang ada buket yang seperti itu, Aliyah tentu saja lebih suka!" jawab Aliyah yang masih tertawa.

Hafiz ikut tertawa sambil berjalan mendekat kepada istrinya.

"Ini buket spesial untuk orang yang spesial!" ucap Hafiz sembari menyerahkan buket uang kepada istrinya.

Aliyah menerima dengan sumringah. Dia menatap uang berwarna merah yang berjejer dengan rapi.

"Makasih banyak ya, Mas!" Aliyah memeluk suaminya, lalu Hafiz juga mengecup dahi dan berganti mengecup bibir Aliyah.

"Ini berapa duit, Mas?" tanya Aliyah yang masih mengamati buket uang yang berada di gendongannya. Buketnya besar, uangnya pun juga banyak.

"Nanti dihitung sendiri!" jawab Hafiz sambil berjalan ke tempat semula untuk duduk di kursi di seberang Aliyah.

Aliyah meletekkan buket itu di atas meja yang masih kosong. Lalu, dia kembali duduk.

"Mas Hafiz tahu aja apa yang Aliyah suka!" ucap Aliyah dengan malu-malu tapi mau.

Hafiz terkekeh. Tentu saja tahu. Siapa sih yang tidak suka jika diberi uang. Nanti dengan uang itu, Aliyah bisa membeli sesuatu yang ia inginkan.

*****

Hai hai hai bestie Author semuaaa....

Para pembaca kesayangan Author....

Selamat datang di karya baru Author.

Cinta Tulus untuk Aliyah (Pengkhianatan dan Penyesalan)

Yuk, kita ikuti kisah hidup Aliyah!!!

Eh, sebelumnya, jangan lupa mampir juga ke karya Author yang sudah tamat ya, judulnya "Bunda Merry Hanya Milik Kami" yang pastinya ceritanya nggak kalah menarik!

Terus dukung karya-karya Author yaa..

Terima kasih🌼

Love you all ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!