Pilihan Tuan Muda

Pilihan Tuan Muda

Dipilih Tuan Muda

"Bagaimana keadaannya?"

"Masih belum sadar, Tuan, tapi harusnya dia baik-baik saja, dokter bilang pingsannya karena depresi," jawab sang bawahan yang selalu setia mengikuti ke manapun bosnya pergi.

Hexagonal Prinanda, seorang pria dewasa yang menyandang sebagai CEO di sebuah perusahaan yang masih dipimpin oleh ayahnya, ia dikenal sebagai pria berdarah dingin, senyumnya adalah sebuah dambaan setiap orang. Namun, hanya akan menjadi sebuah bayangan yang tak berkesudahan. Pria itu mungkin selamanya tidak akan pernah memperlihatkan senyumannya, atau bisa dibilang dia memang tidak pernah tersenyum.

Kali ini ia sedang berada di sebuah rumah sakit elit, guna memastikan wanita yang ia tabrak tidak mengalami luka yang serius.

Entah kenapa moodnya begitu kacau saat itu, hingga tanpa fokus dan tanpa sadar ia menabrak seorang wanita yang sedang menyebrangi jalan.

"Untuk apa dirawat jika baik-baik saja? Sekarang juga kau cari latar belakangnya, di mana dan dengan siapa ia tinggal, antar pulang selagi masih belum sadar, berikan kompensasi pada keluarganya untuk biaya lanjutan jika sewaktu-waktu dia sekarat." Sesudah menyampaikan titah, ia pun melangkah pergi meninggalkan rumah sakit tersebut. Johan, sekertarisnya itu mengangguk dengan patuh.

Tidak ada yang bisa menghentikan jika atasannya itu sudah berkehendak, jika diminta untuk dipulangkan, maka ia harus memulangkan wanita itu, walau dengan keadaan tanpa sadar seperti orang mati.

...****...

"Lepaskan! Kalian tidak punya hak memaksaku. Lepaskan sekarang!" Andhira sekuat tenaga memberontak ketika dua pria mencengkram kedua lengan dan memboyongnya masuk ke kamar yang cukup besar, di dalamnya diisi dengan beberapa wanita berpakaian minim, alias seksi.

Mereka semua terlihat cantik dengan polesan make up yang mentereng serta dress yang berkelap kelip seperti disco.

Bruk!

Semua menatap ke arah Dhira saat ia dilempar masuk.

Dhira buru-buru bangun dengan ekspresi yang sedikit kaku.

Salah satu di antara mereka mendekat ke arahnya dan memerhatikan penampilan Dhira yang kusut.

"Anak baru?" Nadanya terdengar sinis.

"Guys, enaknya diapain dulu nih?" sahutnya pada teman-teman yang lain.

"Sepertinya aku sedikit haus, ya. Minta tolong dong sama anak baru buat ambilin kita semua minum!" seru wanita yang sedang dirias oleh sosok waria.

Dhira masih diam, mengamati mereka semua, berdandan begitu heboh, apakah ada yang memboking mereka secara bersamaan? Pikirnya.

Ya, saat ini dia sedang berada di rumah bordir, kenapa lagi jika bukan karena ibunya yang menjual dia ke sana.

Ia sempat kabur dari rumah saat mengetahui niat jahat ibunya itu, tapi keberuntungannya malah apes saat di tengah jalan malah ditabrak mobil. Bangun-bangun ternyata ia sudah dibawa ke tempat terkutuk ini.

"Nanti dikasih upah, deh, tapi upahnya makanan anjing." Lantas ia pun terbahak usai mengatakan itu.

Dhira mengepalkan tangan begitu kesal mendengar ucapannya yang tak bermoral.

"Dengar tidak? Ambilin minum! Pergi sana!" Wanita yang di dekatnya itu mendorong tubuh Dhira hingga tubuhnya hampir nyungsep untuk yang kedua kali.

"Dasar sekelompok anjing, mau mengupah orang, harus tanyakan dulu apakah orang itu mau dengan makanan kalian. Menjijikkan," umpat Dhira dengan berani tanpa pandang siapa yang sedang ia hadapi. Meski tubuhnya jauh lebih kecil ketimbang mereka semua, tapi itu tidak membuatnya takut dan tak akan membiarkan dirinya ditindas oleh siapapun.

"Apa kau bilang, hm?" Seketika rambut Dhira ditarik paksa oleh wanita yang mendekatinya tadi.

"Berani mengatai kami dengan mulut sampahmu itu?" Jambakannya semakin keras hingga Dhira mendongak ke atas menahan sakit.

Tanpa pikir panjang Dhira pun menghentakkan kakinya di atas kaki wanita yang menjambaknya, hingga ia pun terlepas dari wanita itu yang saat ini mengerang menahan sakit.

Melihat hal itu, tiba-tiba saja semua wanita yang ada di sana mendekatinya, lantas mengeroyoki tubuhnya dengan berbagai pukulan hingga ia pun tak dapat membeberkan betapa sakitnya pukulan dan tendangan yang mereka berikan secara bersamaan pada tubuh kecilnya.

"Sshhh, sakit sekali," batin Dhira sembari bibirnya meringis menahan rasa sakit yang teramat, rasanya seperti tulang yang sedang diremukkan secara bersamaan. Ia bahkan tak dapat berdiri. Jika mereka melawannya satu persatu, ia bisa mengatasinya, tapi jika dikeroyok, bagaimana mungkin ia bisa melawan?

'Sekelompok wanita ini ternyata lebih brutal dari perkiraanku,' batinnya sembari menatap mereka yang tampak puas melihat Dhira yang kesakitan.

"Itu akibat jika kau berani melawan perintah kami." Satu persatu mereka meninggalkan Dhira yang masih meringkuk di atas lantai.

"Kamu baik-baik saja?" ujar seorang wanita yang dengan tulus mengulurkan tangannya untuk membantu Dhira bangun.

"Tidak perlu mengasihaniku." Dhira mengabaikannya dan berusaha untuk bangun sendiri meski sulit.

Seseorang pun masuk ke ruangan itu dan menatap Dhira dengan dahi yang mengerut.

"Ada apa dengan penampilanmu ini?" Ia tampak murka pada Dhira, sementara Dhira sendiri malas untuk menanggapinya.

"Shani, kau cepatlah dandani dia, waktunya sudah mepet. Ingat, semuanya harus tampil cantik malam ini," titahnya pada pria yang setengah wanita itu.

"Madam, kira-kira seberapa kayakah orang itu?" tanya salah satu dari mereka.

Wanita paruh baya yang dipanggil madam oleh mereka adalah pendiri rumah bordir itu sendiri, dia yang mengatur bokingan buat anak-anaknya jika ada yang berminat, tapi setiap pengunjung yang memboking, tidak dapat melakukannya di tempat ini langsung, para pemboking tetap menanggung tempat atau hotel untuk bersenang-senang dengan wanita-wanita yang mereka pilih.

"Sudah, jangan banyak tanya. Kekayaan orang ini bahkan tidak bisa dibayangkan oleh otak kecil kalian," ujarnya yang tanpa berbasa basi, lantas pergi meninggalkan ruangan itu.

Setengah jam kemudian mereka yang ada di ruangan pun dipanggil untuk berkumpul di ruang utama, berdiri dengan rapi di hadapan madam dan masih ada dua orang pria lagi di sampingnya.

Dhira yang masih tak mengerti, hanya ikut berbaris seperti wanita bodoh.

Kedua pria itu tak lain adalah Tuan muda Hexa dan sekertarisnya.

Tuan Muda Hexa berjalan di barisan para wanita itu untuk memilih salah satu dari mereka. Semua wanita tampak terkesima oleh ketampanannya, bahkan tidak berniat menghentikan mata genit mereka untuk menatap makhluk yang dengan postur tubuh nyaris sempurna.

Seketika ia menghentikan langkahnya ketika berada tepat di hadapan Andhira.

Hexa menoleh, mengangkat dagu Andhira yang tertunduk menggunakan sebuah pulpen yang ia bawa di saku jasnya.

"Ck, ternyata hanya seorang wanita penghib*r?" batinnya dengan senyum merendahkan.

Andhira merasa tiba-tiba bulu romanya berdiri melihat senyuman pria di hadapannya itu.

"Apa itu tadi? Dia tersenyum seolah sedang menghinaku," batin Dhira tak terima.

"Aku mau dia, tolong Anda antarkan barangnya ke alamat yang dikirim."

"Baik, Tuan. Saya jamin akan mengirimnya tepat waktu," jawab madam dengan sopan.

Tuan Hexa pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu diikuti oleh Sekertaris Jo.

"Apa-apaan ini? Maksudnya mereka ingin aku dikirim ke tempat pria itu? Mereka mau melakukan apa?" Seketika Dhira mulai panik, kenapa harus dirinya yang dipilih dari banyaknya wanita cantik yang ada di sana.

Terpopuler

Comments

Arafah Ijatti

Arafah Ijatti

hadir disini kk nungguin di fb kelamaan😍😍

2022-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Dipilih Tuan Muda
2 Dikirim Untuk Tuan Muda
3 Ancaman Tuan Hexa
4 Pesta Ulang Tahun
5 Memperkenalkan Dhira Pada Kakek
6 Kesepakatan
7 Pak Wang Jadi Sasaran
8 Dhira Sakit Lagi
9 Menyalahkan Pak Wang
10 Mie Kadaluwarsa
11 Bubur Penyambung Nyawa
12 Hukuman Anak Nakal
13 Wanita Masalalu
14 Ketemu Mantan
15 Kamu Milikku
16 Tongkat Kehidupan
17 Tremor
18 Tidur Sekamar
19 Mau Kabur
20 Para Pekerja Jadi Sasaran
21 Lidah Setajam Silet
22 Pria Cap Kadal
23 Uring-uringan
24 Pertengkaran
25 Binatang Liar
26 Dilema
27 Siput Ketakutan
28 Warisan
29 Penyuka Sesama Batang
30 Bebas? Jangan Harap!
31 Senyum Langka
32 Disambut Bak Ratu
33 Ibu Kandung Rasa Ibu Tiri
34 Bertemu Orang Baik
35 Salah Momen
36 Diamnya Lebih Menakutkan
37 Berjuang Sendiri
38 Otak Encer
39 Pujian Membawa Petaka
40 Ngambek
41 Si Kucing Rakus
42 Buaya dan Kucing
43 Hobi Baru Hexa
44 Menggemaskan
45 Wanita Elegant
46 Dulu dan Sekarang Berbeda
47 Foto Prewedding
48 Tidur Denganku
49 Hexa Kalah Telak
50 Kemenangan
51 Kalah Untuk Kedua Kalinya
52 Ibu Tak Tahu Malu
53 Dhira Membuat Jantung Hexa Tak Aman
54 Kau Bebas Menyentuhku
55 Ayo, Menikah!
56 Menurutmu Bagaimana?
57 Menampar Dhira
58 Tak Mengerti Dengan Sikapnya
59 Saling Gosok Punggung
60 Mulai Perhatian
61 Dhira Sangat Berani
62 Pembalasan Hexa
63 Tugas Sebagai Suami
64 Mengerjai Hexa
65 Kado Spesial Untuk Hexa
66 Kehormatan Dhira
67 Ternyata Hexa Masih Polos
68 Diperlakukan Bagai Ratu
69 Kado Ulang Tahun
70 Keindahan Malam
71 Perubahan Sikap Hexa
72 Finally
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Dipilih Tuan Muda
2
Dikirim Untuk Tuan Muda
3
Ancaman Tuan Hexa
4
Pesta Ulang Tahun
5
Memperkenalkan Dhira Pada Kakek
6
Kesepakatan
7
Pak Wang Jadi Sasaran
8
Dhira Sakit Lagi
9
Menyalahkan Pak Wang
10
Mie Kadaluwarsa
11
Bubur Penyambung Nyawa
12
Hukuman Anak Nakal
13
Wanita Masalalu
14
Ketemu Mantan
15
Kamu Milikku
16
Tongkat Kehidupan
17
Tremor
18
Tidur Sekamar
19
Mau Kabur
20
Para Pekerja Jadi Sasaran
21
Lidah Setajam Silet
22
Pria Cap Kadal
23
Uring-uringan
24
Pertengkaran
25
Binatang Liar
26
Dilema
27
Siput Ketakutan
28
Warisan
29
Penyuka Sesama Batang
30
Bebas? Jangan Harap!
31
Senyum Langka
32
Disambut Bak Ratu
33
Ibu Kandung Rasa Ibu Tiri
34
Bertemu Orang Baik
35
Salah Momen
36
Diamnya Lebih Menakutkan
37
Berjuang Sendiri
38
Otak Encer
39
Pujian Membawa Petaka
40
Ngambek
41
Si Kucing Rakus
42
Buaya dan Kucing
43
Hobi Baru Hexa
44
Menggemaskan
45
Wanita Elegant
46
Dulu dan Sekarang Berbeda
47
Foto Prewedding
48
Tidur Denganku
49
Hexa Kalah Telak
50
Kemenangan
51
Kalah Untuk Kedua Kalinya
52
Ibu Tak Tahu Malu
53
Dhira Membuat Jantung Hexa Tak Aman
54
Kau Bebas Menyentuhku
55
Ayo, Menikah!
56
Menurutmu Bagaimana?
57
Menampar Dhira
58
Tak Mengerti Dengan Sikapnya
59
Saling Gosok Punggung
60
Mulai Perhatian
61
Dhira Sangat Berani
62
Pembalasan Hexa
63
Tugas Sebagai Suami
64
Mengerjai Hexa
65
Kado Spesial Untuk Hexa
66
Kehormatan Dhira
67
Ternyata Hexa Masih Polos
68
Diperlakukan Bagai Ratu
69
Kado Ulang Tahun
70
Keindahan Malam
71
Perubahan Sikap Hexa
72
Finally

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!