Tikungan Mesra

Hari telah berganti, pagi pun telah datang kembali, hari ini Kinara bangun lebih pagi dari biasanya, karena harus mendampingi murid-murid nya untuk mengikuti cerdas cermat di SMU yang lumayan jauh dari tempatnya mengajar.

"Mas, bangun, Mas!"ucap Kinara menepuk pelan lengan Arjuna.

"Hum,"sahut Arjuna perlahan membuka matanya, pria itu kemudian segera beranjak ke kamar mandi. Setelah siap, dengan segala keperluan yang harus mereka bawa, mereka pun langsung turun untuk sarapan. Mereka berdua sarapan terlebih dahulu dari Abimana dan Agus, karena harus berangkat agak pagi.

"Mas, kita ke sekolah dulu, ya?!"pinta Kinara.

'Hum,"sahut Arjuna seperti biasanya, minim kosa kata.

Beberapa menit kemudian, mereka pun tiba di depan gerbang sekolah,"Aku akan pergi ke mini market sebentar,"ucap Arjuna saat Kinara hendak turun dari mobil.

"Iya. Aku masuk dulu, Mas!"pamit Kinara, kemudian langsung keluar dari mobil dan masuk ke sekolah tempat nya mengajar itu.

"Nah, itu Bu Kinar,"ucap Bu Cici, wanita paruh baya yang kelebihan lemak di tubuhnya itu, menunjuk ke arah Kinara.

"Maaf, saya terlambat, ya?!"ucap Kinara tidak enak hati.

"Enggak kok, Bu. Semuanya juga baru ngumpul,"sahut Pak Rudi menampilkan senyuman termanisnya, dan guru yang lain yang ada di ruangan itu pun ikut mengiyakan.

Untuk beberapa menit para guru kembali memberi pengarahan pada anak didik mereka yang akan mengikuti lomba cerdas cermat, kemudian menyuruh mereka untuk segera bersiap berangkat.

"Semua sudah siap. Jadi Bu Cici dan saya, yang nanti ikut dalam mobil anak-anak,"ujar Pak Yudi setelah tadi mengatur tempat duduk para muridnya dalam mobil," Pak Rudi, dan Bu Kinar jadi naik motor?"tanya Pak Yudi berganti menatap keduanya.

"Iya, Pak. Kami naik motor sendiri-sendiri. Saya sudah menawarkan pada Bu Kinar agar satu motor dengan saya saja, tapi Bu Kinar nya malah tidak mau,"ucap Pak Rudi memasang wajah lesu.

"Kenapa tidak satu motor saja dengan Pak Rudi, Bu? Perjalanan nya jauh, loh! Jalannya juga berkelok dan banyak tanjakan,"sahut Pak Yudi.

"Iya, Bu Kinar. Mendingan sama Pak Rudi. Boncengan motor berduaan, jalannya nanti banyak tikungan mesranya loh,"imbuh Bu Cici menggoda Kinara.

"Tikungan mesra?"tanya Pak Yudi tidak mengerti.

"Iya, Pak, jalan yang terlalu menikung tajam, kalau naik mobil sebangku sama pasangan kan, bisa dempet-dempetan. Kalau naik motor bisa main peluk-pelukan,"ujar Bu Cici sambil senyum-senyum.

"Ada-ada saja Bu Cici. Tapi benar kata Bu Cici, sebaiknya Bu Kinar boncengan aja sama Pak Rudi,"sahut guru yang lain setuju.

Nampak Pak Rudi penuh harap agar Kinara mau satu motor dengan nya. Sedangkan Kinara nampak menghela napas,"Maaf, tapi saya diantar oleh suami saya,"ucap Kinara jujur.

"Eh, yang bener, Bu? Mana suami ibu?"tanya Bu Cici terlihat antusias.

"Tadi katanya mau ke mini market dulu,"sahut Kinara.

"Ya sudah, kita lihat ke depan, yuk! Saya penasaran, seperti apa suaminya Bu Kinar,"ucap Bu Cici antusias, segera bergegas keluar diikuti oleh yang lainnya. Namun sayangnya, bel jam tanda jam pelajaran dimulai sudah berbunyi, sehingga guru yang lain harus bersiap mengajar. Hanya Pak Rudi, Pak Yudi dan Bu Cici yang akhirnya ikut ke depan untuk melihat suami Kinara.

"Mana, Bu Kinar?"tanya Bu Cici menoleh ke kanan dan kiri penasaran.

"Belum balik ke sini, Bu,"sahut Kinara yang tidak melihat mobil suaminya di sekitar sekolah itu.

"Jangan-jangan, Bu Kinar cuma cari alasan, nich, buat nolak Pak Rudi,"celetuk Bu Cici.

"Ini sudah waktunya kita berangkat, Bu, Pak!"ucap Pak Yudi seraya menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Bu Kinar yakin, nggak mau berangkat bareng saya?"tanya Pak Rudi yang belum percaya jika Kinara diantar suaminya.

"Mana mungkin saya berangkat sama bapak. Nanti suami saya nyariin,"ucap Kinara.

Akhirnya rombongan itu pun berangkat, meninggalkan Kinara yang berdiri di depan gerbang sekolah. Tak lama setelah rombongan itu berangkat, Arjuna pun sudah kembali dan menghentikan mobilnya di dekat Kinar berdiri. Kinara pun langsung masuk ke dalam mobil.Tanpa bicara apapun, Arjuna kembali melajukan mobilnya setelah Kinara memasang sabuk pengaman.

"Di depan itu, mobil mereka, Mas,"ucap Kinara saat melihat mobil yang membawa rombongan nya. Tapi Arjuna malah mendahului mobil itu, saat mengenali motor dan perawakan seseorang yang berada di belakang mobil tersebut. Pria yang mengendarai motor di belakang mobil siswa-siswi itu adalah pria yang pernah berbicara dengan Kinara di dekat pintu gerbang sekolah.

Karena Arjuna hanya fokus mengendarai mobilnya, tanpa berbicara pada Kinara, akhirnya Kinara pun tertidur. Arjuna melirik Kinara yang tampak tertidur. Arjuna pun menepikan mobilnya dan menurunkan kursi Kinara agar wanita itu bisa tidur dengan nyaman. Setelah itu, Arjuna kembali melajukan mobilnya.

***

"Ra! Ra! Kita sudah sampai,"panggil Arjuna menepuk-nepuk lengan Kinara pelan.

"Eh, aku tertidur. Maaf, Mas!"ucap Kinara. Hatinya berbunga-bunga saat menyadari Arjuna menurunkan kursinya, yang pastinya bertujuan agar tidurnya nyaman.

"Nanti kamu hubungi saja aku, jika sudah mau pulang. Aku akan bertemu teman lamaku di daerah ini,"ucap Arjuna yang baru kali ini bicara lumayan panjang.

"Iya, Mas,"sahut Kinara yang sudah mau keluar dari mobil, tapi diurungkannya saat dia menyadari sesuatu,"Mas, bagaimana aku menghubungi Mas? Aku tidak punya nomor Mas Juna,"ujar Kinara.

Tanpa bicara, Arjuna menengadahkan tangannya. Kinara yang mengerti maksud Arjuna pun, langsung memberikan handphonenya pada Arjuna.

"Kunci layarnya?"tanya Arjuna menatap Kinara.

"Tiga belas sepuluh, Mas,"sahut Kinara. Dan tak lama kemudian, Arjuna pun mengembalikan handphone Kinara. Setelah mencium tangan Arjuna, Kinara pun langsung keluar dari mobil. Kinara menatap mobil Arjuna yang semakin menjauh dengan senyuman tipis di bibirnya yang berwarna pink.

"Tin! Tin!"suara klakson mobil itu membuat Kinara menoleh. Ternyata rombongan Bu Cici baru sampai. Kinara pun berjalan memasuki sekolah itu menghampiri rombongan yang lebih dulu masuk ke area sekolah.

"Kami yang berangkat duluan, kok malah Bu Kinar yang sampai duluan. Mana suaminya, Bu?"tanya Bu Cici setelah keluar dari mobil.

"Katanya tadi mau menemui salah satu teman nya yang tinggal di sekitar sini, Bu,"sahut Kinara jujur.

"Saya tambah penasaran dengan suami Bu Kinar,"celetuk Pak Yudi.

Sementara itu di sebuah kafe.

"Jun, lama sekali tidak bertemu,"ucap seorang pria berambut gondrong.

"Gimana kabar kamu?"tanya Arjuna setelah mereka mengadu kepalan tangan mereka sebagai salam.

"Baik. Masih dengan hobi ku yang dulu, melukis,"ucap pria berambut gondrong itu. Keduanya kemudian duduk di salah satu meja dan memesan cemilan.

"Apa ada hal yang penting, hingga kamu menemui aku jauh-jauh ke sini?"tanya pria yang tidak lain bernama Derry itu.

"Aku kesini karena hanya ingin menghilangkan rasa bosanku saja,"sahut Arjuna menjelaskan.

"Sejauh ini? Hanya untuk menghilangkan rasa bosan?'tanya Derry tak percaya.

"Aku ke sini karena mengantar istriku, dan menunggu nya menyelesaikan pekerjaan nya,"sahut Arjuna terlihat santai dan tenang.

"Istri? Sejak kapan kamu menikah?"tanya Derry tampak terkejut.

"Sudah hampir sebulan,"sahut Arjuna.

"Kok kamu nggak ngundang aku? Dan... apa Rania tahu, jika kamu sudah menikah?"

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Susetiyanti RoroSuli

Susetiyanti RoroSuli

Rania dan Kania hampir sama ya namanya

2024-02-21

2

Rifa Endro

Rifa Endro

Rania siapa lagi , dia ??? mantan nya si Juna

2023-12-04

2

Indah

Indah

nunggu novel yang 2 up mampir sini dulu 😊

2023-10-31

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!