Gelang Arjuna

Pagi menjelang, perlahan Kinara yang tidur dengan posisi miring dengan kedua telapak tangan yang disatukan dan dijadikan bantal pipinya itu membuka matanya. Untuk beberapa saat Kinara belum beranjak dari posisinya untuk mengumpulkan nyawanya agar kembali di tubuhnya. Merasa nyawa nya sudah kembali berkumpul di tubuhnya, Kinara perlahan beranjak, namun Kinara menghentikan pergerakan nya saat merasa ada yang menimpa perutnya.

"Deg.. deg..deg.. "jantung Kinara tiba-tiba berdetak kencang saat melihat tangan besar yang melingkar di perut nya. Perlahan Kinara menoleh ke belakang dan matanya langsung menangkap wajah suaminya yang berbaring tepat di belakangnya, menghadap ke arah dirinya. Saat ini, wajah itu begitu dekat dengan wajahnya.

"𝘿𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙚𝙡𝙪𝙠 𝙠𝙪?"gumam Kinara dalam hati, menatap wajah suaminya yang masih memejamkan matanya itu. Jantungnya masih berdetak kencang, tapi kedua sudut bibirnya tertarik ke atas hingga menciptakan senyuman di bibirnya.

"𝙏𝙚𝙧𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙞𝙣𝙞 𝙧𝙖𝙨𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙡𝙪𝙠 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙧𝙞𝙖. 𝙍𝙖𝙨𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙣𝙮𝙖𝙢𝙖𝙣,"gumam Kinara dalam hati dan kembali memejamkan matanya, menikmati pelukan suaminya. Namun itu semua hanya sesaat, karena Kinara harus menyiapkan sarapan pagi.

Dengan tidak rela, Kinara melepaskan pelukan suaminya secara perlahan, agar pria dingin dan kaku itu tidak terbangun. Untuk beberapa saat, Kinara menatap suaminya dari samping ranjang dengan senyum yang menghiasi bibirnya, kemudian beranjak keluar dari kamar itu dan pergi ke dapur.

Setelah berkutat dengan peralatan memasak dan berhasil membuat menu sarapan pagi bersama Bik Iyem, Kinara kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Saat keluar dari kamar mandi, Kinara melihat suaminya baru bangun, perlahan suaminya itu turun dari ranjang dan sesekali masih menguap. Membuka lemari untuk mengambil pakaian dalamnya, kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Masih seperti biasa, tanpa sepatah katapun keluar dari bibirnya.

Kinara membereskan tempat tidur, dan seperti biasanya, setelah selesai merias diri, Kinara menyiapkan pakaian untuk Arjuna. Kinara selesai menyiapkan pakaian Arjuna bertepatan dengan pria itu keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan kaos singlet dan celana pendek. Tubuhnya yang tinggi, tegap, berotot dengan dada yang bidang pun terpampang di depan mata Kinara.

"Bi. biar aku bantu, Mas,"ucap Kinara, memberanikan diri untuk membantu Arjuna saat Arjuna ingin memakai kemejanya. Walaupun sebenarnya, jantung nya semakin berdetak kencang saat dekat dengan Arjuna, tapi melihat dada bidang dan tubuh atletis suaminya itu terasa sangat menyenangkan. Ingin rasanya Kinara memeluk tubuh pria di depannya itu.

Arjuna tidak berkata apa-apa, namun memberikan kemeja yang sudah dipegang nya kepada Kinara. Saat membantu Arjuna memakai kemejanya, Kinara mengancingkan kemeja bagian atas Arjuna dengan mendongakkan kepalanya. Tinggi badan Arjuna mencapai seratus delapan puluh sentimeter, sedangkan tinggi badan Kinara hanya seratus lima puluh tiga centimeter. Saat berdiri di samping Arjuna, tinggi Kinara hanya sebatas pundak Arjuna saja.

Kinara hanya diam saat membantu Arjuna memakaikan kemeja dasi dan jasnya. Sedangkan Arjuna hanya diam menatap wajah Kinara tanpa ekspresi, membuat Kinara menjadi kikuk sendiri. Sebenarnya Kinara membantu Arjuna memakai pakaiannya hanya agar bisa lebih dekat dengan suaminya itu.

Namun entah kenapa, Kinara yang biasanya mudah akrab dengan siapa pun, jadi kehabisan kata-kata saat berhadapan dengan Arjuna. Bahkan jantungnya tidak bisa dikondisikan saat dekat dengan Arjuna, apalagi dia sadar bahwa sejak dirinya membantu Arjuna memakai baju, pria itu terus saja menatapnya, hingga membuatnya merasa kikuk.

Setelah seleksi membantu Arjuna memakai pakaiannya, Kinara turun lebih dulu. Tak lama kemudian Arjuna pun menyusul ke ruang makan, dimana Abimana dan Agus sudah duduk dengan manis di sana.

"Mbak Kinara berangkat bareng sama kami, kan?"tanya Agus setelah mereka selesai sarapan.

"Aku hari ini akan mengajar ke SMU Setya Budi, Gus. Jam sepuluh nanti aku baru ke SMU Anak Bangsa. Aku naik motor saja. Kalau aku berangkat bareng sama kalian, terpaksa pulangnya naik kendaraan umum, dong!"sahut Kinara tersenyum tipis, sedangkan Arjuna nampak melirik istrinya itu, saat wanita itu tersenyum.

"Ohh.. begitu, ya?"ucap Agus seraya mengangguk-angguk kecil.

"Jam kerja Kinara tidak menentu, Gus. Walaupun kalian bisa berangkat bersama, kalian tidak bisa pulang bersama-sama,"ujar Abimana menghela napas panjang.

...----------------...

Tak terasa waktu pun sudah berganti sore. Kinara segera membuatkan kopi, saat suaminya pulang. Sedangkan Arjuna memilih membersihkan diri setelah pulang bekerja, untuk menghilangkan rasa lelah dan penat di tubuhnya setelah seharian penuh bekerja.

"Mbak, sedang bikin kopi, ya?"tanya Agus yang tiba-tiba masuk ke dalam dapur.

"Iya, Gus. Apa kamu mau aku buatkan kopi juga?"tanya Kinara menatap Agus sekilas.

"Mau dong, Mbak,"sahut Agus antusias, dengan senyum yang mengembang di bibirnya hingga memperlihatkan gigi gingsul nya yang membuat senyumnya semakin manis.

"Ya sudah, ini buat kamu saja. Biar aku buat lagi untuk Mas Juna,"ucap Kinara tersenyum tipis sembari menyodorkan secangkir kopi untuk Agus. Dan dengan senang hati, Agus pun menerimanya.

"Eh, kamu pakai gelang Yin dan Yang, Gus?"tanya Kinara saat melihat gelang yang dipakai Agus.

"Iya, Mbak. Suka aja, sekarang, kan lagi ngetrend pakai gelang tali kayak begini,"ucap Agus kemudian menyeruput kopinya.

"Aku lihat Mas Juna juga memakai gelang seperti itu, tapi cuma Yin nya saja,"ucap Kinara seraya kembali membuat kopi. Kinara memang melihat Arjuna selalu memakai gelang bersimbol Yin di tangan kirinya.

"Wahh.. kopi buatan Mbak Kinara memang mantul, mantap betul!"ucap Agus setelah beberapa kali menyeruput kopinya, kemudian menatap Kinara,"Setahu aku, gelang yang dipakai Mas Juna itu adalah gelang pemberian almarhum ayahnya, Mbak. Kata kakek, setahun sebelum paman meninggal, paman memberikan sepasang gelang bersimbol Yin dan Yang kepada Mas Juna,

"Kata kakek, simbol Yin dan Yang di gelang Mas Juna itu dibuat dari batu giok. Tapi aku tidak tahu, kenapa Mas Juna hanya memakai gelang yang bersimbol Yin saja, aku tidak pernah melihatnya memakai gelang yang bersimbol Yang,"

"Sangking penasaran nya, aku beberapa kali pernah menanyakan pada Mas Juna, kenapa dia tidak pernah memakai gelang yang bersimbol Yang. Tapi Mas Juna selalu terdiam jika aku menanyakan soal itu. Bahkan setelah aku bertanya, dia terlihat melamun,"jelas Agus panjang lebar.

"Benarkah?"tanya Kinara jadi ikut penasaran.

"Hum,"sahut Agus singkat.

"Ya, sudah, aku anterin kopi buat Mas Juna dulu, ya, Gus?!"ucap Kinara seraya mengangkat kopi yang sudah selesai dibuatnya.

"Iya, Mbak. Makasih, ya, kopinya! Lain kali aku mau jika dibuatkan lagi,"ucap Agus sambil nyengir.

"Oke! Sip! Pasti aku buatin,"ucap Kinara tersenyum tipis seraya berjalan keluar dari dapur.

"Beruntung sekali Mas Juna punya istri seperti Mbak Kinara. Cantik, pintar, ramah, masakannya enak, dan nampak sangat perhatian pada keluarga. Bahkan Mbak Kinara selalu memperhatikan pola makan kakek,"gumam Agus seraya menatap punggung Kinara yang semakin jauh dari pandangannya.

...🌸❤️🌸...

.

Tinggalkan jejak, ya! Biar Kak Nana semangat nulis.🙏🙏🙏🙏🙏

To be continued

Terpopuler

Comments

Susetiyanti RoroSuli

Susetiyanti RoroSuli

jangan jangan Arjuna cemberut e e cemburu dama Agus ya yg suka usil tapi benar omongannya

2024-02-21

3

Lina ciello

Lina ciello

lahh mosokk 153..aq ae 157 cendek loh wesan 😭

2023-01-17

1

mama naura

mama naura

oke langsung aja lanjut up dan semangat trus KK

2022-10-30

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!